Bumi dengan regulasi normalnya seperti hari ini harusnya menjadi sesuatu yang benar-benar harus disyukuri. Tak terbayangkan seumpama bumi tercinta kita ini diciptakan dengan berbagai keabnormalan. Tentulah akibatnya akan sangat mengancam bagi kehidupan umat manusia.
Misalnya saja Tuhan menghilangkan kemampuan tumbuhan untuk menyerap karbon dioksida meskipun katakanlah tetap mampu menghasilkan oksigen. Dengan kondisi seperti itu, dipastikan kita bakal almarhum sejak dulu. Terlalu banyak karbon akan merusak lapisan ozon dan kemudian akan menghasilkan reaksi-reaksi berantai mematikan lainnya. Sungguh tumbuhan yang bisa menghirup karbondioksida patut untuk kita syukuri.
Mari kita berandai-andai lagi dengan berbagai perumpamaan. Harapannya, setelah membaca ini kita bakal selalu penuh rasa syukur atas semua hal-hal normal yang terjadi di Bumi. Simak ulasannya berikut.
Rumah boleh nyaman, tapi kalau tak ada atapnya, sama saja seperti tak ada artinya. Hujan tetap kehujanan, panas tetap kepanasan, batu-batu pun bisa masuk rumah dengan mudah. Kira-kira analogi atap ini sama seperti fungsi atmosfir bagi Bumi. Tak bisa tidak ada.
Gravitasi membuat kita tak pernah benar-benar sadar jika sebenarnya Bumi itu terus bergerak. Nah, bergeraknya Bumi ini sendiri adalah hal yang patut untuk benar-benar kita syukuri. Pasalnya, sebentar saja Bumi ogah berputar maka akan terjadi kekacauan yang maha dahsyat.
Meskipun jauh di atas sana, tapi bulan memberikan pengaruh besar bagi kehidupan manusia di Bumi. Ya, bulan berperan sebagai kontroller pasang surut air laut. Ia juga membantu manusia menciptakan sistem penanggalan yang presisi dan pas seperti hari ini.
Gravitasi memegang peranan yang begitu penting bagi kehidupan. Ia membuat segalanya tetap berada di tempatnya seperti sekarang. Laut tetap di tempatnya, benda-benda tetap jatuh ke bawah, atmosfir tetap ada di atas, dan lain sebagainya. Tanpa gravitasi mungkin imajinasi kita bakal dipenuhi dengan hal-hal menyenangkan seperti melayang ke sana kemari. Padahal, sejatinya tanpa itu semua kita pasti mati.
Tak ada posisi lain yang paling nyaman bagi Bumi dan manusia selain yang sekarang ini, yakni pas di setelah Venus dan sebelum Mars. Ini adalah posisi di mana sebuah planet tidak terlalu dingin tapi juga tidak terlalu panas, sangat pas untuk kehidupan. Lalu, bagaimana seumpama Bumi bertukar dengan salah satu planet di tata surya? Mars misalnya? Tentulah kita dalam bahaya yang mematikan.
Sungguh mengerikan sekali kalau kita mengalami salah satu dari skenario di atas. Seumpama benar terjadi, maka tak ada konsekuensi lain selain kematian. Kabar buruknya, menurut para ahli, di masa depan nanti kemungkinan beberapa hal di atas akan jadi kenyataan. Misalnya hilangnya atmosfir sampai melemahnya gravitasi Bumi.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…