Sosok Mardigu Wowiek Prasantyo belakangan banyak menjadi perbincangan hangat di dunia maya. Pria yang dikenal sebagai pengamat intelijen ini mencuat setelah tampil di acara podcast Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu. Dalam video tersebut, dirinya bercerita banyak tentang fenomena yang terjadi belakangan ini.
Bukan masalah sepele yang diungkap oleh pria yang disapa Bossman ini. Ia mengulas mulai dari pemerintahan, politik, bisnis, hingga soal teori konspirasi di balik wabah Covid-19, yang kesemuanya mungkin akan membuat para pendengarnya tercengang. Seperti apa cerita lengkapnya? Simak ulasan Boombastis berikut.
Keberadaan oligarki dan plutokrasi yang mencengkeram Indonesia
Saat berbicara mengenai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), ada sebuah pernyataan yang menarik dari Mardigu. Terutama menyangkut pihak-pihak mana saja yang diuntungkan dari bisnis yang dilakukan oleh perusahaan pelat merah. Kala itu, ia menyebut oligarki, yakni sekelompok orang yang mengendalikan pemerintahan.
Ada pula istilah plutokrasi, yang dijabarkan sebagai orang-orang kaya yang mempunyai kekuatan untuk menguasai pemerintahan. Mardigu mengambil contoh pemerintahan Amerika Serikat yang dikuasai plutokrasi dan Rusia dikuasai Oligarki. Kemudian saat ditanya Deddy Corbuzier soal siapa yang menguasai pemerintahan Indonesia, ia menjawab keduanya.
ISIS dan sistem The Hornet Nest yang diciptakan badan intelijen dunia
Soal radikalisme, Mardigu juga memiliki pandangan yang menarik. Sikap ekstremisme yang sempat diusung oleh ISIS untuk meneror dunia, menurut dirinya tak lepas dari peran intelijen dari negara-negara besar, seperti Amerika Serikat (CIA), Inggris (M-16), dan Mossad (Israel). Kerjasama rapi dari kelompok inilah yang berada di balik kelahiran ISIS.
Salah satu yang menarik adalah konsep The Hornet Nest, di mana hal tersebut disematkan pada ISIS untuk menarik para pejuang (mujahidin) dari seluruh dunia untuk bergabung. Setelah mereka tergabung, barulah ISIS yang mereka buat dihancurkan secara perlahan-lahan. Termasuk para mujahidin yang terlena dengan fanatisme buta di dalamnya.
Virus corona (Covid-19) yang dianggap memiliki 3 jenis
Informasi ini menurut pengakuan Mardigu didapat dari temannya, seorang profesor asal Malaysia yang berada di University of Cambridge. Dalam penjelasannya, virus terbagi menjadi tiga yang diistilahkan sebagai A,B, dan C dan telah diperkaya (enriched) alias dimodifikasi.
Mardigu melanjutkan, virus yang terbagi kemudian menjadi akar dari wabah A yang menjangkiti Amerika, wabah B di Wuhan, dan Wabah C di Eropa. Apa yang diungkapkan ini pun kemudian banyak dikaitkan dengan teori konspirasi yang memang merebak seiring Covid-19 yang telah menjadi pandemi global.
Peran globalis dunia di balik wabah Covid-19
Saat wabah Covid-19 merebak, nama Donald Trump dan Barrack Obama muncul dalam pernyataan Mardigu. Menurutnya, kedua tokoh tersebut punya cerita masing-masing. Saat Obama memerintah, industri farmasi diuntungkan karena pemerintahannya cenderung ke sana. Namun saat Trump naik menggantikan Obama, hal tersebut dihilangkan karena dirinya lebih berorientasi ke militer.
Mardigu percaya, Covid-19 diciptakan agar para globalis farmasi kembali meraih keuntungan seperti di era Obama. Hal tersebut sekaligus menjadi ‘jalan’ untuk menjatuhkan Donald Trump. “Nah, itu yang mau gue omongin. Itu yang menjadi key, kenapa (partai Demokrat) harus menang. Karena Globalist farmasi ada di belakangnya (partai Demokrat),” jawab Mardigu dalam sebuah videonya.
BACA JUGA: Kenalan dengan Mardigu Wowiek dan Teorinya Soal Covid-19 yang Akan Membuatmu Kaget
Sosok Mardigu Wowiek memang fenomenal lantaran membagikan banyak cerita yang selama ini jarang diketahui oleh masyarakat awam. Kritikan Mardigu terhadap Indonesia dalam berbagai hal – terutama ekonomi, seakan membuka kenyataan bahwa masih ada yang ‘tidak beres’ dengan tanah air kita tercinta ini. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?