Supaya tetap eksis, kita memang harus ngikutin trend yang ada. Tapi kalau cuma asal ikut tanpa mempertimbangkan risikonya, trend bisa jadi boomerang buat kita. Bukan cuma membuat kita mendapatkan komentar buruk, tapi juga bisa kena bully, dipecat dari pekerjaan, bahkan bisa menemui kematian!
Skip challenge menjadi viral di sosial media sejak dua tahun terakhir. Permainan yang lagi trend di kalangan remaja ini dilakukan dengan cara menghentikan asupan oksigen ke dalam tubuh hingga pemain pingsan. Menurut pengakuan yang pernah memainkan skip challenge, permainan ini bisa menghilangkan stress dan tentunya bisa bikin eksis di media sosial. Tapi apa iya skip challenge aman untuk dilakukan?
Berakibat Fatal
Bulan Maret tahun lalu, seorang remaja di South Carolina, Amerika Serikat tewas setelah melakukan skip challenge. Permainan ini memang melibatkan keadaan fisik manusia sehingga mereka yang memiliki fisik lemah tidak akan bisa bertahan.
Skip challenge bekerja dengan memutus asupan oksigen ke dalam tubuh. Sementara kita tahu oksigen dibutuhkan otak untuk bisa bekerja. Jika seseorang dengan kondisi fisik yang tidak fit iseng-iseng melakukan tantangan ini, ia bisa berakhir dengan kehilangan nyawa.
Bermula di tahun 1990-an
Meskipun baru trend sekarang, tapi skip challenge sudah dilakukan di tahun 1990-an. Tidak ada yang tahu pasti siapa yang memulainya. Skip challenge dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang dilakukan oleh dua orang, tiga orang, bahkan seorang diri.
Ada tiga cara umum untuk melakukan tantangan ini. Pertama bisa dilakukan dengan menahan nafas sepanjang 20 detik dan seorang teman menekan dada pemain dengan keras. Cara kedua adalah dengan mencekik menggunakan tali atau ikat pinggang. Cara ketiga bisa dilakukan seorang diri dengan menahan nafas sepanjang 30 detik dan melompat secara tiba-tiba dengan tetap menahan nafas.
Efek Nge-fly
Tentunya kita bertanya-tanya, apa yang menyebabkan para remaja ingin melakukan tantangan tersebut. Ada alasan-alasan yang bersifat sosial, namun ada juga alasan yang mengatakan bahwa pingsan sejenak bisa membuat kita merasa nge-fly. Ada yang bilang nge-fly adalah cara terbaik untuk menghilangkan stress. Untuk mendapatkan efek itu, dibutuhkan narkoba. Anak-anak remaja biasanya tidak punya uang cukup untuk membeli narkoba dan tentunya mereka tidak mau melanggar hukum sehingga mereka melakukan cara lain. Salah satunya adalah dengan skip challenge.
Kekurangan oksigen memang dapat membuat kita merasa melayang. Beberapa orang menganggap itu menyakitkan. Tapi sebagian berkata itu sakit yang enak dan bikin kecanduan.
Tantangan untuk Tenar
Dari namanya kita bisa lihat bahwa permainan ini bukan cuma buat seru-seruan, tapi juga melihat siapa yang paling berani, gaul, dan gila. Namanya anak remaja, khususnya yang lagi labil, kalau ditantang, pasti langsung setuju demi dibilang keren. Tanpa peduli kondisi kesehatan atau resiko yang mungkin terjadi, mereka mau-mau saja melakukan tantangan pingsan ini.
Tak hanya skip challenge, belakangan juga cukup marak tantangan-tantangan lainnya yang juga sama berbahayanya. Misalnya challenge untuk berjalan di atas gedung-gedung bertingkat, sampai selfie di pucuk-pucuk bangunan pencakar langit.
Mengikuti trend agar dibilang tak ketinggalan memang perlu dilakukan. Tapi, lihat-lihat dulu. Kalau baik dan sesuai monggo diterima, namun jika sebaliknya ya tinggalkan. Menjadi terpandang karena ikut trend mungkin hal yang cukup penting, tapi tetap dahulukan rasio dan logika. Pilih mana sih, dipanggil keren tapi besoknya wafat atau dicela kudet tapi bisa hidup sampai 50 tahun lagi? Jawabannya sudah jelas ya.