Jaket atau pun tas dari bahan kulit dan bulu, bagi sebagian orang hal itu memang dianggap berkelas. Selain bisa tampil dengan gaya trendy, memakai jaket bulu juga dijamin bikin lebih hangat para pemakainya. Jadi bukan hal yang aneh kalau seandainya barang macam begini selalu jadi buruan banyak orang.
Di balik semua itu, kita sering lupa masalah binatang yang jadi korban akibat pembuatan barang macam itu. Ya, rupanya masih banyak praktek para peternak yang memperlakukan binatangnya tersebut dengan sangat sadis hanya untuk bulunya. Yang jelas, hal itu pastinya bikin geram kita yang melihat. Berikut ulasan mengenai kekejaman para peternak hewan beberapa negara terutama kelinci demi memperoleh bulunya.
Tidak hanya dilakukan di satu tempat saja
Rupanya aksi kejam beberapa para produsen barang dengan bahan bulu kelinci ini tidak hanya dilakukan oleh satu tempat. Beberapa tahun yang lalu PETA, sebuah organisasi pelindung binatang menemukan hal yang mencengangkan bagaimana praktek panen bulu kelinci dilakukan.
Tidak selang lama dari kejadian itu, muncul pula laporan serupa dari CAFT sebuah organisasi anti perdagangan bulu bintang sekala internasional. Ya, bisa dibilang kalau praktek perdagangan bulu dang tidak sesuai aturan ini rupanya masih sering dilakukan di beberapa negara. Dan ya, masalahnya adalah cara yang dilakukan dalam mengambil bulu itu benar-benar di luar batas wajar.
Memanen bulu China dari kelinci yang masih hidup
Sebuah video kampanye mengenai proses panen bulu kelinci anggota di China beberapa waktu yang lalu sempat membuat netizen dunia jadi heboh. Pasalnya hal yang dilakukan oleh peternak kelinci ini benar-benar di luar batas. Bagaimana tidak, mereka dengan sadisnya mencabut bulu-bulu kelinci yang masih hidup.
Menurut mereka, hal ini akan lebih menguntungkan, pasalnya bulu akan tumbuh kembali dan para pedagang tinggal menunggu waktu beberapa bulan lagi untuk panen. Alhasil dalam selang waktu beberapa bulan itu, kelinci angora siap dipanen kembali dengan dicabuti Bulungan secara hidup-hidup. Jelas hal seperti ini sudah sangat di luar batas.
Nasib miris serupa di Eropa pada kelinci
Sedangkan di Eropa, rupanya praktek yang hampir mirip juga telah lama dilaksanakan. Bedanya, kelinci di sana dibesarkan secara kejam hanya untuk dibunuh dan diambil bulunya. Ya, kelinci yag masih berusia beberapa Minggu sengaja dipisahkan dari induknya.
Kemudian kelinci kecil tersebut dibesarkan dalam kandang sangat sempit dan diisi sampai penuh. Mereka diberi makan meskipun dengan keadaan tidak terurus hingga bulunya tumbuh hingga tebal. Ya, setelah dirasa cukup, kelinci yang masih masuk dalam hitungan belia itu dibunuh dan diambil bulu-bulunya. Meskipun sih masih dibilang mendingan ketimbang di China, namun hal ini masih tetap tidak bisa dibiarkan.
Berbagai protes keras terhadap penyiksaan kelinci
Akibat ditemukannya beberapa fakta mengenai penyiksaan para kelinci ini, akhirnya dilakukanlah sebuah protes keras dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menggunakan video kampanye untuk mengajak mereka melihat betapa menderitanya para kelinci saat di panen oleh peternak. Selain melalui video, protes juga dilakukan dengan menyetop produk-produk dengan bahan dasar bulu kelinci.
Ya, salah satu langkah nyata untuk menghentikan praktek sadis ini adalah kembali pada diri sendiri. Kita harus mulai awas saat ingin membeli sebuah produk, terutama yang berasal dari bulu hewan. Bukannya apa, kadang kita juga tidak bagaimana para produsen mendapatkan bahan dasarnya. Kalau ada sintetis, mending itu sajalah.
Bagaimana pun meskipun binatang, mereka tetaplah makhluk hidup, sudah sewajarnya kalau kita memperlakukannya lebih bijaksana. Jangan lupa, kalau binatang juga bisa merasakan sakit, jadi bukan hal yang bijak kalau kita menyiksanya seperti itu. Namun demikian, tidak semua peternak kelinci kok yang seperti itu, masih banyak yang mengikuti aturan.