Peristiwa tragis ini bisa dijadikan pelajaran yang teramat berharga bagi kamu yang saat ini masih menjalani kehidupan kosan. Bahwa menjalin komunikasi yang baik dan akrab dengan penghuni yang lain adalah suatu keharusan. Kehidupan kosan bisa jadi gambaran bagaimana sepak terjang kamu ketika terjun ke masyarakat setelah berumah tangga nantinya.
Saat ini memang sudah banyak kosan yang menawarkan beragam fasilitas terbaik. Televisi kabel, AC, jaringan internet super kencang, shower yang lengkap dengan water heater, serta sederet fitur dan kelebihan lainnya semakin membuat kita betah berada di dalam kamar kosan. Belum lagi jika memperhitungkan keberadaan smartphone yang semakin canggih saja dan bikin kita lupa daratan ketika memainkannya.
Tapi, dari sudut pandang yang lain hal ini malah akan berdampak negatif bagi penghuninya. Orang jadi semakin ogah untuk sekadar bertatap muka atau bertamu ke kamar lain. “Semua fasilitas udah ada kok di kamar kita, kenapa mesti repot-repot minta ke orang lain?” Begitu kira-kira anggapan bebal yang ada di benak kaum anti-sosial ini. Padahal, ada banyak hal esensial yang jelas mustahil mereka dapatkan dari beragam fasilitas bintang lima tersebut.
Menghargai privasi penghuni lain memang perlu, tapi setidaknya kita mau untuk menyapa mereka terlebih dahulu dan menawarkan diri seandainya mereka memerlukan bantuan. Karena siapa tahu merekalah yang jadi “pahlawan super” tatkala giliran kita yang memerlukan uluran tangan.