Lebih dari sepekan lalu terjadi peristiwa menggemparkan yang barangkali dapat menjadi contoh sempurna bahwa saling mengasingkan diri dan menjaga jarak dari penghuni kos yang lain dapat berakibat sangat fatal.
Seorang mahasiswi bernama Sartika Tio Silalahi yang saat ini sedang menyelesaikan studinya di ITB prodi Studi Perencanaan Wilayah dan Kota angkatan 2013 ditemukan tewas di dalam kamar kosnya, di jalan Plesiran, Taman Sari, Bandung.
Tragis, meninggalnya perempuan yang baru menginjak usia 21 tahun ini baru diketahui setelah tiga hari perkiraan kematiannya. Berawal dari kegelisahan orang tuanya yang berada jauh di Tapanuli, Sumatera Utara, yang meminta pengelola kosan untuk mengecek kabar putri mereka yang sudah tiga hari lamanya tak memberi kabar dan sulit dihubungi.
Sepertinya si empunya kos tak berkediaman di dekat kosan miliknya. Terbukti setelah mendapat kabar tersebut, ia langsung meminta para penghuni lain untuk memeriksa keadaan Sartika via grup komunikasi di salah satu aplikasi pesan instan. Para penghuni yang kebetulan sedang berada di kosan kemudian langsung meluncur ke kamar 206 yang dihuni Sartika.
Karena sang pemilik tak juga keluar setelah kamarnya diketuk berkali-kali, salah satu dari mereka kemudian mengintip ke dalam lewat kisi-kisi di atas jendela kamar. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat sesosok mayat, yang tak lain adalah Sartika, telah terbujur kaku tak bernyawa. Bau tak sedap menyeruak dari lubang ventilasi. Berdasarkan pemeriksaan polisi, diduga remaja muda ini meninggal akibat sakit. Benar saja, ternyata orang tuanya mengatakan bahwa Sartika punya riwayat penyakit maag kronis.