Sejarah mencatat bahwa perbudakan terhadap manusia sudah terjadi sejak ribuan tahun yang lalu. Praktik-praktik amoral yang membuat manusia sudah selayaknya barang dagangan hingga bisa diperlakukan dengan semena-mena. Parahnya lagi, praktik ini terus bertahan hingga sekarang.
Salah satu kebudayaan yang mengenal adanya perbudakan adalah Romawi kuno. Di masa lalu, budak-budak di kawasan Romawi diperlakukan dengan buruk. Bahkan mereka bisa dengan mudah dibunuh meski tidak melakukan kesalahan. Berikut beberapa fakta ngeri dan unik tentang perbudakan di Romawi kuno.
1. Tuntutan Budak yang Keras
Menjadi budak di zaman Romawi kuno sama halnya mati dengan perlahan-lahan. Sejak menjadi budak, maka hak hidup seseorang sudah habis hingga mereka hanya bisa berkata iya tanpa boleh menolak. Sebagai budak, mereka harus bekerja dengan keras setiap harinya dengan minim sekali istirahat. Mereka bekerja dari pagi buta hingga malam menjelang atau hingga tugasnya benar-benar tuntas.
Di masa Romawi kuno, budak banyak dipekerjakan di pertanian. Mereka disuruh menggarap sawah setiap hari tanpa ada hari libur sama sekali. Kejadian-kejadian seperti dehidrasi, kekurangan makan, hingga mati karena kecapaian adalah hal biasa. Di masa itu budak ditempatkan di rumah yang kotor, minim sanitasi, dan kadang masih dirantai kakinya.
2. Memiliki Budak Adalah Budaya
Memiliki budak sudah seperti budaya di zaman Romawi kuno masa itu. Semua warga Roma baik yang kaya hingga yang paling miskin bisa memiliki budak. Mereka yang berada di strata ekonomi rendah bisa memiliki 1-2 budak yang biasanya dipekerjakan di rumah atau pun di ladang dengan perlakuan yang sangat mengerikan.
Semakin tinggi status ekonomi seseorang maka akan semakin banyak juga budak yang dimiliki. Sebut saja seorang dengan nama Nero, dia memiliki sekitar 400 budak yang bekerja di rumah dan persawahannya. Selanjutnya ada Gaius Cecillus Isidorus yang memiliki sekitar 4.166 budak hingga dirinya wafat.
3. Populasi Budak yang Sangat Banyak
Untuk ukuran kebudayaan yang masih sangat kuno. Romawi kuno memiliki jumlah budak yang terbilang banyak. Di masa Romawi masih berkuasa, setidaknya sudah ada 2 juta budak yang tersebar ke seluruh pelosok negeri. Mereka diambil dari para rakyat kecil atau pun kawasan di mana mereka berhasil melakukan pendudukan.
Sebuah sumber yang ditulis oleh McKeown pada 2013 menyebutkan bahwa di awal abad masehi setidaknya 90% orang yang di kawasan Romawi (Italia) adalah keturunan budak. Jadi bisa dilihat betapa populasi budak sangatlah banyak. Hingga sekarang, mungkin penduduk asli di Italia juga berdarah budak yang diturunkan oleh leluhurnya.
4. Cara Pendapatan Budak
Di zaman Romawi kuno, budak bisa didapatkan dengan penangkapan, korban perang atau serangan, perdagangan, dan perkawinan. Cara pertama kerap dilakukan oleh penjual budak di jalanan. Siapa saja yang sekiranya layak untuk budak ditangkap dan langsung diakui sebagai miliknya. Cara kedua biasanya akan menghasilkan banyak sekali budak. Korban perang yang tak punya tempat tinggal diangkut dan siap diakui sebagai hak milik.
Selanjutnya ada perdagangan, siapa saja yang susah mendapatkan budak bisa beli di pasar budak. Asal memiliki uang yang banyak, budak bisa didapatkan. Selanjutnya, budak bisa didapatkan dengan perkawinan. Banyak dari budak disuruh melakukan hubungan badan dan menghasilkan anak yang banyak.
5. Pembebasan Budak di Romawi Kuno
Budak-budak yang ada di Romawi kuno bisa menyatakan diri sebagai manusia bebas ketika mereka melakukan prestasi. Master yang melihat budaknya bisa melakukan apa saja akan memberikan hadiah berupa kebebasan. Cara selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan membayarkan sejumlah uang kepada master sebagai harga dari dirinya sendiri.
Budak yang telah bebas dari majikannya bisa menjalani hidup seperti biasa. Mereka bisa membeli rumah hingga memiliki budak sendiri. Selanjutnya, budak juga masih diwajibkan untuk bekerja selama beberapa waktu di rumah majikan meski statusnya sebagai pekerja biasa dan dibayar dengan upah yang sesuai.
Inilah lima fakta perbudakan paling mengerikan yang terjadi di zaman Romawi kuno. Di zaman itu, budak tak ubahnya barang yang bisa diperlakukan dengan semena-mena. Hidup budak bisa hilang begitu saja jika masternya ingin dia mati. Well, bagaimana menurut Sobat Boombastis semuanya?