Trending

Panas Soal Klaim Wilayah Natuna, Begini Perbandingan Militer Indonesia dan China Saat Ini

Polemik soal klaim wilayah di Natuna semakin memanas. Ha ini terjadi setelah China secara sepihak mengakui bahwa perairan tersebut merupakan salah satu bagian dari negaranya. Dilansir dari News.detik.com, acuan yang digunakan oleh pemerintah Negeri Tirai Bambu itu adalah 9 Garis Putus-putus (9 Dash Line) yang dibikin sejak tahun 1947.

Pihak Indonesia sebagai pemilik sah selama ini, jelas tidak mengaku hal tersebut. Alhasil, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pun sempat mengirim nota protesnya pada Duta Besar Beijing untuk RI. Di tengah suasana yang demikian, kira-kira seperti apa perbandingan kekuatan militer kedua negara besar ini?

China lebih unggul soal kemajuan teknologi perang daripada Indonesia

Dari sisi perkembangan militer, China lebih unggul karena lompatan teknologi tempurnya terbilang sangat pesat. Mulai dari inovasi lewat kapal induk mandiri (Laioning dan Shandong), jet tempur yang menjiplak teknologi Shukoi Rusia (J-20), hingga peluru kendali antar benua (Dongfeng-41), yang bahkan sukses membuat Amerika Serikat segan karena daya ledaknya yang luar biasa.

Dongfeng-41 milik China [sumber gambar]
Untuk Indonesia sendiri, sektor pertahanan di tanah air juga terus mengupayakan peremajaan atas alutsista miliknya. Bersama industri terkait, militer Indonesia berhasil merancang persenjataan dan kendaraan tempur nasional, seperti Medium Tank Harimau Hitam, Kapal Cepat Rudal (KCR-60), sejumlah kendaraan taktis (Anoa, Komodo, hingga Turangga), serta varian militer dari pesawat CN-235.

Kondisi alutsista kedua negara berdasarkan peringkat GFP

Jika dilihat dari peringkat yang dikeluarkan oleh Global Fire Power (GFP) untuk wilayah Asia secara keseluruhan, China unggul atas Indonesia dengan masing-masing negara berada di urutan kedua dan sembilan. Khusus untuk pertempuran laut, China memiliki total 714 alutsista, dengan rincian 2 kapal induk, 52 frigates, 33 perusak, 42 corvettes, 76 kapal selam, 26 kapal patroli, 33 penyapu ranjau, dan personel AL sebanyak 290,000 personil (data 2007) yang dikutip dari Globalsecurity.org.

Kapal induk China jadi salah satu kekuatan untuk menyokong kemampuan tempurnya [sumber gambar]
Indonesia yang berada di peringkat sembilan, memiliki total 221 alutsista untuk menjaga kedaulatan lautnya. Rinciannya adalah, 8 frigates, 24 corvettes, 5 kapal selam, 139 kapal patroli, 11 penyapu ranjau, serta didukung dengan estimasi jumlah personel AL sebanyak 65.190 personel militer (data bulan Desember 2014). Di atas kertas, Angkatan Laut China unggul telak jika dikalkulasi secara matematis dari jumlah alutsista yang ada.

Persiapan kedua negara soal sengketa di wilayah Laut China Selatan (LCS)

Kedua negara besar ini diketahui memiliki argumen masing-masing soal sengketa wilayah di perairan Natuna. Jika dilihat dari Hukum Laut atau United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS), Indonesia adalah pemilik sah dari perairan tersebut. Namun, China diketahui tetap ngotot karena berpijak pada aturan 9 Garis Putus-putus (Nine Dash Line 1947) yang tidak diakui secara internasional.

Anggota Marinir TNI AL saat melakukan pendaratan [sumber gambar]
Dilansir dari DW.com, Indonesia membentuk Operasi Khusus Gabungan yang dilengkapi dengan berbagai alutsista canggih, seperti kapal perang, tank amfibi hingga menyiagakan Shukoi. Sementara untuk China, militer negeri Tirai Bambu itu jauh-jauh hari sudah mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan soal sengketa Laut China Selatan. Kapal induk dengan sejumlah jet J-20 di atasnya, kapal selam, hingga pangkalan militer di Kepulauan Spratly, adalah bentuk nyata atas keseriusan China menyikapi sengketa yang ada.

BACA JUGA: Perbandingan Kekuatan Militer Indonesia dan Tiongkok yang Bagai Cupang dan Paus

Bisa dibilang, armada tempur laut China lebih unggul karena didukung sejumlah alutsista seperti kapal selam (kelas Jin dan Song) dan kapal induk Liaoning. Namun, bukan berarti hal tersebut membuat Indonesia kalah sepenuhnya. Dengan kekuatan yang ada saat ini, NKRI sebagai pemilik sah perairan Natuna juga memiliki persiapan jika suatu saat menghadapi ancaman dari negara lain seperti China misalnya.

Share
Published by
Dany

Recent Posts

Rosita Istiawan Pionir Hijau, Dedikasi Bangun Hutan 25 Tahun

Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…

24 mins ago

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kebakaran Hebat Gedung Terra Drone, Korban Tembus 20 Orang

Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago