Negara Tirai Bambu dalam beberapa peraturan memang sering dinilai berlebihan dan terlalu ekstrem. Namun, ternyata ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari mereka, yaitu kedisiplinan dan ketegasan terhadap peraturan. Misalnya saja, dalam hal berlalu lintas mereka sangat ketat sekali, dari SIM (Surat Izin Mengemudi) hingga tata cara menyeberang semua sudah diatur oleh pemerintah.
Selain itu, negara ini tidak banyak menelurkan pejabat yang korupsi karena lagi-lagi peraturan ketatnya. Bila mau dibandingkan dengan negara kita, ada beberapa hal yang bisa kita jadikan contoh dan tiru. Seperti apakah? Lebih lengkapnya simak uraian Boombastis berikut
Peraturan khusus siswa agar tak pacaran di sekolah
Masa-masa remaja memang peralihan di mana seorang anak ingin tampil menarik di mata lawan jenis, bila perlu punya orang spesial. Namun, hal tersebut malah menjadi sesuatu yang terlarang di Tiongkok ketika para remaja berada di sekolah. Untuk menghindari pacar-pacaran, pihak sekolah membuat kantin (tempat makan) terpisah antara lelaki dan perempuan.
Selain itu, para guru akan berpatroli untuk meninjau siapa saja yang melanggar peraturan tersebut. Hebatnya, aturan ini juga diterima dengan senang hati oleh para orangtua murid. Melihat gaya pacaran kids zaman now yang sudah ngalah-ngalahin orang dewasa, peraturan ini sepertinya cukup membantu jika diterapkan di sekolah.
Para pejabat Tiongkok sangat takut korupsi
Kalau urusan satu ini memang menjadi masalah serius setiap negara, termasuk di Indonesia. Untuk itu, Tiongkok membuat peraturan yang tidak main-main sehingga para koruptor takut dan kapok. Tak main-main, siapapun yang ketahuan melakukan penggelapan uang negara, siap-siap deh, karena eksekusi mati plus peti yang sudah menunggu.
Contoh kasus ini dialami sendiri oleh mantan Menteri Perkeretaapian, Liu Zhijun yang dihukum dengan cara ditembak karena kasus suap yang ia lakukan. Ya, kita hanya bisa berandai-andai jika hukuman ini diberlakukan di Indonesia bagaimana ya?
Jangan coba-coba untuk menyeberang sembarangan kalau tak mau basah kuyup
Salah satu daerah yang bernama Daye di provinsi Hubei menerapkan cara unik agar masyarakatnya tertib dalam menyeberang jalan ketika lampu merah. Mereka membuat alat untuk menyemprot penerobos lampu merah pejalan kaki dengan air yang juga dilengkapi dengan sensor pengenalan wajah.
Alat ini berupa tiang pembatas pendek yang dipasang di persimpangan pejalan kaki, dengan sensor dipasang untuk mendeteksi jika seseorang melintasi jalan sebelum lampu berubah menjadi hijau. Wah, kalau ada di Indonesia pasti banyak banget nih yang basah kuyup!
Keharusan untuk menjadi wisatawan yang beradab
Ketika liburan atau pergi ke tempat rekreasi, orang memang sering melakukan hal yang kadang melanggar aturan, seperti merusak fasilitas umum yang ada, membuat keributan, hingga tingkah memalukan lainnya. Nah, dalam mengantisipasi hal ini, Tiongkok membuat satu buku yang berisi pedoman saat berlibur terutama jika ke negeri orang.
Di antara aturannya adalah, tenang dan tidak ribut saat sedang melihat pertunjukan (bioskop), tidak memaksa turis asing untuk sembarangan diajak berfoto (selfie), serta sopan dan tidak makan berlebihan. Wah, kalau untuk poin aturan menonton di bioskop dan mengajak bule selfie rasanya cocok banget diterapkan di Indonesia kan Saboom (Sahabat Boombastis)?
Memang, Tiongkok selama ini dikenal sebagai rajanya KW, tapi kalau dari segi kebijakan pemerintah rasanya patut diacungi jempol. Indonesia sangat bisa meniru empat jenis peraturan di atas kok. Hanya saja masalahnya, apakah kita sudah siap dengan hal tersebut? Jawabannya ada di diri Saboom masing-masing.