Beberapa hari yang lalu, Menteri Pertahanan Ryamizad Ryacudu mengatakan jika fenomena LGBT ada hubungannya dengan perang proksi (proxy war). Isu itu sengaja dibesar-besarkan agar negeri ini jadi gaduh lalu terjadi banyak konflik di berbagai sisi. Ryamizard juga menambahkan jika perang proksi jauh lebih berbahaya dari perang konvensional. Pasalnya saat perang ini terjadi, lawan tak diketahui siapa. Tahu-tahu sudah masuk dan mulai menguasai dengan diam-diam.
Perang proksi sendiri adalah perang yang dilakukan oleh dua negara atau lebih namun tak ingin terlibat langsung. Mereka menggunakan negara lain dengan memberikan dana atau lembaga, dan isu sosial yang sengaja di-blow up. Perang proksi ini bisa dibilang perang murah meriah karena tak harus menggunakan alutsista. Namun efeknya bisa lebih mengerikan, bahkan bisa mencuci otak.
Indonesia memiliki banyak sekali sumber daya alam yang diminati oleh banyak negara di dunia. Sayangnya di era modern seperti sekarang, perang secara langsung sangat tidak mungkin. Kerugian yang didapatkan akan besar dan “nama baik” dari negara itu akan tercoreng di dunia internasional. Akhirnya, dengan berbagai trik, perang proksi dilancarkan ke Indonesia untuk menguasai beberapa sektor penting tanpa harus menggunakan alutsista.
Ancaman perang proksi ini bahkan telah ada sejak Indonesia merdeka dari Belanda. Presiden Soekarno mengatakan jika akan ada banyak ancaman di berbagai lini di Indonesia. Dan semuanya dilakukan untuk sumber daya alam yang melimpah.
Indonesia sebenarnya sudah berusaha untuk lepas dari cengkeraman perang proksi ini. Gerakan Non Blok adalah salah satu wujudnya. Dengan tidak memihak salah satu blok, maka tidak akan ada negara yang sengaja menunggangi Indonesia untuk kepentingan-kepentingan mereka.
Memiliki banyak ras, suku, dan agama bisa menjadi bumerang bagi Indonesia. Pasalnya perbedaan pada sudut pandang kerap menjadi pemicu konflik yang perlahan-lahan bisa membesar. Kita mungkin memiliki Bhinneka Tunggal Ika, namun untuk mewujudkan cita-cita itu bisa dibilang sangat sulit. Bahkan butuh perjuangan yang tak sedikit.
Keberagaman inilah yang digunakan negara lain untuk menciptakan konflik. Mereka melakukan adu domba dengan isu-isu tertentu (kalau kata Menhan isu LGBT adalah salah satu dari isu adu domba ini). Dengan adanya isu ini, maka semua orang akan mudah bertengkar lalu lambat laun negeri ini akan hancur.
Banyak sekali masyarakat di Indonesia yang hidup dalam kesusahan. Kemiskinan di mana-mana terutama di daerah-daerah yang menghasilkan sumber daya alam besar. Dari sini, negara atau kelompok tertentu masuk dan membuat sebuah organisasi pembebasan atau milisi. Mereka memberi iming-iming kehidupan yang layak hingga membuat mereka jadi semangat melakukan pemberontakan.
Akhirnya muncullah beberapa organisasi pembebasan di Indonesia. Membuat negeri ini harus bersusah payah untuk mempertahankan apa saja yang ada. Konflik yang terjadi di Indonesia sangat rawan tercipta pelanggaran-pelanggaran HAM. Hal ini semakin memperburuk keadaan yang ada di Indonesia.
Satu keburukan yang tidak kita mungkiri lagi dari Indonesia. Bangsa ini mudah sekali diprovokasi dengan isu-isu tertentu. Tak sekali dua kali bangsa ini heboh dengan isu-isu yang sebenarnya palsu dan tak layak diperbincangkan. Perkembangan media sosial di Indonesia juga menjadi pemicu mengapa isu-isu yang memancing perpecahan begitu mudah untuk dibiakkan di Indonesia.
Buruknya lagi, orang Indonesia tidak memiliki budaya membaca yang sangat baik. Apa saja yang diberikan langsung disantap begitu saja. Bahkan hanya dengan melihat headline judul yang dipelintir langsung percaya. Padahal mencari tahu kebenaran sesuatu adalah hal yang sangat penting. Sifat mudah terprovokasi ini mudah sekali ditunggangi oleh kelompok atau bahkan negara tertentu untuk menguasai Indonesia.
Indonesia adalah negara yang tak boleh disepelekan begitu saja. Untuk masalah ekonomi negeri ini sudah mulai bangkit, bahkan krisis besar di masa lalu bisa dilalui dengan baik. Selanjutnya negeri ini juga memiliki kekuatan militer yang sangat kuat, terutama di kawasan Asia Tenggara. Hal ini membuat beberapa negara jadi gerah dan ingin membuat Indonesia jadi hancur bagaimana pun caranya.
Menghancurkan Indonesia sama halnya dengan menghancurkan Asia Tenggara. Menguasai Asia Tenggara akan memberikan banyak keuntungan bagi banyak negara. Selain masalah sumber daya alam, kawasan regional ini juga dikenal sangat pesat dalam bidang perdagangan dan investasi. Memanggang kawasan ini terutama Indonesia adalah jackpot yang sangat besar.
Inilah lima alasan mengapa negara lain ingin melakukan perang proksi di Indonesia. Dengan memerhatikan lima alasan di atas, sudah sepantasnya Indonesia mulai waspada. Terutama masyarakatnya yang mudah jadi “baper” begitu melihat isu-isu tertentu.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…