Sejarah mencatat bahwa Israel pernah dengan begitu perkasa melumat negara-negara Arab saat pecah perang 6 hari (Six Day War) pada 5-10 Juni 1967 silam. Kelak, konflik ini dikenang dalam sejarah sebagai pertempuran yang ikonik karena melibatkan negara-negara yang tergabung dalam Koalisi Arab seperti Yordania, Mesir, Suriah, dan Irak.
Sementara Israel berdiri sendiri melawan keempat negara Koalisi Arab yang juga didukung oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan pasukan Lebanon. Peperangan ini juga membuat Israel semakin getol memodernisasi militernya dengan bantuan Amerika Serikat maupun menggunakan teknologi dalam negeri. Selengkapnya, simak ulasan berikut ini.
Perang Enam Hari meletus setelah Israel melakukan aneksasi (penggabungan) secara sepihak di Semenanjung Sinai, Yerusalem, Dataran Tinggi Golan, dan Jalur Gaza. Upaya ini juga dilakukan guna menekan Mesir agar mau membuka kembali Selat Tiran, yang dahulu sempat melarang kapal-kapal Israel berlalu-lalang di kawasan tersebut sejak tahun 1950. Perang pun pecah setelah kedua negara sama-sama mengerahkan militernya.
Israel unggul atas Mesir setelah serangan dadakannya berhasil menghancurkan kekuatan udara Mesir. Tanpa dukungan pesawat tempur, Mesir menjadi lemah seketika. Di saat yang sama, keunggulan ini dimanfaatkan kembali oleh Israel dengan melancarkan serangan ke daerah Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai. Yordania, Suriah, dan Irak pun turut membantu Mesir yang kemudian membentuk Koalisi Arab untuk menyerang Israel.
Pertempuran sengit antara negara-negara gabungan Koalisi Arab melawan Israel berlangsung sengit. Keunggulan Israel yang berhasil menghancurkan kekuatan udara Mesir, dilanjutkan dengan keberhasilannya mempertahankan bagian barat Yerusalem dari serangan tentara Yordania. Di Dataran Tinggi Golan, divisi lapis Baja Israel juga sukses mengalahkan pasukan tank Suriah.
Selain berjaya di Perang 6 Hari, pasukan Israel unggul kembali atas koalisi Mesir-Suriah pada perang Yom Kipur yang terjadi di bulan Oktober 1973. Pertempuran ini cukup unik lantaran bertepatan dengan perayaan hari besar dari kedua belah pihak, yakni hari penebusan dan pengampunan dosa bagi kaum Yahudi (Yom Kippur), dan bulan suci Ramadan bagi umat Islam.
Sejarah konflik Israel dengan negara-negara Arab pertama terjadi pada 15 Mei 1948 saat awal-awal negeri Yahudi itu baru didirikan, yang kemudian disebut sebagai Perang Arab Pertama. Kemudian, pertempuran kedua kembali pecah pada Krisis Suez (1956), Perang Enam Hari (1967), dan Perang Yom Kippur. Masing-masing konflik memiliki dampak secara politik maupun militer.
BACA JUGA: Kfir Brigade, Pasukan Elite Israel yang Sering Dikaitkan Sebagai Tentara Dajjal di Akhir Zaman
Tak hanya soal peperangan di masa lalunya, Israel kini kembali jadi sorotan setelah negeri Zionis itu dikabarkan akan mencaplok sebanyak 30 persen wilayah Tepi Barat. Hal ini diumumkan oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu saat berbicara pada koran lokal, Makor Rishon. Alhasil, keputusan ini pun mendapat sorotan dari berbagai negara di dunia. Termasuk Indonesia.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…