Nama Kadarmono kerap hangat dibicarakan masyarakat tanah air. Sayangnya, nama tersebut dikenal bukan karena hal baik, melainkan karena berhasil kabur dari Lapas Kelas II A Permisan, Pulau Nusakambangan. Padahal penjara ini sangat disegani oleh penjahat se-Indonesia.
Peristiwa kaburnya Kadarmono, menyita perhatian publik di tahun 2017 silam. Berkali-kali ketahuan, namun berkali-kali pula dirinya berhasil menghilang. Hingga kini, belum diketahui bagaimana nasib Darmo bin Sukandar, apakah berhasil kabur, masih terjebak di salah satu sudut Nusakambangan, atau kembali merasakan jeruji besi Lapas Permisan.
Dunia hitam tampaknya menjadi pilihan hidup Kadarmono. Sejak remaja, dirinya dikenal sebagai seorang pencuri. Beranjak dewasa, ia dikenal sebagai penjahat yang tak segan-segan melukai korbannya. Sebelum kabur dari Lapas Kelas II A Permisan, Kadarmono dijatuhi hukuman penjara 14 tahun penjara karena kasus perampokan.
Kisah tentang bagaimana licinnya Kadarmono tak hanya mengundang decak kagum, namun juga gelengan kepala. Bagaimana tidak, berulang kali pihak Lapas Kelas II A Permisan memergokinya di beberapa sudut Pulau Nusakambangan, berulang kali pula dirinya berhasil meloloskan diri. Diduga pria asal Gunungpati, Semarang itu sudah paham dengan lekuk-lekuk pulau tersebut, sehingga selalu berhasil mengelabui petugas.
Kadarmono juga diduga mampu menjaga fisiknya agar tetap prima. Tak heran bila dirinya selalu berhasil mengecoh petugas. Bahka,n ia pernah sekali melukai seorang petugas Lapas yang mengejarnya dengan tebasan golok. Situasi ini membuat banyak orang mengaitkan Kadarmono dengan ilmu kanuragan.
Diduga, dirinya memiliki “pegangan” berupa “ilmu sirep” untuk mengelabui petugas. Selain itu, dikisahkan juga bahwa lelaki ini tak pernah bisa roboh meski dihajar peluru-peluru dari petugas Lapas.
Sudah banyak narapidana yang berusaha lolos dari Nusakambangan, namun mereka selalu berhasil dijebloskan kembali ke dalam sel. Melihat kelihaian Kadarmono, pria ini diyakini bisa “menyatu” dengan pulau tersebut. Asal tahu saja, medan di sekeliling Lapas sangat terjal sehingga sulit untuk dilewati manusia biasa. Selain itu, hutan di sekitar penjara juga cukup angker serta masih dihuni oleh hewan liar dan buas, seperti harimau.
Bagaimana Kadarmono bisa terus lolos dari kejaran petugas Lapas? Dugaan mengerucut pada masa asimiliasi narapidana. Sebelum kabur, Kadarmono memang mengikuti proses tersebut selama dua tahun dengan menjadi tamping gembala sapi. Diperkirakan, ia memanfaatkan waktu tersebut untuk lebih “mengenal” Nusakambangan.
Seulet Kadarmono, pihak Lapas pun juga tak pernah lelah mengejar jejak narapidana binaannya tersebut. Setiap laporan tentang penampakannya selalu ditindaklanjuti. Termasuk ketika ada warga yang mengabarkan keberadaannya di Selok Jero. Konon di wilayah itu, Kadarmono sering mencuri makanan penduduk atau petani di sawah.
BACA JUGA: Man Batak, Gembong Narkoba yang Berhasil Diringkus Polisi Ini Punya Banyak Harta dan Tanah
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengendus keberadaan Kadarmono. Mulai dari patroli sekitar Nusakambangan, hingga turunnya para intel ke tempat-tempat yang diduga sebagai persembunyiannya. Namun, entah di sudut Nusakambangan sebelah mana Kadarmono kini berada.
Kasus baru, masalah lama. Begitulah kira-kira jargon yang cocok disematkan kepada Menteri Peranan Pemuda dan…
Selain susu dari sapi atau kambing, kamu mungkin sudah pernah mendengar susu dari almon atau…
Kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan nama Labubu, atau Boneka Labubu. Jelas saja, karena…
Di dalam hutan lebat Papua, terdapat salah satu burung terbesar dan paling menakjubkan di dunia,…
Siapa yang tidak kenal Hikigaya Hachiman? Tokoh utama dari *OreGairu* ini dikenal dengan pandangan hidupnya…
Belakangan ramai perbincangan mengenai dugaan eksploitasi yang dialami mantan karyawan sebuah perusahaan animasi yang berbasis…