in

13 Peperangan Terlama dalam Sejarah Manusia dengan Durasi Ratusan Tahun

Tidak hanya di zaman modern seperti sekarang ini saja, pertikaian yang melibatkan banyak orang dan mengakibatkan hilangnya nyawa atau lebih dikenal dengan perang sudah ada sejak zaman pra-sejarah. Hanya saja, jika dibandingkan dengan zaman dahulu, peperangan di zaman sekarang adalah lebih menitikberatkan pada teknologi persenjataan dan superioritas.

Membicarakan tentang perang di masa lalu yang pasti bakal teringat adalah soal durasi. Ya, dulu ada begitu banyak perang yang waktunya tak karuan. Tidak hanya setahun dua tahun, tapi puluhan dekade. Alhasil, kerusakan yang terjadi juga tak karuan. Tak hanya fisik tapi juga mental.

Masih soal peperangan di masa dulu, berikut ini beberapa perang paling panjang yang pernah terjadi. Siap-siap bakal dibikin geleng-geleng.

1. Perang Seleukia-Parthia (109 tahun)

Tidak ada banyak catatan sejarah atau informasi mengenai perang Perang Seleukia-Parthia ini. Namun menurut beberapa sumber, perang yang memakan waktu selama 109 tahun ini terjadi beberapa kali dengan serangkaian konflik antara Kekaisaran Seleukia yang memiliki wilayah kekuasaan dari Anatolia tengah, Levant, Mesopotamia, Persia, Turkmenistan, Pamir sampai dengan beberapa bagian dari Pakistan, melawan bangsa dari Parthia yang berada di sebelah timur laut Iran.

Perang Seleukia-Parthia [Image Source]
Wilayah Kekaisaran Seleukia yang terlalu besar dan penguasanya tidak dapat mempertahankan setiap daerah yang dimilikinya, maka beberapa daerah memisahkan diri dan membentuk koloni baru, salah satunya adalah yang dilakukan oleh Arsases atau ketua suku Parthia yang mana kemudian membentuk Dinasti Arsasid atau cikal bakal Kekaisaran Parthia terkuat.

Setelah memiliki bala tentara kuat, Kekaisaran Parthia secara terus menerus berkonflik dengan Kekaisaran Seleukia dari tahun 238-129 SM. Pada akhirnya, peperangan berhenti setelah Kekaisaran Seleukia tumbang dan terdepak dari wilayah Persia.

2. Perang Seratus Tahun (116 tahun)

Dikenal juga dengan nama Hundred Years’ War, Perang Seratus Tahun ini merupakan konflik bersenjata yang membutuhkan waktu selama 116 tahun lamanya sebelum berakhir. Peperangan ini adalah pertikaian antara negara persemakmuran dari Kerajaan Inggris dan negara persemakmuran Perancis mulai tahun 1337 sampai tahun 1453.

Perang seratus tahun [Image Source]
Sebenarnya, Perang Seratus Tahun ini adalah pertikaian antara dua wangsa, yaitu Wangsa Valois melawan Wangsa Plantegenet, hanya saja, kedua wangsa ini memiliki sekutu yang kuat dengan bala tentara serta persenjataan yang hebat.

Memang, Perang Seratus Tahun ini tidak terjadi terus menerus, karena hitungan 116 tahun tersebut didasarkan dari rentetan perang yang terjadi antara kedua kubu. Setelah berpuluh-puluh tahun berperang, akhirnya peperangan tersebut dimenangkan oleh Wangsa Valois atau secara umum oleh Prancis.

3. Perang Punisia (119 tahun)

Terjadi sejak tahun 264 sampai 146 Sebelum Masehi, Perang Punisia dapat dikatakan sebagai perang terbesar dalam sejarah kuno. Peperangan ini terjadi saat Kekaisaran Romawi ingin memperluas wilayahnya dan mendapatkan tentangan dari Kerajaan Kartago yang menguasai daerah Mediterania.

Perang Punisia [Image Source]
Kata Punisia sendiri diambil dari kata Punici atau dalam Bahasa Latin memiliki artian, Bangsa Fenisia (Phoenicia). Kerajaan Kartago merupakan negara-kota yang didirikan Bangsa Fenesia dan menjadi negara terkuat dengan maritim paling hebat di daerah tersebut.

Tercatat ada ratusan ribu bahkan mungkin jutaan prajurit dari kedua belah pihak yang jatuh berguguran dalam peperangan yang terbagi menjadi 3 fase ini, Perang Punisia I, Perang Punisia II dan Perang Punisia III. Dari perang yang sangat lama itu, akhirnya bala tentara Romawi dapat menguasai Kartago dan menghancurkan ibukotanya sekaligus menjadi penanda berakhirnya Perang Punisia.

4. Peperangan Romawi Timur-Utsmaniyah (214 tahun)

Peperangan Romawi Timur-Utsmaniyah atau Byzantine-Ottoman War ini merupakan peperangan yang terjadi antara Kekaisaran Bizantium atau Romawi melawan Kesultanan Utsmaniyah atau yang lebih dikenal dengan Kekaisaran Ottoman dari Turki.

Perang Romawi Timur [Image Source]
Dalam perang yang terjadi dari 1265-1479 ini dapat dikatakan sebagai perang yang tidak adil karena Kekaisaran Romawi mendapatkan bantuan dari banyak kerajaan lain, seperti Republik Genoa, Kerajaan Sisilia, Kekaisaran Trebizond, Morea, Epirus, Theodoro dan Negara Papal. Sedangkan Kesultanan Utsmaniyah hanya sendirian saja.

Walaupun bertempur tanpa bantuan sekutu, akhirnya Kesultanan Utsmaniyah berhasil memenangkan perang yang berlangsung selama 214 tahun tersebut dengan runtuh dan dikuasainya wilayah Bizantium atau Romawi Timur yang pada saat itu menjadi benteng Eropa Barat.

5. Peperangan Kekaisaran Romawi-Seljuk (260 tahun)

Selain berperang dengan Kesultanan Utsmaniyah, Kekaisaran Romawi juga berseteru dengan Kesultanan Seljuk Agung yang menjadi penguasa di daerah Asia Tengah dan Timur. Dalam peperangan yang berlangsung mulai dari 1048 sampai dengan 1308 ini mempertemukan para pasukan dari Kekaisaran Romawi yang dibantu oleh negara-negara yang memiliki Tentara Salib melawan pasukan dari Dinasti Seljuk yang tidak dibantu oleh sekutu mana pun.

Peperangan Seljuk [Image Source]
Selain merugi harta yang dikeluarkan untuk mendanai perang, Kekaisaran Romawi juga kehilangan ratusan ribu bala tentaranya serta beberapa teritori atau wilayahnya dikuasai oleh Seljuk. Peperangan ini berkesudahan setelah Kesultanan Rum berakhir.

6. Perang Arauco (282 tahun)

Perang yang dimulai dari tahun 1536 dan berakhir sampai dengan Perang Kemerdekaan Chile (1810-1818), adalah peperangan antara Kekaisaran Spanyol melawan penduduk asli Chile tengah dan selatan serta sebagian di Argentina bagian selatan. Dalam peperangan ini melibatkan banyak etnis, seperti Huilliche, Pehuenche dan Picunche.

Perang Arauco [Image Source]
Konflik bermula pada saat ekspedisi Dieo de Almagro dari Kekaisaran Spanyol melawan orang-orang Mapuche. Dikarenakan senjata yang digunakan bala tentara Spanyol lebih modern, banyak wilayah dari Mapuche yang dikuasai oleh pasukan kolonial.

7. Perang Sisilia (331 tahun)

Perang Sisilia adalah suatu peperangan yang sangat lama antara Kerajaan Kartago melawan Bangsa Yunani di Pulau Sisilia dan Laut Tengah sebelah barat. Peperangan ini berlangsung dari 600 – 265 SM atau selama 331 tahun lamanya.

Perang Sisilia [Image Source]
Perang ini dapat dikatakan sebagai pesaing dari Perang Punisia antara Kerajaan Kartago melawan Kekaisaran Romawi. Perang Sisilia ini terjadi sampai 3 ‘episode’ yang mana akhirnya peperangan ini berakhir dengan gencatan senjata.

Karena lamanya peperangan, maka banyak orang Kartago yang menempati daerah-daerah Yunani dan pada saat perang berakhir, Pemerintah Yunani Kuno memberikan toleransi kepada orang Kartago yang mendiami daerah mereka. Kesepakatan lainnya adalah, Kerajaan Kartago mendapatkan 1/3 wilayah Sisilia.

8. Perang 335 Tahun (335 tahun)

Dalam Bahasa Inggris, perang satu ini dikenal dengan nama Three Hundred and Thirty Five Years’ War yang terjadi mulai tanggal 30 Maret 1651 sampai 17 April 1986 antara Kepulauan Scilly melawan Belanda.

Perang 335 Tahun [Image Source]
Perang bermula saat Perang Sipil Inggris meletus yang mempertemukan kelompok royalis melawan kelompok parliementer pada tahun 1642-1651. Karena terdesak, kelompok royalis terdesak mundur sampai ke Kepulauan Scilly yang dimiliki oleh John Granville, seorang royalis juga.

Belanda yang menyatakan diri sebagai sekutu Inggris mendapatkan banyak kejadian yang tidak mengenakkan ketika berada atau melewati Kepulauan Scilly. Dikarenakan hal itu, Pemerintah Kerajaan Belanda mengumandangkan perang melawan orang-orang di Kepulauan Scilly.

Setelah berlangsung selama ratusan tahun, akhirnya perdamaian antara kedua belah pihak dideklarasikan pada tanggal 17 Agustus 1986.

9. VOC-Belanda vs Kerajaan-kerajaan Nusantara-Indonesia (343,5 tahun)

Pada tahun 1596 lalu, bermula dari masuknya ekspedisi dagang di bawah pimpinan Cornelis de Houtman yang mendarat di Pelabuhan Banten, Kerajaan Belanda ingin mengeruk kekayaan di Tanah Air. Dikarenakan hal itu, Kerajaan Belanda mempersilakan VOC untuk menjadi wakilnya di Tanah Air dan diberikan hak untuk melakukan monopoli perdagangan sampai menciptakan angkatan perang sendiri sejak tahun 1602.

VOC Belanda dan Kerajaan Nusantara [Image Source]
Hal tersebut membuat banyak kerajaan-kerajaan di Nusantara tidak suka dan mulai melakukan perlawanan. Selama ratusan tahun sebelum nama Indonesia resmi menjadi suatu nama negara, peperangan demi peperangan antara pihak kolonial VOC yang kemudian diambil alih oleh Pemerintah Hindia-Belanda terjadi.

Walaupun tidak diketahui pasti kapan pergolakan kerajaan-kerajaan di Nusantara sampai dengan saat sudah menjadi satu kesatuan Republik Indonesia melawan VOC sampai dengan Pemerintah Hindia-Belanda, namun mengambil dari berdirinya VOC di Tanah Air (1602) sampai dengan penyerahan kedaulatan secara penuh kepada Pemerintah Indonesia sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar pada tanggal 27 Desember 1949 dan dikurangi 3,5 tahun penjajahan Jepang, maka dapat dikatakan bahwa peperangan antara VOC-Belanda vs Kerajaan-kerajaan Nusantara-Indonesia menghabiskan waktu selama 343,5 tahun.

10. Perang Salib (391 tahun)

Perang Salib adalah suatu kampanye militer yang melibatkan sisi politik dan agama di dalamnya. Perang yang berlangsung dari tahun 1096 sampai dengan 1487 ini bermula dari permintaan Kaisar Bizantium Alexius I Komnenus kepada Paus Urbanus II untuk membantunya melawan Bangsa Turk dan kemudian pecah Perang Salib I.

Perang Salib [Image Source]
Secara umum ada banyak peperangan yang dinamakan Perang Salib, mulai dari yang pertama, kedua, ketiga sampai dengan beberapa Perang Salib Kecil. Selama beratus-ratus tahun berperang, sampai sekarang antara pihak Muslim dan Katolik serta para sekutunya saling mengklaim sebagai pemenangnya.

Ada yang menyebutkan Perang Salib berakhir setelah pasukan Muslim berhasil diusir dari Spanyol, namun ada yang mengatakan bahwa perang ini usai setelah Konstatinopel berhasil ditaklukkan oleh Sultan Muhammad II Al-Fatih dari Turki.

11. Perang Persia-Romawi (537)

Disebut juga dengan nama Persian-Roman Wars, perang antara Kekaisaran Romawi melawan 2 bagian dari Kekaisaran Iranik, yaitu Parthia dan Sassaniyah. Peperangan ini memang tidak berlangsung setiap hari karena merupakan serangkaian konflik antara kedua kubu dalam jangka panjang.

Perang Persia-Romawi [Image Source]
Perang Persia-Romawi pertama kali terjadi pada tahun 92 ketika Kekaisaran Romawi mencoba menguasai Parthia dan merembet ke wilayah Sassaniyah. Dalam peperangan yang sangat lama ini akhirnya dimenangkan oleh orang Romawi di bawah kepemimpinan Heraclius yang berhasil memukul mundur pasukan Persia dan sukses mengembalikan Salib Suci ke Yerusalem pada tahun 629.

12. Anglo-French War (602)

Anglo-French War adalah suatu peperangan antara Kerajaan Inggris melawan Prancis yang mana bermula dari pertempuran kedua belah pihak di tahun 1213 dan berakhir pada tahun 1214 dengan kemenangan di pihak Prancis.

Anglo French [Image Source]
Merasa menang di Anglo-French War I, Prancis mencoba menginvasi Inggris pada tahun 1215 dan pecah Anglo-French War II yang akhirnya dimenangkan oleh Kerajaan Inggris. Setelah kedua peperangan tersebut, Anglo-French War ‘series’ berlanjut dari tahun ke tahun dan akhirnya membutuhkan waktu 602 tahun dengan korban tidak terhitung jumlahnya.

13. Reconquista (770 tahun)

Reconquista atau penaklukan kembali merupakan peperangan antara pasukan Muslim melawan tentara Kristen paling lama dalam sejarah manusia. Peperangan bermula dari penyerangan daerah Hispania yang dikuasai oleh orang-orang Kristen Visigoth sampai dengan Semenanjung Iberia oleh pasukan kekhalifahan Umayyah pada masa pemerintahan Khalifah Al-Walid I di Damaskus dan dipimpin oleh Jenderal Tariq bin Ziyad.

Reconquista [Image Source]
Pertempuran yang terjadi selama ratusan tahun tersebut akhirnya disudahi pada tahun 1492 dengan digelarnya Perjanjian Granada pada tanggal 25 November 1491. Dalam perjanjian tersebut Bangsa Moor menyerahkan kota-kota di selatan Granada ke monarki Katolik Spanyol dan orang-orang Katolik memberikan jaminan kepada kelompok Muslim untuk kehidupan yang adil termasuk toleransi beragama.

Sayangnya, kebijakan Katolik tersebut disalahgunakan dan menyuruh warga Muslim untuk memeluk agama Katolik atau diusir dari tempat tersebut. Hal itu menjadi pemicu terjadinya pemberontakan pada tahun 1500 dan pihak Katolik menjadikan pemberontakan tersebut sebagai alasan bahwa orang Muslim telah melanggar perjanjian dan menjadikan pembenaran sepihak agar dapat mencabut perjanjian yang telah dibuat sebelumnya.

Perang panjang dan sebentar sebenarnya tak ada bedanya selain dari durasi waktu. Ya, perang macam apa pun pada akhirnya hanya akan membawa luka. Tapi, beberapa hal mungkin memang harus diperjuangkan lewat perang. Apalagi yang berhubungan dengan prinsip yang posisinya sangat vital. Semoga yang seperti ini hanya ada dalam sejarah saja dan tak terjadi di masa depan.

Written by dwiandika

Leave a Reply

7 Istri Pejabat yang Cantiknya Bikin Pria Kebat-Kebit

Gara-gara Twitter, Pembalap Sepeda Dunia ini Diboikot Para Jurnalis