Pemilihan presiden tak terasa sudah semakin dekat. Ditandai dengan adanya debat capres dan cawapres yang mulai disiarkan di beberapa channel televisi. Ditambah dengan iklan dari beberapa partai yang makin menyemarakkan pesta pemilihan umum (pemilu).
Tapi, di balik semangatnya pihak-pihak partai untuk berkampanye, ada sisi kelam yang sebenarnya sudah tak asing lagi di pendengaran. Adalah banyak warga Indonesia yang malas untuk menggunakan hak suaranya. Lantas, apa ya penyebabnya?
Belum ada calon yang pas di hati
Faktor utama warga Indonesia lebih memilih golongan putih (golput) adalah dari calonnya. Masyarakat banyak yang berpendapat jika kedudukan para calon masih seimbang. Tak ada yang lebih baik ataupun buruk. Kalau dari segi prestasi sih mungkin semua sudah tahu siapa yang memimpin. Tapi jika menilik dari sisi lainnya, butuh pemikiran yang lebih matang untuk itu. Apa Sahabat Boombastis merasakan hal tersebut?
Nuansa politik yang tidak kondusif
Entah perasaan penulis saja atau para pembaca juga, jika Indonesia kini kondisi politiknya sangat tidak kondusif. Di mana semuanya saling menjatuhkan satu sama lain dan tidak ada kata maaf untuk satu kesalahan. Ditambah juga saling mengungkit masalah yang sudah lalu untuk menjadi bahan perdebatan. Padahal, dalam politik tidak boleh ada nuansa persaingan tak sehat seperti itu. Mana Indonesia yang dulu? Berbasis politik sehat dan selalu menjunjung tinggi persatuan.
Tidak adanya perubahan signifikan ketika pemimpin diganti
Pemicu selanjutnya yang sering dibicarakan yakni tidak ada perubahan. Ketika presiden sudah berganti, banyak sisi yang belum diubah olehnya. Padahal dalam jangka waktu yang cukup panjang, seharusnya pemimpin mampu mengubah beberapa hal yang perlu diperbaiki. Bukan masalah infrastruktur saja, namun juga bidang lain seperti ekonomi yang masih belum ada solusi mantap hingga saat ini.
Hilangnya kepercayaan karena banyak pejabat korupsi
Korupsi sampai saat ini masih belum bisa teratasi juga. Bahkan bisa dibilang jumlah para pejabat yang menggelapkan uang semakin bertambah saja. Hal inilah yang menjadi masyarakat malas untuk menggunakan hak pilihnya. Dikhawatirkan pejabat-pejabat yang akan terpilih nanti menjadi bibit baru untuk melakukan tindak pidana korupsi. Ya meskipun sudah ada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak menutup kemungkinan para pejabat bisa bertindak culas.
BACA JUGA : Mengetahui Dampak Negatif Jika Banyak Terjadi Golput di Setiap Acara Pemilu Indonesia
Dari alasan-alasan inilah yang membuat masyarakat Indonesia menjadi malas untuk mencoblos capres dan cawapres. Cukup masuk akal sih, namun kita sebaiknya tidak menirunya gengs. Sebagai warga negara yang baik, kita perlu menggunakan hak suara. Jadi, jangan sampai hak pilihmu sia-sia ya.