Indonesia memang tidak akan pernah kehabisan berita yang menghebohkan. Setelah isu LGBT yang saat ini masih menjamur, lalu masalah penyensoran yang penuh kontroversial, dan sekarang polisi yang membunuh. Polisi yang menghabisi dua anaknya lalu memutilasi mereka dengan cara yang sangat mengerikan. Kejadian ini sontak membuat Indonesia dan lembaga kepolisian jadi gempar.
Ada ada dugaan jika pelaku yang melakukan hal mengerikan itu menderita schizophrenia yang cukup parah. Apalagi ada cerita yang mengatakan jika penyakit kejiwaan itu menyerangnya sejak berusia 4 tahun. Lantas, seperti apakah penyakit schizophrenia itu? Benarkan mampu membuat seorang menjadi seorang pembunuh berdarah dingin? Yuk, simak uraian selengkapnya.
1. Hampir Semua Penderita Schizophrenia Sangat Berbahaya
Di dalam cerita fiksi atau pun film, orang dengan penyakit schizophrenia selalu digambarkan sebagai orang yang kejam. Orang yang tega melakukan apa saja dengan tanpa merasa bersalah. Misal membunuh orang yang ia cintai dengan cara yang keji. Faktanya, tak semua penderita schizophrenia adalah orang berbahaya terutama mereka yang mendapatkan perawatan.
Orang dengan schizophrenia memang memiliki perilaku yang tidak terduga. Kadang melakukan hal-hal yang berada jauh dari nalar. Dan mereka yang kerap melakukan kekerasan hingga pembunuhan biasanya memiliki gangguan lain. Misal kekerasan yang dialami saat kecil. Hal ini bisa membuat seorang schizophrenia terkonstruksi untuk melakukan hal yang sama.
2. Penderita Schizophrenia Punya Kepribadian Ganda
Banyak orang yang percaya jika orang dengan schizophrenia adalah orang yang memiliki kepribadian ganda. Mitos itu salah kaprah. Meski orang dengan schizophrenia sering terlepas pikiran warasnya. Mereka tetaplah orang dengan kepribadian yang sama. Tidak ada perbedaan kepribadian seperti orang yang mengalami gangguan kepribadian ganda.
Orang dengan schizophrenia akan kehilangan kesadaran. Seperti terlepas dari dunia yang berisi norma-norma kebenaran. Orang dengan kepribadian ganda biasanya tahu mana benar dan salah. Namun dua kepribadian itu bertindak sendiri-sendiri. Dua gangguan ini berbeda jenis, begitu pula berbeda cara penanganannya.
3. Orang dengan Schizophrenia Biasanya Bodoh
Orang dengan gangguan schizophrenia memang akan mengalami gangguan pada beberapa tes mental. Mereka tidak bisa memperhatikan sesuatu dengan baik. Bahkan kemampuan belajar dan mengingat juga sangat rendah. Namun gangguan ini tidak serta merta membuat mereka menjadi orang yang sangat bodoh, kan?
Banyak orang yang menderita schizophrenia justru merupakan orang pandai. Mereka adalah peraih nobel Matematika bernama John Nash. Kemampuannya dalam dunia Matematika yang rumit tak diragukan lagi. Selanjutnya ada penari balet legendaris dari Rusia bernama Vaslav Nijinsky. Dari dua contoh di atas kita bisa menyimpulkan jika mitos orang schizophrenia bodoh itu tak sepenuhnya benar.
4. Penderita Schizophrenia Harus Tinggal di Rumah Sakit Jiwa
Satu lagi mitos yang harus diluruskan agar tidak terjadi kesalahan persepsi. Orang dengan schizophrenia bukanlah orang yang gila. Mereka memang mengalami gangguan pada otak hingga kadang membuat mereka jadi hilang kendali. Meski demikian, memasukkan mereka secara permanen ke dalam rumah sakit jiwa bukanlah tindakan yang tepat.
Mungkin di saat-saat tertentu mereka butuh perawatan yang sangat intensif. Namun setelah perawatan selesai mereka bisa keluar. Keluarga harus terus mengawasi agar pengobatan berjalan dengan baik. Dengan adanya dukungan keluarga ini, tak perlu lagi seseorang dengan schizophrenia harus hidup selamanya di rumah sakit jiwa.
5. Tidak Ada Harapan Sembuh Bagi Penderita Schizophrenia
Banyak yang percaya jika orang dengan gangguan schizophrenia tidak akan memiliki kesempatan untuk sembuh. Jika sudah menderita sejak kecil, maka sampai mati akan terus menderita. Tak akan ada harapan sembuh karena penyakit mental ini tergolong parah. Namun sebenarnya penyakit ini bisa disembuhkan dengan total.
Setidaknya 25% orang yang mengalami gangguan ini bisa sembuh dengan total. Bahkan 50% orang yang menjalani perawatan mendapatkan kemajuan yang sangat pesat. Jadi mitos penyakit ini tak bisa disembuhkan adalah sebuah kesalahan. Bahkan bisa menjatuhkan harapan penderita schizophrenia yang ingin sembuh dengan total.
Inilah lima mitos seputar schizophrenia yang konon bisa membuat seseorang menjadi seorang pembunuh. Bagaimana dengan pendapat sobat Boombatis? Iyakah polisi yang membunuh dua anaknya itu mengalami gangguan schizophrenia?