Sekarang ini media online memang semakin banyak saja. Orang-orang mulai menyalurkan hobi mereka menulis menjadi sebuah pekerjaan harian. Kapan lagi bisa punya pekerjaan yang juga sekaligus hobi kita? Tentu hal ini menyenangkan, bukan?
Eh, tapi jangan dikira bekerja di media online itu gampang dan tinggal tulis saja, lho. Ada banyak suka duka yang dirasakan setiap harinya. Berikut ini beberapa hal yang dirasakan oleh para penulis media online.
Sebelum menjadi artikel utuh yang dipublish dan disebarkan secara online, para penulis akan berpikir keras tentang tema apa yang mereka tulis hari itu. Pemilihan sebuah tema tulisan itu bukan perkara gampang. Agar banyak orang yang mau membaca, penulis harus rajin menganalisa trend topik yang sedang dibicarakan. Nah, trend ini sendiri juga cepat sekali berubahnya, jadi menulis artikelnya pun juga harus cepat agar nggak ketinggalan dengan trend yang sedang berjalan.
Setelah tahu tema apa yang akan ditulis, maka selanjutnya adalah memikirkan judul yang menarik. Membuat judul ini juga gampang-gampang susah. Membuat judul fenomenal memang memancing pembaca, tapi jika judulnya ternyata menjebak dan nggak sesuai dengan isinya, tentu ini juga nggak baik karena pembaca akan merasa tertipu. Membuat judul seharusnya tetap sesuai dengan isi artikel, tapi tetap menarik bagi pembaca. Dan membuat judul yang seperti ini susah lho.
Isi artikel pun juga harus diperhatikan baik-baik. Untuk media informatif, artikel yang ditulis seharusnya muni bersifat informatif dan nggak mengandung unsur-unsur provokatif. Tapi sayangnya, meskipun sudah menulis dengan berhati-hati, terkadang masih saja ada yang salah paham gara-gara cuma membaca sekilas saja tanpa benar-benar memahami isi tulisan. Ini yang susah.
Mendapatkan tema yang menarik kadang butuh waktu. Karena jika kita menulis tema yang umum, jadinya pasti juga sama saja dengan media-media lainnya. Penulis pasti ingin menulis sesuatu yang unik dan menarik sehingga pembaca suka dengan tulisan kita. Penulis tentu nggak ingin mendengar komentar seperti, “kok berita macam ini terus sih yang ditulis?”
Nah, susahnya lagi, begitu mendapatkan tema yang unik dan menarik, eh ternyata sumbernya nggak valid atau yang lebih parah malah hoax. Kalau media yang baik sih biasanya tidak akan menulis berita hoax. Jadi begitu tahu kalau ternyata sumbernya nggak valid dan beritanya hoax, maka dengan terpaksa penulis akan mencoret ide tersebut dan harus menggali ide lainnya lagi.
Setelah menemukan tema yang bagus, dan sumber yang valid, maka penulis akan cepat-cepat menulis artikel yang diinginkan. Tujuannya adalah bisa selesai secepat mungkin dan bisa segera ditayangkan. Ya hal ini nggak lain karena media online itu berkejaran dengan waktu agar artikel mereka lebih dulu tayang dari pada media lain.
Nah, yang bikin sedih itu kalau ternyata artikel yang ditulis dengan kecepatan kilat tersebut ternyata masih kalah cepat dengan media lain. Ya memang sih artikelnya akan tetap tayang, tapi media tersebut sudah kalah cepat dan kemungkinan mendapat klik dan dibaca juga makin sedikit. Lagi pula, siapa juga yang mau baca berita basi?
Nah, di negara kita, sepertinya membully di media sosial itu semacam menjadi trend. Coba saja kamu buka salah satu berita di media sosial dan buka kolom komentarnya. Ada banyak banget komentar-komentar menghina, berdebat atau yang semacam membully. Nah yang dibully bukan cuma sesama pembaca, tapi nggak jarang si penulis juga.
Meskipun sudah menulis dengan hati-hati dan dengan berusaha seobjektif mungkin, masih saja ada pembaca yang salah paham atau berprasangka buruk dengan tulisan si penulis. Akhirnya, mereka membully si penulis habis-habisan dan menghina mereka di kolom komentar. Kan sedih bacanya…
Hal yang paling membahagiakan bagi penulis media online adalah ketika artikelnya dibaca banyak orang. Apalagi jika artikel tersebut ternyata mendapat komentar bagus dari pembaca dan berhasil membuat para pembaca mendapatkan informasi yang bermanfaat atau menghibur.
Memang sih si pembaca ataupun si penulis nggak saling kenal, tapi ada kebanggaan tersendiri ketika karya kita disukai pembaca. Itu artinya, kerja keras si penulis dalam memilih tema dan membuat tulisan tidak sia-sia.
Karena bekerja di bidang media, otomatis pekerjaan penulis adalah mantengin media-media lainnya juga baik di dalam dan luar negeri. Tujuannya ya agar selalu mendapatkan informasi terhangat di berbagai belahan dunia.
Karena rajinnya mantengin berita dan timeline, otomatis mereka jadi sering mendapatkan informasi lebih cepat dari orang lain. Jadi ketika kita berkumpul dan ngobrol dengan seseorang, kita nggak bingung lagi membuat topik pembicaraan karena ada banyak hal yang bisa kita jadikan topik ngobrol.
Yang nggak kalah bikin sebel itu adalah ketika ditanya pekerjaannya apa, dan kita njawab penulis media online, maka orang yang bertanya biasanya akan merespon dengan, “Wah, enak ya? Kerjaannya cuma duduk trus nulis doang.”
Ketika dapat respon seperti ini rasanya pengen banget ngomel-ngomel. Apa ya dikira gampang duduk lalu nulis? Selain susah mikir tema yang lagi trend, memikirkan karya yang original itu juga nggak gampang. Jadi seorang penulis itu nggak hanya duduk dan lalu ngetik. Belum lagi harus memperhatikan tulisan, tata bahasa, serta nggak boleh sampai typo. Nah lho.
Karena menulis artikel itu juga butuh perjuangan, maka penulis tentu ingat dengan setiap tulisan mereka. Nggak cuma itu saja, mereka juga biasanya memperlakukan tulisan tersebut sebagai milik mereka, ya karena itu juga hasil memeras otak mereka. Makanya kalau tiba-tiba nemu tulisan mereka di media lain dengan tulisan yang sama persis alias dijiplak, tentu rasanya kesal setengah mati. Apalagi kalau sampai tidak ada sumbernya.
Mencomot hasil karya orang lain adalah hal yang tidak etis dan penulis sejati tahu hal itu. Sebisa mungkin mereka akan menghindari menjiplak karya orang lain. Karena itulah, ketika tahu karya mereka di copy paste ke media lain juga merupakan hal yang sangat-sangat menyebalkan. Sayangnya, sekarang ini masih banyak orang-orang yang suka mengcopy artikel untuk ditulis di blog pribadi mereka sendiri. Untuk yang suka seperti ini, hati-hati ya. Kalau si pemilik artikel tidak terima, si penjiplak bisa diperkarakan atas tuduhan menjiplak, lho.
Nah, itulah tadi beberapa suka-duka yang sering dirasakan oleh penulis media online. Setiap pekerjaan itu selalu akan ada susah dan sedihnya, termasuk pekerjaan yang dikira kebanyakan orang cuma menulis saja seperti para penulis media online ini. Buat kamu yang hobi menulis, mau mencoba menjadi penulis media online?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…