“Tik-tok tik-tok” suara ini adalah yang ditunggu-tunggu ketika sore atau malam hari apalagi pas perut tengah melilit berat dan sedang tidak ada makanan di rumah. Yup, ini adalah bebunyian yang digunakan untuk menunjukkan ada abang bakso atau pangsit di sana. Terlihat sepele sih, tapi sadar atau tidak hal ini cuma ada di Indonesia. Di Inggris mana ada yang begini.
Uniknya lagi, kadang bebunyian yang berbeda juga menunjukkan kalau makanan yang dijual juga tak sama. Ya, tanpa perlu si penjual meneriakkan apa yang dijualnya, kita sudah tahu apa yang mereka bawa. Biar makin menambah khasanah pengetahuan tentang hal-hal unik yang Indonesia banget, ini nih deretan pedagang yang menggunakan bunyi-bunyian ketika menjajakan dagangannya.
1. Tukang Bakso
Seperti yang dijelaskan dalam ulasan pembuka, bunyi khusus yang dimiliki para penjual bakso adalah “Tik-tok tik-tok”. Bebunyian ini biasanya dihasilkan dari sebuah ruas bambu yang tengahnya dilubangi. Sehingga ketika dipukul suaranya akan beresonansi dan kencang. Biasanya alat bebunyiannya dibuat dari bambu yang tak terlalu besar.
![Tukang bakso punya ciri khas bunyi yang pendek-pendek dan sering [Image Source]](https://boombastis.sgp1.digitaloceanspaces.com/wp-content/uploads/2015/09/gerobak-bakso.jpg)
2. Pangsit Mie
Pangsit mie juga menggunakan bambu sebagai alat untuk memanggil para pembeli. Namun biasanya bentuknya lebih besar. Umumnya ruas bambu yang berukuran 30 sentimeter lebih. Alhasil, bunyinya pun agak lebih berat. Kalau bakso “Tik-tok tik-tok” maka pangsit biasanya berbunyi “Thuk-thuk”.
![Berbeda dengan bakso, penjual pangsit mengeluarkan bebunyian yang lebih dalam suaranya [Image Source]](https://boombastis.sgp1.digitaloceanspaces.com/wp-content/uploads/2015/09/pangsit-mie.jpeg)
3. Tahu Campur
Nah, tukang campur beda lagi caranya memanggil para pelanggan. Kalau dilihat dari karakteristik alat bebunyiannya sih sama seperti tukang pangsit. Bambu besar yang suaranya ‘ngebas’ serta ritme pukulan yang jarang. Namun kalau sama begini, maka tukang campur akan menyalahi kode etik, akhirnya mereka juga menambahkan ciri khasnya sendiri.
![Mirip dengan tukang pangsit, tapi mereka juga berteriak "pur" [Image Source]](https://boombastis.sgp1.digitaloceanspaces.com/wp-content/uploads/2015/09/tahu-campur.jpg)
4. Angsle Ronde
Angsle ronde adalah makanan khas di beberapa daerah di Jawa, namun kini sudah mulai go nasional. Bentuknya sendiri adalah kombinasi antara roti tawar, jeli, mutiara, dan kacang hijau yang kemudian disiram dengan kuah dari santan. Rasanya manis dan sangat nyaman untuk dinikmati malam hari karena disajikan dalam keadaan hangat.
![Angsle punya bebunyian yang sangat berbeda dari yang lain [Image Source]](https://boombastis.sgp1.digitaloceanspaces.com/wp-content/uploads/2015/09/angsle.jpg)
5. Arbanat
Dari semua penjual yang suka mengeluarkan bebunyian, pedagang arbanat adalah yang paling berjiwa seni. Hal tersebut ditunjukkan ketika mereka menjajakan dagangannya. Tak seperti penjual bakso atau tahu campur yang hampir tak ada nada dari bebunyiannya, penjual arbanat justru bisa memainkan sebuah lagu. Berbekal alat musik yang cara kerjanya seperti biola yang diletakkan dekat kotak arbanat miliknya.
![Pedagang paling 'nyeni'? Tentu saja tukang arbanat [Image Source]](https://boombastis.sgp1.digitaloceanspaces.com/wp-content/uploads/2015/09/penjual-arbanat.jpg)
Bagi kamu yang belum tahu arbanat, ini adalah makanan ringan yang terbuat dari gula dan kemudian dibentuk seperti rambut serta diberi pewarna merah. Istilah lain untuk makanan ini adalah rambut nenek.
6. Penjual Roti dan Kue-Kue Tradisional
Masih ada satu lagi pedagang makanan yang menjajakan dagangannya dengan membunyikan sesuatu. Yup, mereka adalah penjual roti dan kue-kue tradisional yang membawa gerobak. Bunyinya sendiri pasti hampir sama di setiap tempat. Mereka akan menggunakan instrumen berbentuk terompet yang cara membunyikannya cukup dengan meremas bola karet yang ada di ujung terompet tersebut. Bunyinya sangat nyaring dan terdengar hingga radius yang jauh.
![Terompet kecil jadi senjata tukang roti untuk menandakan eksistensinya [Image Source]](https://boombastis.sgp1.digitaloceanspaces.com/wp-content/uploads/2015/09/tukang-roti.png)
7. Tukang Sate
Tidak lengkap rasanya membahas pedagang yang suka membunyikan bebunyian tanpa menyebutkan tukang sate. Berbeda dengan deretan pedagang di daftar ini, hanya tukang sate yang tidak punya instrumen bunyi-bunyian. Yup, mereka cukup berteriak sekencang-kencangnya dan semua orang pun akan tahu.
![Tak seperti pedagang lain yang memakai instrumen, tukang sate hanya butuh memaksimalkan suara saja [Image Source]](https://boombastis.sgp1.digitaloceanspaces.com/wp-content/uploads/2015/09/tukang-sate.jpg)
8. Penjual Es
Nah, pedagang terakhir yang juga identik dengan bunyi-bunyian adalah tukang es. Sebenarnya para pedagang es ini masih bisa dipecahkan lagi klasifikasinya dari jenis bebunyian yang dimiliki. Mengingat masing-masing pedagang es kadang memakai bebunyian yang tak sama.
![Penjual es punya bebunyian yang lebih variatif dibandingkan pedagang yang lain [Image Source]](https://boombastis.sgp1.digitaloceanspaces.com/wp-content/uploads/2015/09/tukang-es.jpg)
Harus diakui jika pedagang Indonesia itu orangnya kreatif. Tanpa suara-suara, mana bisa dagangan laku. Berawal dari kreativitas tersebut, hal ini pun akhirnya jadi ciri khas yang cuma ada di negara ini. Sebenarnya masih banyak penjual lain yang mengeluarkan bunyi-bunyian ketika berjualan. Namun deretan pedagang di atas sepertinya sudah cukup mewakili.