Categories: Tips

Ternyata Perilaku Aneh Kita Sehari-Hari Ada Penjelasan Ilmiahnya, Lho

Manusia itu sebenarnya sering banget melakukan hal-hal aneh. Hanya saja kebanyakan dari kita nggak menyadari hal tersebut. Tapi waktu kamu diam sejenak dan memikirkannya, barulah kamu menyadari keanehan yang kamu lakukan sehari-hari.

Baca Juga : 5 Miliuner Tertampan dan Termuda di Dunia

Nah, perilaku tersebut nggak cuma sekedar muncul begitu saja. Ternyata ada penjelasan ilmiah dibalik perilaku-perilaku ini, lho. Berikut ini contohnya.

1. Rasa Ingin Menggigit Hal-Hal yang Bikin Gemes

Ada dua teori utama tentang fenomena ini. Yang pertama adalah karena sensor yang berhubungan dengan rasa senang saling bertemu di otak. Saat orang (terutama wanita) mencium bau bayi yang baru lahir, otak akan mengeluarkan sejumlah dopamin yang sama saat kita memakan makanan yang lezat. Menurut teori ini, otak akan menghubungkan sesuatu yang menggemaskan dengan aroma yang memicu dopamine, yang juga mengingatkan kita akan makanan. Nah, perasaan yang saling silang ini akhirnya secara tidak sadar membuat kita punya keinginan untuk menggigit hal-hal yang menggemaskan ini.

Bayi yang menggemaskan terkadang membuat kita ingin menggigit mereka. Tapi tentu tidak menggigit betulan [Image Source]
Menurut teori yang berikutnya, hal ini adalah salah satu bentuk permainan menggigit atau pura-pura menggigit yang umum pada banyak mamalia dan kemungkinan merupakan perilaku animalistik kita. Banyak binatang pura-pura menggigit atau pura-pura berkelahi satu sama lain. Belum diketahui apakah ini dilakukan untuk melatih teknik bertarung, melatih kemampuan motorik, atau sekedar untuk main-main. Tapi yang jelas, perilaku ini muncul di antara teman kepercayaan. Jadi, pura-pura menggigit bisa jadi adalah cara untuk meningkatkan kedekatan secara sosial yang menjelaskan kenapa kita secara tidak sadar mengginggit seseorang yang ingin kita kenal dengan dekat secara emosional.

2. Tertarik dengan Psikopat

Ada tiga hal yang menjelaskan kenapa orang begitu suka dengan berita atau film-film yang berbau psikopat. Yang pertama adalah karena dengan melihat atau mendengar tentang seorang psikopat, kita secara tidak sadar melihat posisi kita sebagai mereka yang tidak peduli dengan peraturan dan hanya memikirkan dirinya sendiri. Membayangkan diri kita sendiri sebagai mereka meskipun secara tidak sadar dan hanya bersifat sementara membuat kita merasa bebas dari semua kewajiban kita.

Christian Bale sebagai psikopat di film American Psycho [Image Source]
Teori kedua dari J. Reid Meloy mengatakan bahwa psikopat adalah sejenis predator. Maka, mendengar tentang mereka akan menghubungkan insting kita yang paling dasar sebagai seorang pemburu atau yang diburu. Menghibur diri sendiri dengan cerita tentang manusia predator membuat kita bisa menghubungkan diri dengan pribadi animalistik yang paling dasar tanpa perlu merasakan bahaya yang sesungguhnya.

Yang terakhir, psikiater Ron Schouten mengatakan bahwa ketertarikan manusia pada cerita psikopat sama dengan ketertarikan manusia pada film horror atau roller coaster. Kadang kita suka merasa takut, dan cerita-cerita tersebut memenuhi kebutuhan kita. Hal ini karena saat takut, otak mengirim neurotransmitter termasuk dopamine yang memicu perasaan bahagia dan puas.

3. Menangis

Oke, menangis memang sudah bukan hal yang aneh. Tapi kamu tentu mau mengetahui fakta ilmiah dibaliknya, kan? Menurut seorang psikolog, Ad Vingerhoets, menangis adalah tanda sosial sebagai sinyal bahwa seseorang mengalami kesulitan atau masalah.

Menangis ternyata ada penyebab ilmiahnya [Image Source]
Menangis juga berhubungan dengan sistem syaraf yang mengatur tentang simpati atau sistem pertahanan. Contoh, selain mengeluarkan air mata, menangis juga meningkatkan detak jantung, meningkatkan produksi keringat, serta memperlambat nafas. Tangisan emosional juga mengandung penghilang rasa sakit alami, leucine enkephalin, yang bisa menjelaskan kenapa terkadang kita merasa lebih baik setelah menangis.

Baca Juga : 5 Fakta Kelakuan Ibu-Ibu Pengendara Motor Yang Bikin Geleng-Geleng Kepala

Jadi, meski sekarang kamu bisa menangis saat menonton film sedih yang sebenarnya tidak berbahaya, menangis sendiri mulanya adalah metode perlindungan.

4. Tertawa Tidak Pada Tempatnya

Kadang manusia tertawa di saat yang tidak tepat, misalnya saat seseorang terjatuh dan terluka, atau saat memberitahukan kabar yang tidak mengenakkan. Kita tahu hal tersebut tidak sopan, tapi ternyata sering terjadi lho.

Terkadang kita tergoda untuk tertawa di saat yang sama sekali tidak tepat [Image Source]
Saat kita tertawa di saat seperti itu, bukan beraerti kamu orang yang jutek atau tidak menghargai orang lain. Nyatanya, tawa di saat seperti ini bisa menjadi tanda bahwa kamu sedang mengalami stres emosional dan tubuh memicu untuk tertawat sebagai cara untuk melepaskan perasaan tidak nyaman atau tekanan.

Jadi, saat kamu tertawa karena seseorang terjatuh atau terluka, hal ini dipercaya sebagai fungsi evolusioner untuk memberi tahu bahwa orang tersebut tidak terluka serius dan tidak perlu merasa panik.Selain itu, Sophie Scott junga mengatakan bahwa tertawa juga bisa menjadi metodi untuk bisa terikat secara sosial dengan memberi sinyal pada orang lain bahwa kita suka mereka, kita setuju dengan mereka, atau kalian berada di kelompok yang sama.

5. Menggosip

Alasan mengapa seseorang bergosip adalah karena kebanyakan dari kita punya keinginan untuk segera membuat hubungan sosial dengan orang-orang di sekitar kita, sebuah keinginan yang bisa membuat orang mengenyampingkan kewajiban moral untuk tidak ikut campur urusan orang lain.

Terkadang beberapa orang tidak bisa berhenti bergosip dan itu ada alasannya. [Image Source]
Bergosip memberi kita sesuatu untuk dibicarakan dan dengan cepat menumbuhkan kepercayaan di antara orang yang bergosip. Pasalnya, bergosip adalah sinyal bahwa kita membiarkan orang mengetahui rahasia kita. Sebagai gantinya, orang tersebut membagi rahasianya dan sebuah hubungan langsung terbentuk. Bergosip juga memberikan perasaan superioritas, memberikan bahan tertawaan, serta menyegarkan situasi yang membosankan.

Meski begitu, bergosip tentang kesuksesan seseorang tidak memberikan efek yang sama. Sebuah studi menyebutkan bahwa berbagi hal yang tidak disukai menimbulkan ikatan yang lebih kuat daripada berbicara tentang hal yang positif.

6. Pura-pura Tahu Sesuatu

Beberapa orang punya kebiasaan untuk pura-pura tahu tentang sesuatu hal meskipun kalau mau diam dan memikirkannya sejenak, mereka sebenarnya hanya tahu sedikit atau bahkan tidak tahu sama sekali tentang hal tersebut. Hal ini, bisa dilakukan baik secara sengaja ataupun tidak sengaja. Tapi yang jelas, ada penjelasan ilmiah mengapa seseorang melakukan hal ini.

Beberapa orang sengaja atau tidak sengaja berpura-pura mengetahui sesuatu. [Image Source]
Professor David Dunning mengungkapkan bahwa kebanyakan orang melakukannya sekedar agar praktis atau untuk menunjukkan identitasnya. Banyak dari kita tidak benar-benar mengerti apa yang kita tahu atau tidak ketahui tentang sesuatu hal dan mungkin secara tidak sadar akan pura-pura mengetahui tentang sesuatu. Pasalnya, saat seseorang bertanya apakah kita tahu tentang sesuatu hal, otak akan mulai mengira-ngira dan menciptakan penjelasan tentang suatu hal. Saat itulah kita mungkin akan bilang bahwa kita tahu sesuatu yang meskipun sebenarnya tidak, karena kita tidak mau menghentikan percakapan karena otak berpikir bahwa kita harus tahu sesuatu tentang topik tersebut.

Hal lain yang paling jelas adalah karena orang tersebut merasa seperti orang yang tahu segalanya. Menurut Robert A. Burton, masyarakat kita mengagungkan ilmu pengetahuan, sehingga mengetahu tentang sesuatu hal adalah sesuatu yang dikagumi. Menjadi orang yang merasa tahu segalanya bisa membuat ketagihan dan bahkan beberapa area otak akan aktif dan mengeluarkan dopamine. Reaksi ini sama dengan saat kamu mengonsumsi obat-obatan atau melakukan judi. Itulah mengapa perilaku ini bisa menjadi kebiasaan yang sangat sulit dihentikan.

7. Berpikir Bahwa Diam Tanpa Ada yang Bicara Itu Canggung

Saat kita sedang duduk diam dengan seseorang, entah mengapa muncul rasa tidak nyaman atau canggung. Tahukah kamu mengapa kita merasa canggung saat berada dalam situasi ini? Jadi, seperti banyak perilaku manusia lainnya, hal ini juga berasal dari keinginan untuk bisa bergabung dan merasa diterima dalam suatu kelompok.

Kenapa kita merasa diam selama beberapa saat itu canggung? [Image Source]
Menurut psikolog Namkje Koudenburg, saat alur percakapan tidak mengalir seperti biasanya, kita mulai khawatir bahwa ada sesuatu hal yang tidak beres. Kita akan merasa apakah kita tidak menarik atau percakapan kita tidak relevan, sehingga membuat kita mengkhwatirkan tentang posisi kita dalam kelompok. Sebaliknya, jika percakapan mengalir dengan lancar, kita merasa diterima secara sosial.

Namun, tidak semua kebudayaan memiliki anggapan yang sama. Di Jepang misalnya, diam dalam waktu lama bisa menjadi sebuah tanda hormat atau menghargai, terutama saat memikirkan pertanyaan serius. Orang Finlandia, Australia, Aborigin, dan banyak di negara-negara Asia lainnya juga dengan diam sejenak saat percakapan namun tidak melihatnya sebagai tanda bahwa percakapan telah berhenti. Bahkan beberapa dari mereka menganggap orang Amerika terlalu banyak bicara dan suka mendominasi percakapan.

8. Suka Film Sedih

Alasan kenapa seseorang begitu menyukai film-film sedih adalah karena hal ini membuat mereka merasa lebih bahagia untuk sejenak sehingga membuat orang tersebut makin menikmati film tersebut. Peneliti dari Ohio State University menyebutkan bahwa menonton film sedih membuat orang memikirkan hidup mereka sendiri sehingga mereka bisa lebih bersyuur dan puas dengan kehidupan mereka sendiri.

Kita kadang sudah mengalami hal sedih dalam kehidupan sehari-hari. Tapi mengapa kita masih menonton film sedih? [Image Source]
Melihat tragedi di televisi membuat orang memeriksa kehidupan mereka sendiri dan menghitung berkah yang mereka miliki. Tapi, reaksi yang dimaksud bukan dalam ekspresi semacam, ‘wah, untuk aku tidak sesial orang itu’. Hal ini adalah pemikiran yang egois dan hanya fokus pada diri sendiri. Mereka yang memiliki pemikiran seperti ini tidak mengalami peningkatan rasa senang setelah menonton film tersebut.

Selain itu, menurut Dr. Paul Zak, nonton film atau mendengar cerita tentang orang lain yang membuat kita merasa bersimpati melepaskan oxytocin yang meningkatkan perasaan peduli. Zak bahkan menyebut zat ini sebagai ‘molekul moral’ karena membuat kita bisa dipercaya, murah hati, dan peduli dengan orang lain.

Baca Juga : 10 Kejadian Unik dan Aneh Gara-Gara Kecanduan Game

Nah, itu tadi beberapa hal aneh yang sering dilakukan manusia. Ternyata ada penjelasan aneh dibaliknya, jadi tidak perlu lagi bingung kenapa kamu sering melakukan hal-hal tersebut.

Share
Published by
Tetalogi

Recent Posts

4 Kontroversi Seputar Doktif yang Kerap Bongkar Produk Skincare Overclaim

Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…

1 week ago

Serba-serbi Tol Cipularang yang Kerap Makan Korban, Mitos hingga Sejarah Pembangunan

Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…

2 weeks ago

4 Live Action Paling Booming di Netflix, Bisa Jadi Teman Malam Minggu

Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…

2 weeks ago

Fenomena Joged Sadbor yang Ubah Nasib Warga jadi Kaya, Benarkah Disawer Judol?

Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…

3 weeks ago

Pengusaha Budidaya Jamur Tiram Modal 100 Ribu Bisa Dapat Omzet Puluhan Juta Sekali Panen

Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…

3 weeks ago

6 Tahun Merawat Suami Lumpuh Sampai Sembuh, Perempuan Ini Berakhir Diceraikan

Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…

3 weeks ago