Presiden boleh terus berganti, namun Soekarno akan tetap menjadi Bapak Proklamator Indonesia yang tempatnya tak akan bisa digantikan oleh siapa pun. Oleh karenanya, sudah sepatutnya bagi kita, para generasi muda, untuk terus mengenang sosok beliau yang begitu setia dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
Untuk itu, ada beberapa tempat di tanah air yang menyimpan banyak sejarah yang berhubungan dengan tokoh besar tersebut. Penasaran? Berikut adalah lima situs peninggalan Bung Karno yang kaya sejarah bangsa. Jika Anda mengaku cinta Indonesia, pastinya harus pernah mampir ke sini. Yuk kita simak ulasan menariknya!
1. Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu
Usaha Soekarno dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia acap kali membuatnya diasingkan ke beberapa daerah di Indonesia. Nah, salah satu tempat di mana dia akhirnya diasingkan, adalah Bengkulu. Sebelum sampai ke Bengkulu, Soekarno terlebih dulu diasingkan di Ende, Flores. Dia diasingkan di Flores selama empat tahun.
Saat diasingkan ke Bengkulu, Soekarno tinggal di sebuah rumah yang berada di jalan Sukarno Hatta Kelurahan Anggut Atas kecamatan Gading Cempaka. Usut punya usut, rumah itu awalnya dimiliki oleh seorang pedagang Tionghoa bernama Lion Bwe Seng. Kemudian rumah tersebut disewa oleh Belanda untuk menempatkan Bung Karno selama menjalani masa pengasingannya di Bengkulu. Rumah itu ditinggali oleh Soekarno sejak tahun 1938 sampai 1942.
2. Rumah pengasingan di Ende
Perjuangan Bung Karno dalam usaha memerdekakan Indonesia memang tak mudah. Karena sikapnya yang keras itu, Soekarno pun pernah diasingkan ke Ende bersama keluarganya. Di Ende, dia dan keluarganya ditempatkan di sebuah rumah yang dimiliki oleh Abdullah Ambuwaru. Rumah yang berada di tengah pemukiman masyarakat setempat itu terbilang sederhana dan bahkan tidak memiliki nomor.
Kemudian setelah Indonesia dinyatakan merdeka, Soekarno kembali mengunjungi Ende. Di sana, dia pun bertemu Abdullah Ambuwaru, dan meminta supaya rumah yang dulu dia tinggali sewaktu pengasingan hendaknya dijadikan museum. Dan pada tanggal 16 Mei 1954, presiden pertama RI itu kembali ke Ende untuk meresmikan rumah tersebut sebagai Situs Bung Karno.
3. Rumah Bung Karno Berastagi
Selain Ende dan Bengkulu, Soekarno juga pernah diasingkan oleh Belanda ke Berastagi, Kabupaten Karo. Bagi Anda yang belum begitu tahu tentang Berastagi, ini merupakan sebuah kota wisata yang berada di dataran tinggi. Selain memiliki iklim yang sejuk dan panorama alam yang indah, Berastagi juga menjadi rumah bagi salah satu situs Bung Karno.
Di kota ini, Anda bisa menemukan rumah pengasingan Bung Karno. Tepatnya di Desa Lau Gumba, Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Rumah sederhana itu ditinggali oleh Bung Karno dalam pengasingannya, ketika pihak Belanda melancarkan Agresi Militer II. Usut punya usut, rumah bergaya Belanda itu ternyata dulunya adalah tempat tinggal dari orang perwira Belanda.
4. Rumah Bung Karno Parapat
Soekarno juga pernah diasingkan hingga ke Sumatera Utara atau lebih tepatnya di Parapat. Parapat atau biasa disebut Prapat, merupakan sebuah kelurahan di kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun. Kelurahan ini juga menjadi salah satu akses menuju ke Danau Toba, yang kira-kira berjarak sekitar 48 km dari Pematangsiantar.
Di Parapat, Sang Proklamator Indonesia diasingkan oleh Belanda di sebuah rumah bergaya Eropa. Pengasingan tersebut terjadi ketika penjajah melancarkan agresi Militer II. Rumah pengasingan Soekarno itu berada tepat di tepian Danau Toba yang tersohor dengan keindahannya. Kini, rumah pengasingan itu masih berdiri kokoh dan terawat keasriannya. Namun, sebagian besar perabot di dalamnya sudah diganti karena kondisinya sudah tak layak.
5. Rumah Rengasdengklok
Ketika mendengar Rengasdengklok, kita pasti akan langsung terbayang tentang proses perumusan kemerdekaan Indonesia. Tepat pada tanggal 16 Agustus 1945, Sukarno dan Hatta “diculik” oleh para pemuda dan kemudian dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Hal ini terpaksa dilakukan karena para pemuda takut Jepang akan mengingkari janjinya tentang kemerdekaan Indonesia. Selain itu, Indonesia juga sedang mengalami kekosongan kekuasaan karena Jepang kalah dalam perang.
Kesempatan itu dianggap sebagai momen terbaik untuk merumuskan kemerdekaan Indonesia dan segera mengumumkannya ke rakyat. Setelah Soekarno dan Hatta dibawa oleh para pemuda, mereka lantas ditempatkan di sebuah rumah milik Djiauw Kie Siong, salah seorang dari pasukan Pembela Tanah Air (Peta). Hingga kini, bangunan rumah dan area ruang tamu masih asli, termasuk juga lantai ubin berwarna terakota yang biasa dipasang untuk rumah-rumah keturunan Tionghoa.
Itulah lima situs peninggalan Bung Karno yang patut Anda kunjungi. Mereka semua adalah saksi bisu bagaimana kemerdekaan di negeri benar-benar diperjuangkan sampai titik darah penghabisan.