Sejak lama, opium ternyata sudah dimanfaatkan oleh umat manusia bahkan sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini tidak lain karena efeknya yang kuat serta membuat kecanduan sehingga zaman dulu bahan ini sering digunakan.
Opium punya efek candu yang sangat kuat, sehingga bahkan orang-orang hebat dalam sejarah pun tergoda oleh obat ini. Beberapa orang hebat dalam sejarah juga terpengaruh oleh opium. Berikut ini beberapa diantaranya.
1. Aaron Burr
Aaron Burr adalah salah seorang sosok bersejarah di Amerika Serikat. Sepanjang hidupnya, ia punya karir politik yang sangat baik sampai akhirnya ia terlilit masalah yang membuat karir politiknya hancur. Kejadian paling terkenal adalah hidupnya adalah ketika ia melakukan duel dengan saingan politiknya, Alexander Hamilton yang kemudian menewaskan Hamilton. Meski tidak pernah diadili atas duel ilegalnya ini, kematian Hamilton yang membuat hidupnya akhirnya semakin terpuruk hingga sempat ditangkap dengan tuduhan berkhianat.
Tahun 1808, ia menjual rumahnya di New York dan pergi ke Inggris. Empat tahun tinggal di Inggris, Aaron Burr menulis buku harian yang menceritakan dengan gamblang hubungan dengan pekerja seks, sempat menderita berbagai macam penyakit dan apa yang ia gunakan untuk menyembuhkannya.
Saat mengunjungi salah satu saudaranya di Inggris, ia mulai mengenal opium dan menggunakan obat tersebut. Lewat buku hariannya, ia menceritakan bahwa ia menggunakan opium saat sakit gigi, insomnia, dan sakit kepala. Salah satu tulisan juga menceritakan bagaimana ia terlalu banyak menelan opium hingga ia menjadi sakit dan tidak bisa berpikir.
2. Marcus Aurelius
Salah satu kaisar Romawi ini juga terkenal dengan bukunya yang berjudul Meditations. Buku ini telah menginspirasi banyak para pemimpin modern dan filsafat kesabarannya banyak dijadikan panutan. Sebagai seorang kaisar, ia juga berusaha menghindari keterikatan emosional agar bisa memimpin dengan efektif. Jadi, ketergantungannya dengan opium tentu membuat banyak orang terkejut.
Marcus Aurelius memang tidak bukan orang yang kuat secara fisik. Tapi sebagai seorang kaisar, ia diharapkan memimpin pasukannya dalam peperangan. Karena tubuhnya yang rentan, kaisar ini jadi sering sakit-sakitan. Ia sulit makan saat siang hari dan hanya makan sedikit di malam hari. Untuk melawan penyakitnya ini, dokter Aurelius, Galen memberinya obat yang diberi nama theriac. Obat ini rupanya cukup manjur karena ia bisa bertahan dalam sulitnya peperangan. Tentu saja obat yang diberikan Galen ini sebenarnya adalah opium.
Menurut catatan Galen, Aurelius tidak bisa meminum obat itu di siang hari karena ia akan terlalu mengantuk setelahnya, jadi ia meminum opium setiap malam untuk mengatasi masalah insomnianya. Setidaknya, Aurelius tampaknya tidak menjadi ketagihan atau kecanduan opium karena ia masih bisa menulis Meditations saat itu. Jadi, Marcus Aurelius kemungkinan menggunakan obat ini hanya untuk penghilang rasa sakit dan obat untuk membantunya tidur.
3. Thomas Jefferson
Thomas Jefferson adalah salah seorang pendiri negara Amerika, penulis Deklarasi Kemerdekaan, serta presiden Amerika Serikat ketiga. Karirnya yang hebat tentu membuatnya menjadi salah satu sosok penting dalam sejarah Amerika. Tapi ternyata ia juga punya kebiasaan yang tidak biasa yaitu meminum laudanum, sejenis obat yang dibuat dengan melarutkan opium dalam alkohol.
Thomas Jefferson adalah seorang yang eksentrik dan sering sekali mengobati dirinya sendiri. Suatu ketika, ia punya masalah diare akut yang ia tulis dalam sebuah surat pada tahun 1803 dan ia kirim pada salah seorang kenalannya. Kenalannya ini kemudian merekomendasikan laudanum untuk mengatasi masalahnya. Entah kapan ia setuju untuk menggunakan opium, tapi sejak itu ia mulai rutin minum laudanum sampai ia meninggal tahun 1826. Meski begitu saat ia sekarat, Jefferson menolak opium dan meninggal dengan tenang tanpa pengaruh opium.
Dalam jurnal obat-obatannya, ia menyimpan resep untuk membuat laudanum agar bisa membuat sendiri dan tidak pernah kehabisan. Ia bahkan menanam tanaman opium di perkebunanya di Monticello dan tanaman tersebut terus tumbuh sampai tahun 1992.
4. Meriwether Lewis
Setelah Thomas Jefferson membeli area Lousiana pada tahun 1803, ia memerintahkan Meriwether Lewis dan William Clark untuk menjelajahi area dan membuat peta dari lahan yang baru tersebut. Tentu saja ini adalah perjalanan berbahaya dan banyak orang begitu menghormatinya dan menganggapnya sebagai seorang pioner. Meski begitu, ia ternyata cukup tersiksa dengan penggunaan opium.
Lewis cukup gemar meminum opium dalam bentuk pil yang saat itu hanya diproduksi khusus di farmasi pada tahun itu. Saat melakukan penjelajahan, Lewis rupanya membawa opium dalam jumlah besar hingga ia bisa meminum sebanyak satu gram sehari. Jumlah ini tentu sangat tinggi, apalagi dicampur dengan kebiasaannya minum-minuman beralkohol yang pasti akan sangat mempengaruhinya.
Lewis diketahui menderita depresi, jadi opium dan alkohol hanya menambah buruk keadaannya. Hal ini pula yang diperkirakan turut menjadi penyebab kematiannya yang mendadak pada tahun 1809. Ada yang berpendapat bahwa ia bunuh diri, namun tidak sedikit pula yang berpendapat bahwa ia dibunuh.
5. Samuel Johnson
Salah satu orang paling penting dalam sejarah Inggris adalah Samuel Johnson yang berjasa dengan membuat tulisan tentang Bahasa Inggris seperti yang sekarang ini melalui bukunya A Dictionary of the English Language. Memang sih tidak banyak orang yang mengenalnya sekarang ini, tapi tanpa karyanya, Bahasa Inggris akan berbeda dari apa yang kita kenal sekarang.
Johnson juga termasuk seseorang yang tertarik dengan dunia obat-obatan dan pada masanya, penjualan obat-obatan tidak memiliki peraturan ketat seperti sekarang ini sehingga Johnson bisa melakukan apapun yang ia mau. Ia berteman dengan seorang dokter dan menjadi pasiennya. Karena memiliki beberapa penyakit, ia juga sering mengikuti saran si dokter untuk mengobati dirinya sendiri, termasuk menggunakan opium dalam jumlah besar di usianya yang menginjak 50an.
Secara rutin ia meminum campuran opium dengan marshmallow sehingga ia bisa meminum opium dalam jumlah besar hingga 200 miligram. Meski mengetahui bahwa opium sangat adiktif dan seringkali mengatakan bahwa ia takut dengan bahaya candu, Johnson tetap mengonsumsi obat ini hingga 30 tahun sampai ia meninggal tahun 1784.
6. Benjamin Franklin
Sama seperti Thomas Jefferson, Benjamin Franklin juga salah satu pendiri Amerika Serikat dan bahkan hampir selalu terlibat di setiap aspek kehidupan Amerika mulai dari politik dan urusan sipil. Ia adalah seorang pria yang selalu ingin meningkatkan setiap aspek pengetahuan dengan setiap pengalaman. Namun juga sama seperti kebanyakan orang lainnya, ia juga semakin lemah seiring dengan bertambahnya usia, dan semakin ketagihan dengan obat-obatan untuk mengatasi penyakitnya.
Menurut catatan, Franklin menderita banyak penyakit mulai dari encok di kaki yang membuatnya susah berjalan serta batu ginjal yang membuat kesehatannya memburuk. Untuk mengatasinya, dokter menyarankan laudanum pada tahun 1782 yang kelihatannya mampu mengurangi rasa sakitnya dan membuatnya bisa bersosialisasi lagi.
Sayangnya, laudanum hanya membuat kesehatannya semakin buruk seiring berjalannya waktu dan pada tahun 1790, Franklin lewat sebuah surat menulis bahwa Laudanum telah membuatnya kehilangan selera makan dan membuatnya terlihat seperti tulang yang terbungkus kulit. Sebenarnya ia sedang menulis memoarnya, namun laudanum justru membuatnya tidak bisa fokus dan terus merasa kelelahan hingga ia takut tulisannya tidak akan selesai. Ia akhirnya pun meninggal dengan tetap ketagihan opium.
7. William Wilberforce
Lewat perjuangan William Wilberforce, Inggris akhirnya melarang adanya perbudakan. Ia adalah sosok terhormat dan taat pada Tuhan. Ia bahkan pernah berkata bahwa doa yang membuatnya mampu menjalani hari dan memperoleh reputasi seperti yang ia miliki. Namun menurut dokternya, ia sebenarnya juga punya cara yang lebih bersifat medis.
Wilberforce menderita sakit perut akut hampir di sebagian besar hidupnya, namun ia tidak pernah mau penyakitnya menghalangi pekerjaannya. Jadi, Wilberforce kemudian meminta solusi pada dokter. Dokter memberinya opium yang terkenal sangat adiktif, namun hal ini tidak menghentikannya untuk mengonsumsi obat ini.
Wilberforce menggunakan opium hingga 45 tahun sampai ia akhirnya meninggal. Menurutnya, obat tersebut tidak terlalu memberikan pengaruh pada pikirannya dan bahkan merekomendasikan obat tersebut ke teman-temannya meski tahu opium adalah zat adiktif.
8. Mary Todd Lincoln
Mary Todd Lincoln adalah istri presiden Abraham Lincoln yang dikenal sebagai presiden terhebat di sepanjang sejarah Amerika. Tentu saja menjadi seorang first lady bukanlah peran yang mudah apalagi ia juga melewati masa perang sipil yang membuatnya merasa tertekan dan depresi. Sama seperti orang lain di masanya, Mary mengonsumsi opium untuk menenangkan diri.
Mary menderita migrain di sepanjang hidupnya dan ia minum paregoric, salah satu jenis prouk opium untuk menenangkan sakit kepalanya. Namun hal ini justru membuatnya menjadi kasar dan sulit diajak bicara. Ketika asistennya memintanya untuk berhenti minum paregoric, Mary justru berkata bahwa tidak mungkin paregoric itu bersiat racun karena ia dan keluarganya tumbuh dengan mengonsumsi obat tersebut. Tidak hanya unutuk mengatasi sakit kepala, ia juga minum laudanum untuk membantunya dalam proses melahirkan.
Setelah Abraham Lincoln dibunuh, ia semakin sering meminum opium hingga taraf yang membahayakan. Beberapa kali juga ia mengalami masalah dengan kesehatan mentalnya sehingga keluarganya mencoba untuk memasukkannya ke rumah sakit, namun hal ini juga tidak membuahkan hasil. Ia bahkan pernah pergi membeli laudanum, meminum semua langsung saat masih di jalan dan kembali ke toko tersebut untuk membeli satu botol lagi.
9. Frederic Chopin
Frederic Chopin adalah salah seorang komposer hebat dalam sejarah. Ia menulis banyak musik indah yang kemudian dimainkan oleh banyak musisi di berbagai belahan dunia dan banyak dikagumi serta dipuji atas kejeniusannya. Namun, Chopin ternyata juga mengalami masalah mental dengan kehidupan yang sering mengalami masalah hingga akhirnya ia meminum opium untuk membantu mengatasi gejala yang muncul akibat stres dan tekanan yang ia alami.
Hingga kini belum ada yang tahu penyakit apa sebenarnya yang ia miliki dengan gejala yang sangat banyak seperti halusinasi, depresi, batuk parah, dan migrain. Karena sedikitnya pengetahuan para dokter yang dimiliki saat itu, maka tidak banyak juga yang bisa dilakukan untuk menolongnya dan Chopin kemudian mendapatkan campuran opium dan gula untuk meredakan batuk parah yang ia alami.
Beberapa dokter berpendapat bahwa Chopin memiliki masalah dengan otak, sehingga pemakaian opium akhirnya hanya membuat depresi dan halusinasinya semakin parah namun juga membuat karyanya terasa seperti mimpi namun juga seram. Ia akhirnya meninggal pada tahun 1849 di usia 39 tahun akibat masalah kesehatan yang
10. Horatio Nelson
Lord Horation Nelson adalah salah satu pahlawan nasional Inggris dan dikenal mengalahkan pasukan Napoleon beberapa kali dalam masa perang Napoleon. Ia adalah sosok pemberani yang akhirnya terluka dan meninggal di peperangan Trafalgar. Namun, dibalik kehebatannya, ia ternyata juga menderita penyakit yang membuatnya harus minum opium agar bisa memimpin pasukannya.
Sejak kecil ia memang mudah sakit, meski begitu Nelson memiliki keinginan kuat untuk bergabung dengan pasukan angkatan laut sang ratu. Dalam peperangan yang sering ia ikuti, ia akhirnya kehilangan tangan kanan dan satu matanya menjadi buta. Karena itulah ia sering merasa kesakitan dan sulit tidur di malam hari sehingga mulai mengonsumsi laudanum.
Meski terus merasa kesakitan, hal ini tidak menghentikannya dari memimpin pasukan. Ia akan minum dosis harian laudanum setelah lukanya dibalut. Nelson akhirnya berhasil mengalahkan Napoleon di Trafalgar meskipun ia meninggal tidak lama setelahnya pada tahun 1805.
Opium termasuk zat adiktif yang membuat peminumnya menjadi ketagihan. Karena efek sampingnya yang membahayakan, obat ini akhirnya dinyatakan ilegal di berbagai negara. Untungnya di era modern ini dokter sudah lebih banyak mengerti tentang kesehatan dan penyakit serta terdapat obat lain yang mampu mengobati lebih baik dengan efek samping minim.