Kini banyak sekali tayangan televisi dengan mengusung tema traveling. Dari mulai menjelajah hutan, lautan hingga pucuk gunung tertinggi menjadi destinasi wisata pilihan mereka. Selain menyajikan pemandangan super keren, tayangan tersebut juga memberikan pengetahuan untuk merawat dan menjaga alam.
Baca Juga : 4 Kasus Pembunuhan Hewan Keji Oleh Orang Indonesia yang Bikin Gregetan
Salah satu tujuan para traveler untuk mengadu adrenalin adalah gunung. Sayangnya, banyak dari kita keliru ketika menjamah hutan untuk menuju puncak. Akibatnya diri sendiri, orang di sekitar kita dan kehidupan dunia yang mendapatkan dampaknya. Lalu seperti apakah tingkah para pendaki gunung yang berakibat fatal bagi kehidupan dunia ini? Berikut ulasannya.
Deman naik gunung mulai muncul pada awal tahun kemarin. Banyak orang berbondong-bondong menaiki gunung hanya untuk foto dengan membawa sepotong kertas yang bertuliskan testimoni pribadi. Sayang, bukannya membawanya pulang, kertas-kertas ini dibiarkan menumpuk di atas gunung.
Tak hanya kertas, ternyata bungkus makanan, kaleng, botol minum hingga kantong kresek terlihat berceceran di beberapa gunung besar di Indonesia. Seperti Gunung Semeru, gunung api tertinggi di Jawa ini menjadi salah satu gunung dengan jumlah sampah terbanyak. Penumpukan sampah ini tak hanya mengganggu pemandangan saja, namun juga membuat perilaku hewan di gunung berubah.
Tak cukup mencorat-coret dinding di tembok-tembok kota, kini banyak orang berpindah mencorat-coret kayu dan juga batu di atas gunung. Banyak orang berfikiran bahwa menuliskan sesuatu di pohon tersebut menjadi sebuah bukti bahwa mereka pernah berkunjung ke gunung tersebut.
Fatalnya lagi, sudah banyak para pendaki gunung yang melakukan vandalisme ini di gunung-gunung yang ada di dunia seperti Gunung Fuji. Pendaki gunung yang diduga berasal dari Klaten ini membuat tulisan “Indonesia” di gunung tersebut. Tak hanya merusak lingkungan hidup yang ada di gunung tapi juga membuat malu nama Indonesia di dunia.
Kebakaran yang terjadi Gunung Lawu pada Senin kemarin bukanlah karena faktor alam yang terlalu panas sehingga beberapa pohon terbakar. Namun, bencana tersebut terjadi karena adanya percikan api yang masih belum padam dan ditinggalkan oleh para pendaki yang menjadi korban kebakaran di Gunung Lawu.
Hal ini menjadi bukti bahwa membuat api di gunung itu sangat berbahaya apalagi ditinggalkan dalam keadaan masih menyala. Bukan untuk memberikan larangan membuat api unggun, tapi api bisa saja dinyalakan di sebuah tempat yang lapang dan besar. Tentu itupun harus ditinggalkan ketika sudah dalam keadaan padam.
Baca Juga : 5 Alasan Berkebun di Rumah Bisa Menyelamatkan Bumi dan Hidupmu
Ratusan jenis tanaman dan hewan langka yang ada di hutan kini terancam punah. Bukan hanya karena adanya kerusakan hutan secara alamiah, namun juga karena faktor manusia. Mulai dari pembuangan sampah hingga vandalisme mengakibatkan perilaku hewan berubah sementara tanaman langka mulai mati.
Selain itu, banyak para pendaki yang sengaja menaiki gunung hanya untuk mencari hewan atau tanaman langka. Setelah menemukan tanaman dan hewan tersebut baru dibawa pulang untuk dijual secara ilegal kepada orang tertentu. Kelakuan para pendaki ini tentu membuat 76 spesies hewan dan 127 tumbuhan mulai terancam hilang.
Banyak pendaki gunung yang sengaja membawa pulang tangkapannya untuk dijual kembali. Namun, tak sedikit orang yang tega membunuh beberapa hewan untuk mendapatkan keuntungan sendiri. Seperti harimau atau ular, mereka tak segan-segan membunuh hewan-hewan tersebut dan hanya membawa pulang kulitnya saja.
Adapula dari para pendaki yang memancing ikan di sungai atau danau untuk digunakan sebagai lauk makan. Sayangnya, banyak dari mereka yang membuang ikan-ikan kecil di tanah hingga tergeletak mati. Matinya ikan-ikan ini tidak hanya mengurangi habitat di air, tapi juga membuat udara tercemar bau busuknya ikan.
Baca Juga : 4 Perlengkapan PENTING yang Wajib Dibawa Perempuan Saat Traveling
Memang tidak mudah untuk mengubah kebiasaan yang kita bawa di kehidupan sehari-hari. Namun banyaknya tingkah laku para pendaki yang kelewatan batas ini juga membuat kehidupan dunia dan orang di sekitar kita mendapatkan akibatnya. Kondisi lingkungan tersebut akan berpengaruh terhapap kondisi kita juga. Karena itu sudah selayaknya kita meninggalkan kebiasaan yang berakibat buruk kepada orang lain dan mulai menjaga dan merawat lingkungan kita.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…