Ada banyak jalan dan cara untuk berbagi kebaikan dengan sesama. Bisa dengan menyumbangkan tenaga, harta maupun pikiran untuk kemajuan bersama. Hal inilah yang coba diterapkan oleh sosok pria bernama Yoseph Orem Blikololong ini. Profesinya sebagai pemulung, tak mematahkan asa dan semangatnya untuk peduli dengan sesama. Yang luar biasa, pria asal Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur itu sukses membangun dua sekolah sekaligus.
Ia diketahui telah berhasil membangun Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Semua berawal dari keprihatinan dirinya karena banyak warga miskin yang tak mampu menyekolahkan anak-anak mereka. Dari situlah, muncul inisiatif untuk mendirikan sekolah gratis bagi mereka yang tak mampu.
Namun sayang, karena kendala biaya, sekolah-sekolah tersebut dibangun apa adanya. Untuk PAUD yang diberi nama Peduli Kasih, untuk sementara dengan menumpang rumahnya yang sederhana.Pada jenjang SMP, ia harus bersusah payah menyewa empat ruang bekas Taman Kanak-kanak (TK) milik salah seorang pengusaha di Kupang.
Bukan perkara mudah bagi Yoseph untuk mendirikan sekolah tersebut.
Terlebih, ia menggratiskan biaya bagi siswa yang ada. Kebanyakan mereka datang dari latar belakang keluarga kurang mampu dengan beragam profesi. Ada yang murni anak jalanan, pencari besi tua, penjual tas kresek di pasar, hingga kondektur angkutan umum. Semua ditampung dalam sekolah yang didirikan oleh Yoseph.
“Saya juga lihat banyak anak-anak usia sekolah yang terpaksa putus sekolah dan bekerja sebagai kondektur, pemungut besi tua dan sampah, tolak gerobak dan jual kresek di pasar. Mereka itu kemudian saya ajak untuk masuk dan bersekolah di SMP,” ujarnya seperti yang dilansir dari kompas.com.
Yoseph sendiri berangkat dar latar belakang keluarga yang sederhana. Sebelum menekuni profesi sebagai pemulung, ia pernah bekerja sebagai sopir angkutan kota. Karena hasil yang di dapat tak menentu, ia pun beralih profesi. Tak disangka, ia justru mendapatkan hasil yang lumayan. Setiap harinya, Yoseph meraup sekitar Rp 100.000 hingga Rp 200.000. Meski demikian, ia sanggup menyekolahkan ketiga anaknya hingga jenjang perguruan tinggi.
“Saya ini juga hidup susah, karena untuk menghidupi keluarga sendiri saja repot, namun saya berkeinginan untuk bantu orang yang lebih susah dari saya. Karena bagi saya, ketika saya membantu orang susah, tentu akan ada saja pihak lain yang akan membantu saya,”ujar Yoseph ujarnya seperti yang dilansir dari kompas.com.
Untuk menjaga kelancaran operasional sekolahnya, Yoseph mempekerjakan tenaga guru yang ia beri honor setiap bulan. Di sekolah PAUD, hanya ada satu tenaga guru pengajar yang ia beri gaji sebesar Rp 200.000. Untuk SMP, ada 9 tenaga pengajar berhonor Rp 100.000 dan Rp 200.000 untuk Kepala Sekolah.
“Sebenarnya kita tidak sebut itu sebagai gaji, tapi hanya uang transport buat para guru ini. Mereka semua bekerja secara ikhlas dan membantu para siswa miskin ini,”kata Yoseph seperti yang dilansir dari kompas.com.
Sangatlah susah menemukan sosok seperti Yoseph di Indonesia. Zaman kekinian yang terlanjur berubah arah, membuat masyarakatnya menjadi lengah terhadap kehidupan orang lain. Dengan adanya orang seperti Yoseph, semoga dapat membuka mata kita. Khususnya pemerintah. Bahwa masih ada orang miskin yang butuh asupan pendidikan di negeri yang katanya kaya ini.