Banyak spekulasi yang beredar tentang Perang Dunia Ketiga akhir-akhir ini. Memang kalau dilihat dari apa yang terjadi kemungkinan terjadinya perang cukup besar. Munculnya huru-hara di Timur Tengah, aksi terorisme di kota-kota besar, sampai kemarin yang bikin ketar-ketir adalah serangan Turki ke militer Rusia. Perang tidak butuh sesuatu yang besar untuk memicunya, hal-hal sederhana seperti contoh-contoh itu lebih dari cukup.
Baca Juga :5 Bangsa Kuno ini Dikenal Dengan Kebiasaan Maksiatnya yang Gila
Perang Dunia Ketiga sebenarnya bukanlah hal yang baru. Dulu, bahkan sebelum munculnya huru-hara di Timur Tengah, wacana PDIII (Perang Dunia III) juga sudah mulai digulirkan. Hal tersebut dipicu dari banyaknya kejadian besar yang terjadi kala itu. Untungnya negara-negara yang berkaitan dengan peristiwa tersebut melakukan langkah yang cukup bijak sehingga tak sampai membuat mereka mengumumkan darurat perang.
Berikut adalah kejadian di masa lalu yang sebenarnya lebih dari cukup untuk memicu terjadinya PDIII.
Peristiwa ini bisa dibilang yang paling buruk sepanjang sejarah Amerika Serikat. Terlepas dari banyaknya korban yang ada, kejadian ini bisa dibilang aib bagi Amerika yang gagal melakukan tindakan preventif, padahal kita tahu betul bagaimana ketatnya regulasi mereka soal pengamanan udara. Apalagi pihak Gedung Putih mengatakan jika yang bertanggung jawab atas kejadian ini adalah Al-Qaeda. Makin tercoreng muka Paman Sam.
Kejadian 9/11 tak hanya aksi terorisme kelas berat, tapi juga undangan perang. Amerika ketika itu memang sudah akan bersiap-siap melakukan perang total agar kejadian yang sama tak terulang lagi kemudian hari. Namun, untungnya pemerintah beranggapan jika masih ada cara yang lebih bijak selain itu. Seumpama jika Paman Sam jadi melakukan aksi pembalasan, maka ini akan sangat mungkin memicu Perang Dunia 3.
Ada alasannya kenapa Kim Jong Un begitu membenci Korsel. Hal tersebut tak lain karena perang yang pernah terjadi antara dua negara ini di tahun 1950 dulu. Tak pernah ada penyelesaian antara dua negara ini membuat Korut dan Korsel keukeuh untuk tetap terpisah. Kembali ke belakang, perang ini adalah ekor dari skenario panjang Perang Dingin. Sehingga meskipun judulnya Korut VS Korsel, tapi yang terlibat dalam perang ini cukup banyak.
Blok Korut ada China dan juga Rusia, sedangkan Korsel dibantu oleh PBB dan juga di-support Amerika. Perang ini benar-benar bisa pecah menjadi PDIII mengingat kontestannya adalah negara-negara kelas berat yang memang sejak dulu berselisih paham. Untungnya, perang ini berakhir dengan tidak membawa dampak yang besar, meskipun di masing-masing kubu menelan ratusan ribu korban tewas.
Seperti yang kita tahu, Soviet telah menancapkan pengaruhnya di Afghan selama bertahun-tahun. Komunisme adalah tujuan mereka. Mujahidin lokal pun tak terima dengan hal ini dan akhirnya melakukan perlawanan. Pecahlah kemudian perang Soviet versus Afghan yang memakan waktu sampai 9 tahun ini. Sebenarnya perang ini juga tak hanya melibatkan kedua negara, tapi di belakang mereka, terutama para Mujahidin, ada intervensi asing.
Amerika dan Inggris diketahui memasok banyak persenjataan bagi para pejuang lokal. Jadi bisa dibilang ini sebenarnya adalah perang Amerika Inggris versus Rusia, hanya saja peran Amerika CS dilakukan oleh pejuang lokal. Soviet pun tahu hal ini, dan fakta tersebut membuat mereka berang. Sebenarnya bisa saja Soviet langsung menyerang Amerika dan Inggris. Namun, jika hal tersebut terjadi maka pecahlah perang yang lebih besar. Pada akhirnya Soviet pun memilih pergi dari Afghan dan mirisnya, konflik masih saja terjadi di sana. Kali ini antara pemerintah dan juga mujahidin.
25 Januari 1995 mungkin saja jadi tanggal dimulainya Perang Dunia 3. Untungnya, berkah bersabar oleh tokoh-tokoh terkait, mimpi buruk tersebut tidak terealisasi. Kisah mulanya, saat itu Norwegia dan Amerika meluncurkan roket satelit untuk meneliti Aurora Borealis di Artik. Karena roketnya akan melalui Rusia, Norwegia pun meminta izin kepada pemerintah Rusia. Namun, pesan tersebut tak pernah sampai.
Presiden Rusia kala itu, Boris Yeltsin, kaget karena melihat hal ini dan ia mengira negaranya diserang. Seketika itu ia kemudian mengeluarkan koper hitam andalannya yang konon berisi tombol untuk meluncurkan sekitar 2.200 roket. Untungnya, Boris tidak gegabah dan pada akhirnya paham kalau ini hanyalah roket penelitian biasa.
Stanislav Petrov adalah pria yang bertanggung jawab untuk menjaga kontrol sebuah bunker canggih Soviet. Suatu ketika alarm di bunker tersebut menyala dengan kerasnya. Alarm ini sendiri adalah penanda khusus jika Amerika melakukan serangan ke Soviet. Petrov dihadapkan dengan pilihan melakukan serangan balik atau diam saja. Tapi, pria ini memutuskan untuk menunggu.
Ternyata ini adalah keputusan yang tepat. Siapa sangka jika alarm yang berbunyi tersebut adalah kekeliruan. Seumpama Petrov benar-benar mengirimkan serangan balik, maka Perang Dunia Ketika mungkin terjadi 32 tahun lalu mengingat peristiwa ini terjadi di tahun 1983.
Baca Juga : 8 Negara Ini Dipercaya Bakal Menguasai Dunia di Masa Depan
Jika saja kejadian di atas diplintir sedikit, mungkin hari ini kita bakal merasakan gelapnya zaman peperangan yang gila itu. Untungnya Tuhan menakdirkan lain dan masih selamatlah kita dari perang. Nah, setelah selamat dari rentetan kejadian ini, maka baiknya lebih berhati-hati lagi. Gesekan sekecil apa pun kalau timing provokasinya pas pasti bakal pecah jadi perang.
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…