in

Di Balik Penghapusan Logo Halal Restoran di Cina yang Kini Jadi Sorotan Dunia

Setelah sempat menjadi sorotan dunia atas perlakuan pemerintah Cina yang menahan muslim Uighur di kamp-kamp khusus beberapa waktu lalu, negeri tirai bambu itu kembali membuat heboh dengan kebijakannya menghapus logo halal pada restoran di wilayahnya. Dilansir dari News.detik.com, Otoritas di Beijing, ibu kota China dilaporkan telah memerintahkan agar pemilik kedai makanan menghapus logo halal dalam bahasa Arab.

Tak hanya logo, para pegawai di 11 restoran yang menjual produk halal sesuai standar Islam, juga diharuskan menghapus simbol-simbol yang terkait dengan Islam seperti gambar bulan dan bintang. Bahkan, menurut salah seorang manajer restoran seperti yang dikutip dari Reuters menyebutkan, pemerintah Cina menganggap hal tersebut sebagai budaya asing. Apa sebenarnya tujuan penghapusan logo halal tersebut.

Pemerintah ingin agar agama yang ada sesuai dengan budaya Cina

Setelah instruksi pemerintah Cina turun, banyak dari restoran maupun kedai makanan yang menempelkan logo halal akhirnya ditutup satu per satu. Dilansir dari News.detik.com, Disebutkan bahwa para pekerja pemerintah dari berbagai kantor menyuruh seorang manajer toko mie di Beijing untuk menutup tulisan “halal” dalam bahasa Arab di papan logo di tokonya.

https://youtu.be/NBX3nxvFKq8

Salah seorang yang enggan disebutkan namanya mengatakan, bahwa logo tersebut merupakan budaya asing. “Mereka bilang ini budaya asing dan Anda harus menggunakan lebih banyak budaya China,” ujarnya seperti diwartakan oleh Reuters yang dikutip dari News.detik.com. Penghapusan terhadap tulisan bahasa Arab dan gambar-gambar Islam lainnya seperti di atas, bertujuan untuk memastikan agama-agama yang ada sesuai dengan budaya Cina sebagai arus utama.

Muslim jadi sorotan setelah bentrokan berdarah pada 2009 silam

Tak hanya logo halal, kampanye penyesuaian agama sesuai budaya cina itu juga berimbas pada ranah arsitektur, di mana kubah-kubah bergaya Timur Tengah pada masjid dicabut dan diganti dengan pagoda khas negeri tirai bambu tersebut. Secara resmi, Cina memang mengakui adanya kebebasan beragama di negerinya. Namun demikian, seperti yang dikutip dari CNNindonesia.com menuliskan, pemerintah tetap menggaungkan kampanye agar sistem kepercayaan sejalan dengan ideologi Partai Komunis.

Muslim menjadi sorotan pasca bentrokan mematikan antar 2 etnis pada 2009 silam [sumber gambar]
Tak hanya kaum muslim, pemeluk agama lain seperti Kristen juga terkena kampanye tersebut, di mana otoritas setempat banyak menutup gereja yang dianggap ilegal. Namun pasca bentrokan antara minoritas Muslim Uighur dan mayoritas Han China di Xinjiang pada 2009 silam, umat Islam menjadi sorotan khusus hingga hari ini. Hal ini pun kemudian berkembang dengan adanya penahanan sejumlah etnis Uighur di kamp-kamp khusus.

Kekhawatiran Cina akan meluasnya pengaruh asing menurut analis dan ahli

Kampanye penghapusan logo halal, simbol-simbol Arab dan semacamnya, oleh para analis dianggap sebagai bentuk kekhawatiran pemerintah Cina akan perkembangan pengaruh asing, yang dikhawatirkan membuat kelompok keagamaan sulit diatur. “Arab dilihat sebagai bahasa asing dan pengetahuan akan bahasa itu dapat dilihat sebagai sesuatu yang di luar kendali negara,” ujar ahli antropologi dari Universitas Washington, Darren Byler, antropologi dari Universitas Washington, yang dikutip dari CNNindonesia.com.

Salah satu restoran di Cina yang menutup logo halalnya [sumber gambar]
Bahkan lanjut Byler, bahasa yang juga dianggap berkaitan dengan kesalehan dalam bertindak, oleh pemerintah Cina dianggap sebagai bentuk ekstremisme dalam ranah keagamaan. Ringkasnya, otoritas negara menginginkan Islam di negeri tirai bambu itu beroperasi menggunakan bahasa Cina. Sementara itu, para pemilik restoran pun mengaku tak masalah jika disuruh mencopot logo halal yang oleh pemerintahnya dianggap sebagai simbol asing.

BACA JUGA: 5 Ketidakadilan Muslim Uighur oleh Pemimpin Negaranya Sendiri

Pencopotan logo halal pada restoran di Cina ini memang telah berjalan. Karena merupakan isu yang sensitif-terutama bagi masyarakat muslim, menyikapi peristiwa tersebut dengan bijaksana adalah salah satu cara terbaik untuk memahami permasalahan yang ada.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Gara-gara Ria Ricis, Netizen Ikut-ikutan #Pamit dengan Cara Mereka Masing-Masing

Menilik Bus Berlabel Transjakarta yang Dikabarkan Mangkrak di Lahan Kosong