Berbicara bakat sepak bola pemain muda Indonesia memang tidak usah diragukan lagi. Banyak kompetisi di level junior yang mereka mampu memenangi. Seperti baru-baru ini Timnas U-16 yang mampu menjadi juara di Jepang. Tidak hanya itu, berkat pemain U-19 lah pada tahun 2013 Indonesia mampu kembali menjadi juara setelah berpuasa gelar selama 264 bulan.
Karir cemerlang saat muda ternyata tidak membuat mereka meraih kesuksesan saat senior. Banyak dari mereka yang malah gagal saat berusia emas di sepak bola. Bahkan ada pula yang harus rela berganti profesi. Harapan besar pada diri pemain muda membuat perkembangan karir mereka layu sebelum mekar. Hal ini, tentunya bukan menjadi satu-satu penyebab kegagalan mereka. Karena beberapa hal ini juga menjadi faktor penghambat karir mereka saat senior.
Konsistensi menjadi suatu hal yang penting dalam karir pemain sepak bola. Perkembangan potensi pemain muda hanya akan didapatkan dari latihan. Apabila hal ini mulai ditinggalkan akan berdampak buruk untuk bakatnya. Banyak sekali pemain Timnas usia muda yang lalai akan hal ini kini mulai hilang atau bermain di kasta terbawah liga.
Sebagai pesepakbola atau atlet muda mereka harus pandai-pandai menjaga diri. Hal ini dikarenakan pada usia ini adalah masa pembentukan pemain. Apabila tidak memiliki gaya hidup profesional dapat berdampak sangat buruk untuk mereka. Dilansir dari Detiksport ketidak suksesan Timnas senior kita, banyak disebabkan oleh pemain berlabel profesional tapi bergaya hidup amatiran.
Selain berasal dari diri pemain sendiri pengembangan pemain muda harus dibantu oleh induk organisasi. Pasalnya tanpa campur tangan mereka akan sulit untuk pesepak bola muda mampu berkembang. Hal ini didasari dengan minim kompetisi jenjang usia yang saat ini masih jarang terlaksana. Keadaan inilah yang membuat potensi pemain muda belum bisa terasah dan menjadi salah penyebab kegagalan mereka saat senior.
Minimnya jam terbang untuk pemain Indonesia menjadi hal lain yang memengaruhi perkembangan mereka. Kompetisi yang kompetitif menjadi hal lain yang dapat menempa potensi mereka. Meski hal ini penting tapi belum banyak klub besar tanah air yang berani memainkan pemain muda. Saat ini hanya segelintir pemain muda mampu menembus tim utama tanah air.
Ekspetasi menjadi momok besar untuk pemain muda negara kita. Meskipun di satu sisi membuat mereka terkenal dan dilirik klub. Namun besarnya harapan juga dapat membuat mereka tertekan. Hal inilah yang saat ini dialami Egy Maulana Vikri yang membuatnya kurang mampu tampil optimal di beberapa pertandingan Timnas.
Beberapa faktor penyebab kegagalan pemain harusnya diperhatikan dengan serius. Apalagi yang berhubungan dengan kompetisi jenjang usia, yang apabila dapat dijalankan dengan baik bisa menjadi pengasah untuk bakat mereka. Akan menjadi suatu yang mubazir apabila ke depan bakat besar pemain muda Indonesia terus gagal saat berada pada level senior.
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…
Ijazah di zaman sekarang bukan hanya sebagai tanda kelulusan di sebuah institusi pendidikan. Lebih dari…
Sering ngambek karena disuruh belanja sama ibu? Mungkin saatnya untuk menengok kepada sosok yang justru…