Pelajaran atau falsafah hidup adalah sesuatu yang penting bagi Orang Jawa. Banyak hal yang ada di masyarakat Jawa entah itu secara budaya mau pun lisan diatur agar kehidupan manusianya berjalan dengan baik. Seperti tujuh pelajaran hidup yang akan anda baca di bawah ini.
Anda tidak akan menduga jika hari-hari dalam seminggu punya arti yang mendalam. Bahkan memberikan tuntunan hidup yang sangat baik. Tujuh hal yang akan anda baca ini mungkin berasal dari singkatan nama-nama hari. Namun maknanya benar-benar dalam. Buktikan sendiri di bawah ini.
1. Senen – Ojo Bosen Marang Unen-unen
Senen (senin) memiliki arti ojo bosen marang unen-unen (jangan bosen dengan nasihat). Orang Jawa memiliki sebuah kultur memberikan wejangan atau nasihat kepada mereka yang barangkali tidak mengerti apa-apa. Misal bagaimana cara ibadah dengan baik, atau bagaimana bersikap dengan orang sekitar tanpa menyinggung perasaan mereka.
Namun kadang kala tak semua orang mau dinasihati. Terlebih mereka yang merasa lebih pandai dan tahu segalanya. Padahal nasihat adalah sesuatu yang penting. Masalah nanti diterapkan atau pun tidak urusan belakangan. Yang penting adalah mendengarkan nasihat itu lalu memahaminya dengan baik.
2. Seloso – Selakno Ngamal Marang Sopo-sopo
Selakno ngamal marang sopo-sopo (sempatkan bermal kepada siapa saja) adalah arti dari hari seloso (selasa). Selagi kita semua masih diberi umur yang sangat panjang sempatkan beramal kepada siapa saja. Beramal pun tak harus menggunakan materi. Menggunakan tenaga dan pikiran pun juga bisa kita lakukan. Karena terpenting dari hal-hal itu adalah ikhlas.
Zaman sekarang, susah sekali menemui orang yang ikhlas beramal. Karena kebanyakan orang melakukan sesuatu pasti ada sesuatu di baliknya. Kita sebagai umat manusia sudah sepantasnya memberikan bantuan kepada siapa saja. Karena siapa tahu di masa depan gantian kita yang membutuhkan bantuan mereka.
3. Rebo – Kerepo Sinau Ben Ora Bodho
Seringlah belajar agar tidak bodoh (kerepo sinau ben ora bodho) adalah arti hari Rabu. Ujaran ini secara tidak mewajibkan kita untuk terus belajar. Untuk terus memasukkan ilmu-ilmu baru ke dalam kepala agar tidak menjadi orang yang katrok dan tak tahu apa-apa. Belajar adalah kewajiban yang harus dilakukan apa saja dan tak terbatas oleh usia.
Meski sekarang kita sudah tua atau sudah punya banyak anak. Belajar masih tetap bisa dilakukan. Tidak harus di sekolah atau bangku pendidikan resmi. Cukup dengan membaca saja maka kita sudah belajar dan membuat diri kita pandai secara perlahan-lahan.
4. Kemis – Luwih Becik Mingkem Tinimbang Lamis
Kemis, luwih becik mingkem tinimbang lamis. Kamis, lebih baik diam daripada omong kosong atau bohong. Jika kita tidak tahu apa-apa. Lebih baik diam daripada apa yang kita omongan akan menjadi sebuah kesalahan dan menjerumuskan orang lain.
Namun orang zaman sekarang, hanya tahu sedikit saja sudah pandai bicara. Hanya tahu seuprit saja sudah seperti ahli yang bisa memberikan wejangan kepada siapa saja. Padahal diam lebih baik daripada kita membuat orang lain kesusahan. Bukankah mulutmu harimaumu?
5. Jumat – Jumbuhno Lelakon Karo Niat
Jika punya suatu cita-cita atau niat kita harus berusaha dengan doa dan juga usaha. Seperti kata “jumbuhno lelakon karo niat” di atas. Tanpa usaha dan disertai doa, hal-hal yang kita inginkan sampai kapan pun tidak akan pernah menjadi kenyataan. Bahkan mau seribu tahun sekali pun.
Misal kita ingin bisa belajar bermain gitar. Namun kita malas bermain gitar dan hanya melihat orang main saja. Sampai kapan pun juga tidak akan bisa main gitar. Begitu pula dengan usaha berupa doa. Jika kita tak mendekatkan diri kepada Tuhan usaha bisa jadi tersendat-sendat dan tidak lancar.
6. Sabtu – Insapo Marang Barang Sing Wis Kewetu
Sabtu memiliki arti insaflah dari barang-barang atau perilaku yang tidak baik. Tuhan masih akan memberikan pengampunan kepada umatnya yang masih mau bertobat. Jadi separah apa pun yang kita lakukan sekarang, lebih baik insaf dan segera kembali ke jalan kebenaran.
Seperti kata pepatah lainnya juga: lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Lebih baik insaf sekarang daripada tidak insaf sampai ajal menjemput. Yuk, misal kita melakukan hal-hal tidak baik, lebih baik saat ini juga segera insaf karena umur tidak ada yang tahu kan?
7. Minggu – Minggiro Barang Sing Olo, Lakonono Barang Sing Rahayu
Gampangnya adalah lebih baik menghindari barang-barang atau perilaku yang buruk dan melakukan sesuatu yang baik agar selamat. Kita harus menghindari semisal minuman keras, narkoba, hingga hal-hal berbau buruk lain. Hal ini dilakukan agar kita semua mendapatkan keselamatan di dunia maupun di akhirat.
Berdekatan dengan hal-hal berbau buruk tidak akan memberikan manfaat apa-apa. Mungkin sekarang kita merasa sangat senang. Namun rasa senang itu bisa berubah seratus delapan puluh derajat dan membuat kita jadi menderita. Tentu kita tak ingin mendapatkan hal-hal semacam itu kan?
Demikianlah tujuh pelajar hidup Orang Jawa yang diambil dari hari-hari dalam seminggu. Bagaimana? Meski sederhana namun sesungguhnya makna yang dalam terkandung dalam setiap pelajaran hidup itu. Dan jika kita mempraktikkannya, maka hidup akan berjalan jauh lebih baik.