Indonesia kangen berat dengan tayangan sinetron macam Si Doel Anak Sekolahan dan Keluarga Cemara. Klise kalau dibilang tayangan seperti ini edukatif, yang benar ya karena kisahnya benar-benar dekat dengan hidup mayoritas penontonnya. Tapi sepertinya belakangan ini dunia sinetron di Indonesia sedang mengalami perombakan besar-besaran. Setelah beberapa tayangan serial remaja yang terkesan mengada-ada atau plot yang tak kunjung berakhir hingga tiga kali Lebaran, muncul sinetron Dunia Terbalik yang membawa angin segar.
Sinetron Dunia Terbalik yang dibintangi oleh sejumlah pemain profesional seperti Agus Kuncoro, Indra Birowo, Sutan Simatupang, Mieke Amalia, dan lainnya ini selalu berhasil menempati posisi pertama dalam rating tayangan televisi nasional. Dan berikut ini ada empat hal yang bisa dipetik dari tayangan ini yang mungkin belum kalian sadari.
Sinetron ini memperlihatkan situasi di mana beberapa istri memilih bekerja menjadi TKW untuk memperbaiki kondisi perekonomian keluarga, sementara tugas rumah tangga dan menjaga anak menjadi kewajiban suami. Tentu saja hal ini sebenarnya bisa dibilang sebagai sindiran bagi kaum lelaki yang harusnya menjadi tulang punggung keluarga. Seperti kata salah satu tokohnya, Bakja, “Sekuat apapun tulang rusuk ,tak akan bisa menjadi tulang punggung, karna kalau di paksan akan patah.”
Dalam sinetron ini juga memperlihatkan seorang agen penyalur TKW yang dengan getol mencari orang baru untuk diberangkatkan. Para istri di kampung tersebut banyak yang tergiur untuk mendapatkan pekerjaan di luar negeri karena iming-iming gaji besar demi kelangsungan hidup keluarganya.
Menjadi seorang bapak rumah tangga tentu bukan hal mudah untuk para suami yang sehari-hari harus mengerjakan hal-hal tidak biasa. Bayangkan saja bagaimana pria-pria itu menyiapkan kebutuhan anak mereka yang akan ke sekolah dan membuat keadaan rumah tetap nyaman. Tentu pekerjaan semacam itu sangat jauh dari apa yang dilakukan mereka sebelumnya.
Dalam Dunia Terbalik para pemainnya mayoritas menjadi orang dengan kondisi perekonomian menengah ke bawah. Itulah yang kemudian membuat mereka harus mengusahakan segala cara untuk dapat melanjutkan hidup. Selain menjadi tenaga kerja di luar negeri, beberapa tokohnya di sini juga digambarkan mau bekerja sebagai apapun asal mendapat uang.
Sinetron yang mengemas cerita kehidupan lengkap dengan sisi dagelan dan religi ini memang berhasil merebut perhatian masyarakat. Ide cerita sederhana dan anti-mainstream yang ditawarkan sangat syarat dengan berbagai pelajaran kehidupan yang bisa ditelaah dan memang dibutuhkan oleh masyarakat kita. Meskipun faktanya porsi lawakan di sinetron ini terlihat sangat mendominasi. Namun semoga saja warga Indonesia benar-benar bisa mengambil pelajaran-pelajaran tersebut ya.
Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…
Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…
Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…
Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…
Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…
Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…