Semenjak ada sosial media, hashtags #JumatBerkah selalu menghiasi hari kelimamu dalam seminggu. Tidak jarang para millenials yang menuliskan harapan-harapan serta doa-doa pada hari Jumat yang diakhiri dengan tagar tersebut. Namun, beda halnya dengan para pedagang yang tak begitu mengenal sosial media ini.
Daripada hanya bercuit atau mengunggah ucapan di sosial media tentang Jumat Berkah, mereka menggawanginya dengan aksi nyata. Bukan orang kaya, bukan juga orang terkenal, hanya orang beruntung yang sadar akan makna hari Jumat. Mereka adalah pedagang di seluruh penjuru negeri yang menggratiskan dagangannya setiap hari Jumat. Ikuti kisah mereka dalam ulasan berikut ini.
Agus Sutriyono, Pedagang Bubur yang Bercita-cita Ingin Naik Haji
Jika kalian sedang melipir ke Salatiga, cobalah berkunjung ke Jalan Jenderal Sudirman untuk menemui bapak Agus Sutriyono, penjual bubur dengan gerobak. Dirinya menjadi viral karena ada seorang netizen yang membagikan kisahnya di laman facebook. Agus pun mengakui bahwa memang setiap Jumat, ia membagikan buburnya secara cuma-cuma.
“Memang nggak pasang tulisan, selesai makan baru saya bilang ke mereka,” ujar Agus dilansir dari detik.com. Ia mulai berjualan bubur setiap harinya pada pukul 05.30 hingga 08.00, karena lahan berjualannya tepat di depan mebel, sedangkan pada jam ia tutup, mebelnya sudah buka. Ia pun mengungkapkan hanya ini yang bisa dilakukan untuk menabung dan bersedekah demi mencapai impian kecilnya yaitu naik haji.
Abah Heri, Minta Pelanggan Bayar Lontong Sayurnya dengan Doa
Berbeda dengan pedagang bubur di Salatiga, Abah Heri yang terkenal dengan lontong sayurnya berinisiatif untuk melakukan penggratisan dagangan setiap hari Jumat karena ingin membahagiakan kedua orang tuanya yang sudah tiada. Ia pun menambah setiap porsi yang biasanya hanya 120 menjadi 150 setiap hari Jumat.
Abah Heri juga tidak memilih siapa yang akan menikmati rejeki di warungnya tersebut, bahkan hal ini juga didukung oleh anaknya hingga dibuatkan spanduk yang bertuliskan siapa saja boleh makan di sana. Pria asal Purwakarta ini mengharapkan doa dari para pelanggannya agar bisa terus menggratiskan dagangannya seperti ini.
Hari Purnomo, Berkolaborasi dengan Lembaga Amil Zakat
Biasa dipanggil Cak Har, ia juga lakukan inisiatif yang sama dengan Pak Agus dan Abah Heri yaitu menggratiskan dagangannya setiap hari Jumat. Warung Cak Har memiliki menu ayam dengan nasi campur yang diedarkan sejumlah 50 porsi setiap Jumatnya, ia lalu menambahkan “minumnya bebas pilih apa saja,” seperti yang diwartakan oleh detik.com.
Cak Har juga sama dengan Abah Heri, memasang sebuah spanduk di depan warungnya agar warga di sekitar Balai Kota Malang tersebut bisa mengetahui bahwa ada santapan gratis yang bisa diserbu setiap hari Jumat. Ia pun menyatakan bebas bagi siapa saja, tergantung bagaimana masing-masing orang menilai dirinya apakah pantas untuk menerima nasi gratis.
Emy Sulistiyati, Sudah 10 Tahun Bagikan Dagangan Secara Cuma-Cuma
Warung yang bertajuk “Soto Lawang Sewu” ini tidak semenyeramkan judulnya. Digawangi oleh seorang ibu rumah tangga yang mendapat dorongan dari suaminya, untuk membagikan soto gratis setiap hari Jumatnya sekalian untuk bersedekah. Dulunya ia membagikan dagangan berupa nasi bungkus, namun mengingat keribetan yang dialami, akhirnya Bu Emy memutuskan untuk membanting setir ke soto.
Ia mengaku tidak rugi dalam membagikan dagangannya secara cuma-cuma. Ia berkata bahwa sudah diniati, sebab sebagian rezeki bukan murni milik kita tapi juga milik orang lain. Hal tersebut yang menjadi alasan Soto Lawang Sewu tetap membagikan dagangannya secara gratis tiap hari Jumat hingga saat ini.
Itulah keempat aksi nyata para pedagang yang memaknai Jumat Berkah. Perilaku mereka juga bisa dicontoh oleh anak muda masa kini, bukan berarti harus jualan dan menggratiskan dagangan, namun melakukan aksi nyata untuk bersedekah di hari Jumat. Sehingga, tidak hanya manis di dunia maya saja, dunia nyata pun sama manisnya.