Meskipun Jepang sangat terkenal dengan deretan idols atau anime-nya yang sangat happening itu, tidak dipungkiri fakta kelam kalau penduduk negara ini adalah yang paling sering melakukan aksi bunuh diri. Bahkan mungkin kamu pernah membaca jika negeri Sakura ini punya tempat khusus bagi mereka yang mau mengakhiri hidupnya. Ada berbagai tempat sunyi dan senyap yang pas menurut mereka sebagai tempat terakhir mengakhiri semua masalah yang justru bikin hal tersebut jadi aib bagi Jepang.
Tapi tidak semua penduduk Jepang gampang depresi dan selalu terlintas untuk bunuh diri sebagai solusi. Seorang pria bernama Yukio Shige ini malah mendedikasikan sisa hidupnya untuk membantu mereka yang sepertinya sudah putus asa dan ingin mengakhiri hidup.
Pensiunan polisi berumur 70 tahun ini sudah berhasil menyelamatkan sekitar 500an orang selama usahanya dalam gerakan fantastis ini. Bahkan ia sering dipanggil rekan-rekannya dengan sebutan Chotto Matte Man. ‘Chotto Matte’ sendiri artinya adalah tunggu dulu, tunggu sebentar, tahan sebentar dan sejenisnya.
Seperti yang dikatakan di bagian awal, ada berbagai tempat favorit para penduduk Jepang untuk mengakhiri hidup, salah satunya adalah bukit Tojinbo yang ada di prefektur Fukui. Yukio dan segenap relawan lainnya pun memusatkan patroli di tempat ini. Berjaga-jaga jika mungkin ada manusia salah arah yang tengah berancang-ancang melakukan lompatan mematikan dari tebing ke karang terjal.
Tiap harinya para pasukan anti bunuh diri ini berkeliling sambil membawa teropong. Ketika menemukan korban mereka pun akan mendekatinya dan berupaya bernegosiasi serta membujuk mereka agar tidak melakukan aksi konyol tersebut.
Tentu ada alasan kenapa Yukio sebagai perintis mau melakukan hal mulia ini. Hal tersebut dimulai ketika ia dikabarkan akan kematian teman yang sangat dicintainya. Bukan karena kecelakaan atau pun penyakit, tapi lantaran memang sengaja mengakhiri hidup atau bunuh diri. Si sahabat ini menyewa sebuah mobil dan terjun bebas dari sebuah tebing dan tenggelam setelahnya.
“Saya sudah melihat banyak kesedihan,” ungkap Yukio. “Saya tidak berharap mendengar kisah buruk lagi. Ketika saya melihat seseorang duduk termenung dan percaya jika jalan satu-satunya adalah menghakhiri hidup, saya akan membantunya. Mereka sebenarnya ingin seseorang masuk lalu kemudian menariknya keluar dan menyelamatkannya.”
“Kami akan membawa mereka ke sebuah apartemen milik kami. Di sana kami akan berusaha memperbaiki dan membangun hidup mereka lagi, ini yang saya lakukan” imbuh Yukio.
Meskipun sudah menyelamatkan hampir 500 orang, namun tidak semua usaha Yukio berhasil. Pada jam-jam terakhirnya di sebuah sesi patroli, ia pernah menemukan sepasang suami istri berusia lanjut yang terlihat depresi dan ingin mengakhiri hidupnya. Untungnya Yukio sempat membuat pasangan ini menunda keinginannya tersebut. Suami istri ini mengatakan kalau mereka terlilit hutang yang teramat besar dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Yukio kemudian berinisiatif untuk membawa mereka berdua ke dinas sosial setempat untuk mencari solusi atas masalah ini. Ia ingin kedua orang ini mendapat bantuan atas semua hutang-hutangnya. Sayangnya pasangan ini menolak upaya keras Yukio. Lima hari setelahnya, ketua gerakan anti bunuh diri ini mendapat kabar kalau kedua orang ini telah meninggal gantung diri.
Tidak banyak orang seperti Yukio di zaman seperti sekarang ini, dimana nilai-nilai sosial dan kepedulian kepada sesama sudah perlahan menghilang. Memang usahanya tidak selalu berhasil, namun apa pun yang dilakukannya ternyata selalu menguatkan niat Yukio untuk lebih banyak lagi membantu mereka yang putus asa. Salut!