Rasul pernah mengatakan jika nanti di neraka jumlah wanita akan jauh lebih banyak dari pada pria. Hal ini pun kemudian membuat kita penasaran kenapa sih Rasul sampai bisa berkesimpulan seperti itu. Nah, ternyata salah satu alasan kenapa banyak wanita disiksa di akhirat karena kelalaian mereka dalam berpakaian.
Ya, seperti yang kita ketahui, wanita punya kewajiban menutup auratnya dan hanya boleh menampilkan muka serta telapak tangannya. Praktiknya sih lumayan, apalagi kita lihat di sekitar sudah banyak yang berhijab. Namun sayangnya, rata-rata masih salah kaprah dengan definisi berhijab yang sesungguhnya. Memang benar menutup kepala dengan hijab, tapi mereka tak memperhatikan faktor yang lain.
Nah, berikut adalah fenomena salah kaprah hijab versi orang-orang Indonesia. Alih-alih syar’i mereka justru bikin pria jadi punya pikiran macam-macam.
1. Berhijab Tapi Rambutnya Kelihatan
Hijab artinya hanya menyisakan muka saja yang tidak ditutupi. Sedangkan bagian kepala lainnya sudah jelas harus disembunyikan rapat-rapat. Namun kenyataan yang ada justru tidak seperti ini. Alih-alih tertutup rapat, masih banyak wanita yang berhijab tapi kelihatan rambutnya.
Menampakkan sedikit rambut dianggap fashion hijab kekinian. Padahal hal ini tentu saja salah kaprah. Parahnya lagi, contohnya seperti ini banyak diperlihatkan oleh oleh para artis dan orang terkenal negeri ini.
2. Pakai Jilbab Tapi Pakaiannya Tembus Pandang
Cukup banyak contoh yang seperti ini kita temui di jalan. Pakai jilbab, tapi pakaiannya tipis. Sehingga nampak dengan cukup jelas aurat yang seharusnya ditutupi. Inilah yang dinamakan berhijab tapi telanjang. Mereka memang berpakaian, tapi auratnya masih bisa jadi konsumsi publik.
Pemandangan seperti ini jelas ironi. Di satu sisi menutup kepalanya dengan baik dalam rangka mengamalkan syariah. Tapi, tak diperhatikan bagaimana pakaian yang digunakan malah mengundang dosa. Maka tak usah heran kenapa banyak pria menggoda padahal sudah pakai jilbab.
3. Pakai Jilbab Tapi Pakaian Ketat
Beberapa waktu lalu ada fenomena miris yang berhubungan dengan hijab. Ya, pakai hijab tapi berpakaian ketat. Sehingga, alih-alih terkesan alim dan sopan, yang ada justru terlihat menggoda gara-gara bentuk tubuh makin jelas terlihat.
Memang benar sih menutupi aurat. Namun, perlu diperhatikan jika menutupi aurat juga tentang tidak memakai pakaian yang memperlihatkan bentuk tubuh. Sangat percuma jadinya jika hanya memperhatikan penutup kepala tapi pakai pakaian yang secara filosofis berkebalikan dengan makna jilbab yang dipakai.
4. Pakai Jilbab Tapi Tak Pakai Celana
Jangan diartikan secara harfiah, ya? Tentu saja jika ada yang seperti itu kita bisa bilang oknumnya adalah orang gila. Berhijab tak pakai celana ini maksudnya adalah memakai jilbab tapi memakai celana yang ketat. Misalnya saja legging atau celana jeans melar yang ‘ngepres’ badan. Jika dilihat-lihat celana ini membentuk tubuh dan kesannya seperti tidak pakai baju.
Memang kekinian dan modis, tapi yang seperti ini masuk dalam ancaman rasul. Bahkan tak cuma itu, berpakaian namun telanjang justru merupakan salah satu tanda kiamat yang harusnya jadi sesuatu yang ditakuti.
5. Pakai Model Jilbab Tak Karuan
Sekarang marak nih model-model jilbab unik yang katanya modis. Entah itu yang seperti sanggul sampai bertumpuk-tumpuk. Ada pula model yang dijepit ke atas, hingga pakai aksesoris bunga-bunga yang dipakai di atasnya. Dilihat dari kacamata mode memang bagus, namun yang seperti ini justru berkurang nilai syar’i-nya.
Rasul berpesan dalam sebuah hadist, beliau mengatakan jika nantinya akan muncul wanita-wanita yang menutupi kepalanya seperti punuk unta yang berlenggak-lenggok. Mereka ini, menurut Rasul, takkan pernah mencium bau surga. Kita bisa menyimpulkan jika apa yang dibilang Rasul sangat identik dengan model jilbab kekinian.
Memang tak mudah untuk mempertahankan hal-hal yang sifatnya fundamental seperti berhijab syar’i di era kekinian. Banyak sekali tantangannya terutama dari lingkungan sekitar. Namun satu hal pesan Nabi Muhammad yang harus kita ingat. Hidup di zaman seperti sekarang ini memegang teguh agama ibarat menggenggam bara di sebuah tempat yang gelap. Tangan mungkin akan terbakar tapi kita mendapatkan penerangan. Namun, ketika dilepaskan kita tidak akan merasakan apa pun selain kesesatan dan kegelapan.