Jika bertemu seorang pengamen ketika sedang asyik-asyiknya menyantap makanan di sebuah kedai atau duduk nyaman di transportasi umum, apa yang biasanya kamu rasakan? Rata-rata pasti menjawab jengkel, kesel, dan pengen marah. Wajar saja, karena kebanyakan para pengamen ini hanya datang menawarkan skill dan suara yang pas-pasan. Tak sedikit pula yang hanya menginginkan receh orang-orang, dan ngeloyor pergi setelah mendapatkannya.
Tapi, lewat sebuah unggahan video warganet bernama Diraratri Kusraharjo, ada seorang pengamen yang usianya sudah cukup tua namun punya skill yang menakjubkan. Pengamen tua ini juga dikenal sebagai pengamen yang niat banget buat menghibur pendengarnya. Bukan dangdut atau lagu pop, pria bernama Syamsuddin ini justru mahir membawakan lagu bernuansa Jazz. Hingga saat ini video yang mampu membuat merinding orang yang menyaksikannya tersebut bahkan sudah disukai dan disebarkan hingga puluhan ribu kali.
Siapa dan bagaimana pengamen ini bisa dikenal luas?
Namanya adalah Syamsuddin. Meski bertempat tinggal di daerah Cileungsi, Bogor, pria berusia 60 tahun ini dikenal sebagai pengamen yang sering kali terlihat berkeliling di daerah Jatiasih, Bekasi.
Eksistentsi dirinya mulai tercium warganet ketika seseorang bernama Diraratri Kusraharjo mengunggah penampilan sang bapak di akun Facebook miliknya. Diraratri sendiri mengenal baik sosok yang satu ini karena pak Syamsuddin sering mengamen di wilayah tempat tinggalnya.
Dari video unggahan tersebut, dapat kita lihat betapa lihainya jari-jemari beliau memainkan suatu nomor jazz sembari berdendang dengan percaya diri. Lagu itu bukan lagu sembarangan. Lagu yang diminta oleh ayah Diraratri tersebut adalah lagu jazz klasik berjudul The Masquarede dan Corazon Espinado.
Video itu menyulut tanggapan positif. Banyak yang mengapresiasi kemampuan beliau di usia seperti itu. Banyak juga yang berharap agar pak Syamsuddin segera diliput oleh acara TV nasional hingga diundang ke talk-show.
Alasan mengapa Dira mengunggah video tersebut ke akun media sosialnya karena ia bersimpati pada beliau. Ia heran, mengapa pak Syamsuddin, yang punya skill tinggi seperti itu hanya berprofesi sebagai pengamen jalanan. Ia pun mengunggah video tersebut lengkap dengan nomor kontak pak Syamsuddin, agar dapat menjadi ajang promosi kepada mereka yang menginginkan jasa beliau untuk mengisi kursus atau acara tertentu.
Kelebihan pak Syamsuddin bukan terbatas hanya soal skill hingga selera musiknya yang tinggi. Ia adalah pria ramah yang baik hati dan tak segan melempar senyum kepada siapapun. Seperti kejadian di atas, kalau kamu bertemu dengan beliau, kamu juga bisa ikutan request loh.
Cinta mati pada dunia musik
Pak Syamsuddin menuturkan bahwa dirinya sudah menggemari dunia musik sejak usia 7 tahun. Hampir semua genre dan alat musik semua ia coba tekuni. Gitar sendiri merupakan instrumen musik yang pertama kali ia cintai.
Jauh sebelum jadi pengamen seperti ini, tepatnya pada era Orde Baru, dirinya memang sering mengisi berbagai acara, terutama hajatan, entah itu di rumah para warga hingga gedung hotel, baik di dalam maupun di luar daerah. Selama ada panggilan, beliau pasti menyanggupi.
Profesinya sebagai pemusik sempat harus vakum terlebih dahulu karena sepinya orderan. Banting setir menjadi penjual sepatu hingga sopir pribadi pernah ia geluti meski sayang hasilnya tak sesuai ekspektasi. Hingga sekitar 7 tahun yang lalu ia pun memutuskan untuk kembali ke dunia yang sangat ia cintai.
Dalam sehari, ia mengungkapkan kalau dirinya rata-rata biasa memperoleh “receh” mulai dari 70 hingga 80 ribu rupiah. Jumlah yang tentunya sangat sedikit jika dibandingkan dengan skill yang ia suguhkan. Syamsuddin juga bercerita bahwa cita-citanya untuk membentuk sebuah grup musik tak pernah sirna meski kini usianya sudah menapak senja.
Mari kita doakan saja semoga pak Syamsuddin dapat dikenal lebih luas lagi atau mungkin benar-benar diundang ke acara tv nasional. Sehingga, akan ada banyak orang yang mengorder jasanya atau meminta les pada dirinya. Aamiin.