Setiap tanggal 21 April, Indonesia memperingati Hari Kartini. R.A Kartini merupakan salah satu pahlawan perempuan yang berjuang mati-matian mengangkat derajat para wanita, agar mereka menjadi generasi yang terdidik dan sama istimewanya dengan kaum lelaki. Jasa R.A Kartini masih terus dikenang hingga kini dan tak akan pernah dilupakan.
Namun, tak hanya R.A Kartini saja yang sudah berjuang demi Indonesia. Kalau kita melihat kilas balik sejarah, ada banyak sekali pahlawan perempuan yang tak kalah hebatnya. Bahkan, mereka rela mempertaruhkan darah dan nyawa demi menegakkan keadilan. Inilah mereka!
Namanya memang mungkin tak sepopuler Ibu Kartini, namun ia adalah salah satu dari banyak wanita yang berjasa di Indonesia. Malahayati adalah cucu dari pendiri Kesultanan Aceh Darussalam. Bercita-cita menjadi panglima perang sejak kecil, Malahayati mewujudkan mimpinya dan menjadi panglima perang di era Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV.
Dewi Sartika lahir dari kalangan priyayi, maka ia berkesempatan mengenyam pendidikan. Kala itu, pendidikan untuk perempuan adalah hal yang istimewa, tak semua wanita orang bisa mendapatkannya. Hal itu ternyata digunakan oleh Dewi untuk berbagi dengan sesama. Ia kerap membagikan ilmunya kepada anak-anak pembantu yang ada di Kepatihan.
Martha Tiahahu adalah salah satu sosok hebat dalam sejarah Indonesia. Di usianya yang masih remaja, 17 tahun, ia sudah sangat bersemangat mempertahankan tanah kelahirannya dari serangan Belanda. Mengikuti jejak sang ayah, Paulus Tiahahu, Martha turut serta ke medan perang.
Ya, Rasuna Said adalah seorang pahlawan perempuan guys. Rasuna Said merupakan perempuan yang menentang keras adanya poligami. Di samping itu juga, ia terkenal sebagai seorang jurnalis dengan tulisan yang tajam serta kritis. Karena pemikiran-pemikiran luar biasanya itulah ia akhirnya dimasukkan ke dalam penjara di Semarang pada tahun 1932.
Tak ada yang meragukan ketangguhan perempuan satu ini. Siti Manggopoh merupakan pahlawan perempuan asal tanah Minang yang bisa menaklukkan penjajahan di Kabupaten Agam, seorang diri.
BACA JUGA: Tak Gentar Melawan Belanda, Begini Cara Masyarakat Sumbar Menghormati Jasa Siti Manggopoh
5 orang di atas adalah pahlawan wanita pada eranya. Tentu kita tak harus berjuang seperti mereka yang melawan penjajahan. Di era yang sudah modern ini, kaum wanita bisa melanjutkan perjuangan dengan menciptakan kebaikan-kebaikan, saling menghargai sesama wanita, atau mungkin membuat gebrakan baru yang bisa bermanfaat untuk banyak orang.
Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…
Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…
Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…
Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…
Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…
Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…