Menjadi negara yang kenyang dijajah oleh bangsa asing memang membuat Indonesia memiliki banyak sekali pahlawan nasional. Meski demikian, tak semua mereka yang berjuang itu dikenal, lebih-lebih digelari pahlawan. Hanya ada sekitar 160 pejuang yang diganjar pahlawan, selebihnya tidak diketahui, padahal kiprahnya juga sama-sama besar.
Masih tentang nasib pahlawan, beberapa pejuang mengalami nasib yang unik. Mereka begitu dikenal riwayat perjuangannya, hanya saja sama sekali tidak diketahui tempat peristirahatan terakhirnya. Alhasil, orang-orang pun akhirnya hanya mengetahui cerita, tak pernah bisa melihat langsung di mana sang pahlawan tidur untuk terakhir kalinya.
Uniknya, kondisi semacam ini tidak hanya terjadi pada satu pejuang saja, tapi cukup banyak. Dan berikut ini adalah nama pahlawan besar Indonesia yang letak makamnya tidak diketahui.
Dr. Moewardi
Dokter Moewardi adalah seorang lulusan STOVIA yang lahir di Pati, Jawa Tengah pada tahun 1907. Sosoknya terlibat dalam peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945. Dokter Moewardi juga merupakan seorang Ketua Barisan Pelopor tahun 1945.
Usai kemerdekaan, dokter Moewardi juga membentuk gerakan rakyat untuk melawan aksi PKI. Namun sayangnya, sosok pemberani tersebut dikabarkan hilang. Diduga dokter tersebut dibunuh dalam peristiwa pemberontakan PKI di Madiun pada bulan Oktober 1948. Makamnya sampai kini tak pernah diketahui.
Brigadir Jenderal Ignatius Slamet Rijadi
Setelah revolusi yang berakhir di tahun 1950, Brigadir Jenderal Ignatius Slamet Rijadi dikirim ke Maluku dalam misi memerangi Republik Maluku Selatan. Namun, pahlawan yang saat itu masih berusia 23 tahun tersebut harus gugur.
Ia meninggal setelah tertembak menjelang operasi berakhir. Sebelumnya ia melakukan perlawanan selama berbulan-bulan dan juga berkelana mengelilingi Ambon. Tentara kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, 26 Juli 1927 ini akhirnya meninggal 4 November 1950. Tapi, lagi-lagi tidak diketahui di mana tempatnya disemayamkan.
Soeprijadi
Soeprijadi merupakan seorang pahlawan nasional yang memimpin pemberontakan Pembela Tanah Air (PETA). Ia berjuang melawan Jepang di Blitar pada bulan Februari 1945. Ia sempat dipilih menjadi seorang Menteri Keamanan Rakyat dalam Kabinet Presidensial.
Namun sayangnya, posisi sosok pria kelahiran Trenggalek 13 April 1923 tersebut harus digantikan oleh orang lain pada 1945 karena ia menghilang dengan misterius. Hingga kini, tak pernah diketahui bagaimana dan di mana ia wafat. Bahkan ada yang mengatakan jika sosok pahlawan nasional ini masih hidup.
Laksamana Madya TNI (Ant) Yosaphat Soedarso
Laksamana Madya atau lebih akrab dikenal dengan Komodor Yos Sudarso ini gugur bersama KRI Macan Tutul dalam peristiwa pertempuran Laut Aru pada 15 Januari 1962. Ia meninggal setelah ditembak oleh kapal Hr Ms Everstan Belanda yang sedang patroli.
Sayangnya, jasad Yos Soedarso yang merupakan Kepala Staf Angkatan Laut TNI kelahiran 24 November tersebut tidak pernah ditemukan. Hingga kini, pahlawan kelahiran Salatiga Jawa Tengah tersebut diabadikan namanya menjadi nama KRI dan pulau.
Martha Christina Tiahahu
Martha Christina Tiahahu adalah sosok gadis Desa Abubu yang pemberani. Meski perempuan, ia terus membantu peran sang ayah, Kapitan Paulus Tiahahu yang berjuang bersama Thomas Matulessy dalam perang Pattimura tahun 1817.
Dalam perjuangan tersebut, Martha Christina Tiahahu masih berusia belasan. Akhirnya, ia gugur dalam pertempuran di atas kapal peran Eversten milik Belanda. Ia tewas di usia 17 tahun dan jasadnya dibuang begitu saja ke laut Banda pada tanggal 2 Januari 1818.
Lima jasa pahlawan di atas tentu begitu besar bagi bangsa Indonesia. Sebagian besar bahkan gugur di usia mereka yang sangat muda. Di mana pun kini jasad mereka berada, semoga Tuhan yang memberikan mereka persemayaman terrhormat, sesuai dengan jasa mereka.
Mereka berada di rumah BAPAK di Surga