in

Tunggul Rahayu, Paguyuban Mirip Sunda Empire yang Berani Ubah Garuda Pancasila dan Bikin Mata Uang Sendiri

Burung garuda sebagai lambang negara ternyata membuat sebuah organisasi yang menamakan diri Paguyuban Kandang Wesi Tunggul Rahayu, menjadi sorotan banyak pihak. Kelompok yang berada di Garut ini, berani mengubah letak kepala burung garuda menjadi tegak ke depan.

Tak hanya mengubah posisi kepala burung garuda menjadi versi mereka, organisasi itu juga mencetak dan menerbitkan mata uang dengan nominal tertentu. Sekilas, kemunculannya mirip dengan Sunda Empire yang menghebohkan beberapa waktu. Lantas, seperti apa sepak terjang Paguyuban Kandang Wesi Tunggal Rahayu?

Berani mengubah arah kepala lambang burung garuda

Lambang burung garuda yang telah diubah posisi kepala dan tulisannya [sumber gambar]
Dalam sebuah berkas milik Paguyuban Kandang Wesi Tunggul Rahayu, mereka menggunakan lambang berupa burung garuda dengan posisi kepala menghadap ke depan. Bukan menoleh ke arah kanan seperti yang biasa kita lihat. Perubahan tersebut ditambah dengan adanya mahkota pada bagian bawah kepala dan tulisan “Soenata Logawa” menggantikan Bhineka Tunggal Ika.

Mencetak dan menerbitkan uang dengan nominal tertentu

Uang yang dicetak dan diedarkan oleh Paguyuban Kandang Wesi Tunggul Rahayu [sumber gambar]
Tak hanya mengubah posisi kepala burung garuda, kelompok tersebut juga menerbitkan sekaligus mencetak uang sendiri dalam nominal tertentu. Alat pembayaran tersebut diedarkan ke sesama internal anggotanya berupa pecahan 20.000, 10.000, 5.000 hingga 1.000. Hanya saja, desain yang digunakan cukup aneh namun familiar. Yakni menggunakan sosok Presiden Pertama RI Sukarno yang bagian wajahnya diedit secara kasar.

Kemuncuannya yang dianggap mirip dengan Sunda Empire

Rangga Sasana dari kelompok Sunda Empire [sumber gambar]
Kemunculan Paguyuban Kandang Wesi Tunggul Rahayu mengingatkan akan keberadaan kelompok Sunda Empire beberapa waktu lalu. Ada indikasi kesamaan antar keduanya, yakni menjanjikan sesuatu kepada anggota dalam bentuk kekayaan dan lainnya yang menarik. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Garut Wahyudidjaya, yang dikutip dari Kompas (09/09/2020).

Sempat dilarang namun muncul kembali di tempat lain

Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Garut Wahyudidjaya menunjukan berkas Paguyuban Kandang Wesi Tunggul Rahayu [sumber gambar]
Karena ingin mengajukan diri secara resmi, keberadaan Paguyuban Kandang Wesi Tunggul Rahayu pun akhirnya terkuak. Hanya saja, lambang yang digunakan jadi sorotan lantaran dianggap mengubah bentuk dari garuda Pancasila. Kelompok tersebut juga sempat ditentang warga saat beroperasi di Kecamatan Cisewu Kabupaten Garut, namun berpindah ke tempa lain.

Keberadaan kelompok yang bakal ditangani secara hukum

Berkas milik Paguyuban Kandang Wesi Tunggul Rahayu [sumber gambar]
Paguyuban Kandang Wesi Tunggul Rahayu bisa dibilang telah gagal menjadi ormas yang berizin. Selain karena berkas pendaftarannya dinilai tidak lengkap – yakni tidak memiliki akta hukum dari Kemenkum HAM, surat terdaftar dari Kemendagri, dan akta notaris, pihak Paguyuban Kandang Wesi Tunggul Rahayu juga tak lagi terlihat mendatangi kantor Kesbangpol. Terlebih mereka juga hendak dimintai klarifikasi soal adanya lambang garuda yang diubah.

BACA JUGA: 5 Hal Terlucu dari Sunda Empire yang Bikin Netizen Ngakak Sekaligus Geregetan

Paguyuban Kandang Wesi Tunggul Rahayu menjadi sorotan lantaran keberanian mereka mengubah arah kepala burung garuda yang merupakan lambang negara, dan mencetak uang sendiri. Dua hal yang dinilai melanggar hukum dan undang-undang di Indonesia. Sepak terjangnya sendiri disebut-sebut mirip dengan Sunda Empire, kelompok lainnya yang juga kini telah dibubarkan. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Tips Main PUBG Mobile dengan Grafis Smooth-Extreme Tanpa Perlu Beli Smartphone Mahal

Kisah Haru Soeharto dan Habibie Saat Penerbangan Perdana N-250 yang Kini Berakhir jadi Besi Tua