Dunia tak selamanya indah. Ketika kita merasa berada di puncak dan yakin tak ada siapapun selain Tuhan yang mampu menjatuhkan, pada saat itulah sebetulnya ujian atau musibah akan segera datang. Sikap seperti itu jelas merupakan pantangan. Sudah sepatutnya manusia tidak takabur dan selalu bersyukur. Selain itu, kita juga harus mampu memanfaatkan rezeki yang Tuhan titipkan dengan sebaik-baiknya.
Terkadang, hilangnya kejayaan tak hanya lantaran kesombongan, tapi juga kesialan. Seperti yang dialami oleh seorang pemain timnas U-19 bernama Fachri Firmansyah. Dulu pemuda ini pernah bikin seluruh Indonesia bangga, tapi kemudian cedera memupus impiannya. Karier sebagai pemain andal pun harus ia kubur dalam-dalam dan kini ia banting profesi dengan menjadi security.
Tak hanya Fachri, masih banyak orang hebat yang mengalami nasib serupa, seperti sosok-sosok berikut. Sebagian dari mereka mengalami kehidupan sulit karena ketidakacuhan pemerintah, sedangkan sebagian yang lain bertanggung jawab sendiri atas kesulitan dan himpitan ekonomi yang mereka alami saat ini.
Pernah menggeluti salah satu profesi yang paling diidamkan pemuda negeri Indonesia sebagai seorang polisi, Norman kemudian nekat terjun ke dunia hiburan. Semuanya berawal dari video lip-sync yang viral itu. Di mana dalam video tersebut ia meniru goyangan salah satu artis India dengan tujuan hanya untuk menghibur rekannya.
Aksinya itu menuai beragam reaksi di masyarakat. Namun, rata-rata memberikan apresiasi positif karena dianggap mampu mengubah citra kepolisian dari kesan kekakuan. Ia pun mulai diundang ke berbagai Roadshow dan acara televisi. Imbasnya, jabatannya sebagai anggota Brimob Polda Gorontalo harus diberhentikan oleh Direktorat Prefosi dan Pengamanan Polda Gorontalo akibat melanggar kedisiplinan dengan mengabaikan tugas selama 84 hari berturut-turut tanpa alasan jelas.
Sayang, kemantapan Norman untuk terlibat penuh dalam dunia keartisan, tak dibarengi dengan kemampuan yang mumpuni. Usai diberhentikan dari kepolisian, tak lama kemudian sinar pamornya meredup cepat. Publik sudah bosan dan mungkin muak melihat keterampilannya di layar kaca yang hanya itu-itu saja. Kini, Norman berjuang melanjutkan hidup dengan menjual bubur Manado di salah satu kawasan di Jakarta.
Generasi milenial mungkin tak akan ada yang mengenal namanya. Kecuali kamu adalah seorang atlet, khususnya di cabang atletik. Gurnam Singh adalah mantan atlet nasional yang pernah menorehkan prestasi menakjubkan dengan raihan tiga medali emas dalam gelaran ASEAN Games ke-4 di Jakarta. Presiden pertama Indonesia bahkan dikabarkan pernah menghadiahkan 20 ekor sapi dan 2 unit mobil atas prestasinya yang mengkilap tersebut.
Malang, semua pencapaian gemilangnya kini tak lagi berbekas. Pergantian presiden negara ternyata juga ikut mengubah sisi mata uang nasibnya. Pada tahun 1972, rumah yang ia duduki terpaksa digusur karena tak memiliki IMB atau Izin Mendirikan Bangunan.
Semenjak itu, ia luntang-lantung mencari bantuan dari para kerabatnya atau siapapun yang bersedia menolongnya. Harta paling berharganya saat ini hanyalah sepeda lawas yang ia jadikan kendaraan utamanya untuk bepergian ke berbagai tempat. Jangan tanya di mana ia menyimpan medali-medalinya. Semuanya telah ia jual, sekadar untuk memperoleh biaya penyambung hidupnya.
Septi adalalah mantan anggota DPRD Minahasa dari fraksi partai Gerindra. Sebelum duduk di kursi empuk tersebut, ia dulunya merupakan seorang pewarta berita. Ketika masih menjabat, ia dikenal lantang menyuarakan aspirasinya yang pro rakyat. Usut punya usut, ternyata hal itu tak lepas dari kegiatan yang ia lakoninya dulu sebagai seorang aktivis.
Sempat ke sana ke mari setelah tak lagi menjabat sebagai seorang pejabat, kini Septi punya profesi baru sebagai Kepala Lingkungan. Tugas utamanya kurang lebih menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan setempat. Ia juga sering mendapat tugas sebagai pengangkut sampah bersama beberapa rekannya. Sejak sore hingga malam, ia pun mulai berkeliling mengambil sampah-sampah dari depan rumah yang ia lewatinya.
Gajinya sebagai Kepala Lingkungan tentu bak langit dan bumi apabila dibandingkan dengan gaji pejabat. Septi sendiri mengaku tak malu dengan pekerjaannya sekarang. Ia merasa bahwa ini merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang harus ia tekuni dengan sebaik mungkin.
Satu lagi mantan atlet yang pernah berprestasi di masa lalu. Kali ini ada Tati Soemirah yang pernah berjaya di cabang bulu tangkis. Wanita kelahiran 65 tahun silam ini pernah mengharumkan nama Indonesia pada periode 1960-1980an, dengan meraih prestasi tertinggi sebagai tunggal putri yang menentukan kemenangan Indonesia di piala Uber 1975.
Seperti kebanyakan atlet berprestasi lainnya, kini nasib Tati tak begitu membahagiakan. Setelah bekerja cukup lama sebagai seorang kasir di sebuah apotek, ia kemudian terpaksa membuka usaha yang sejujurnya tak begitu layak untuk orang seperti dirinya, membuka rental PlayStation. Vespa kesayangan hasil jerih payahnya selama ini juga dengan enggan terpaksa ia gadaikan.
Beruntung, ia masih mendapat perhatian dari Komunitas Bulu Tangkis Indonesia dengan memperoleh bantuan berupa sepeda motor baru. Ia juga memperoleh paket lebaran dan santunan uang dari Aksi Cepat Tanggap di kediamannya pada tahun 2014 lalu.
Ken Ken sangat terkenal pada zamannya. Jika dibandingkan dengan sinetron sekarang, bolehlah kita menyebutkan kalau kepopulerannya setara atau melebihi nama si Boy anak jalanan itu. Dulu, ketika tengah jaya ia punya rumah mewah dan beberapa kendaraan roda empat.
Tragis, ia sendiri yang menjerumuskan diri ke keadaannya yang sekarang ini. Ia lupa daratan dan gemar hidup hura-hura. Ia juga terperosok ke dalam jurang narkoba. Akibat gaya hidup mewah dan benda haram tersebut, semua kekayaannya yang dulu ia punya kini telah habis.
Saking menderitanya sekarang, ia bahkan kesulitan untuk makan sehari-hari. Untuk bepergian menggunakan bus pun ia harus menyingkirkan rasa malu dengan berhutang kemana-mana. Beruntung, ada kabar baik yang kini menghinggapinya. Rumornya, ia akan menjadi cameo di film remake Wiro Sableng yang akan dibintangi oleh Vino G. Bastian.
Seperti itulah kehidupan. Roda nasib berputar tak tentu arah tanpa sekalipun memperingatkan kita. Manusia hanya perlu berikhtiar mengupayakan yang terbaik baginya sembari senantiasa bersyukur atas semua kebaikan yang telah Tuhan berikan selama ini.
Kasus baru, masalah lama. Begitulah kira-kira jargon yang cocok disematkan kepada Menteri Peranan Pemuda dan…
Selain susu dari sapi atau kambing, kamu mungkin sudah pernah mendengar susu dari almon atau…
Kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan nama Labubu, atau Boneka Labubu. Jelas saja, karena…
Di dalam hutan lebat Papua, terdapat salah satu burung terbesar dan paling menakjubkan di dunia,…
Siapa yang tidak kenal Hikigaya Hachiman? Tokoh utama dari *OreGairu* ini dikenal dengan pandangan hidupnya…
Belakangan ramai perbincangan mengenai dugaan eksploitasi yang dialami mantan karyawan sebuah perusahaan animasi yang berbasis…