in

Edan! 7 Orang Biasa Ini Malah Bergabung dengan Kelompok Teroris Asing!

Kasus terorisme masih jadi masalah besar bagi dunia karena sepertinya perang dengan kelompok ini masih juga nggak ada habisnya. Herannya lagi, masih saja ada orang-orang yang memilih untuk bergabung dengan mereka dan melakukan aksi terror.

Kalau bicara soal terorisme, biasanya yang ada di pikiran kita adalah orang-orang yang memang sejak lama punya ideologi yang keras. Tapi ternyata nggak juga. Beberapa orang ini misalnya, mereka adalah orang biasa saja tapi malah memilih untuk bergabung dengan teroris. Apa ya alasannya?

1. Remaja Perempuan Swedia yang Bergabung dengan ISIS

Banyak remaja kabur untuk bergabung dengan ISIS. Bahkan setidaknya ada 2 ribu orang remaja dari luar negeri telah menjadi prajurit dan punya jabatan dalam organisasi itu. Tapi Marilyn Nevalainen dari Swedia punya cerita yang berbeda.

Marilyn Nevalainen [Image Source]
Marilyn Nevalainen [Image Source]
Ia sebenarnya tidak tahu siapa itu ISIS dan apa yang mereka lakukan saat memutuskan untuk bergabung. Usianya masih 15 tahun ketika memutuskan untuk meninggalkan Swedia dan ikut pacarnya bergabung dengan ISIS. Awalnya ia menjadi anggota, tapi akhirnya malah dijadikan tawanan. Untungnya ia berhasil diselamatkan dan kembali pulang ke Swedia.

2. Pelajar Belanda yang Bergabung dengan FARC

Saat berusia 19 tahun, pelajar Belanda Tanja Nijmeijer membuat keputusan sederhana yang mengubah hidupnya. Ia pergi ke Kolombia untuk menjadi guru bahasa Inggris, tapi saat melihat kemiskinan parah yang melanda, ia menjadi sangat marah.

Tanja Nijmeijer [Image Source]
Tanja Nijmeijer [Image Source]
Kemarahannya karena melihat anak-anak terpaksa tinggal di jalanan sementara warga lainnya bergelimang harta membuatnya bergabung dengan kelompok FARC. FARC adalah kelompok sayap kiri tertua dan kelompok teroris dengan pembiayaan terbesar. Selama 50 tahun, kelompok ini terus berusaha menjatuhkan pemerintahan Kolombia.

Nijmeijer mengira dengan bergabung bersama FARC akan melahirkan kesejahteraan bagi masyarakat Kolombia. Nyatanya, ia malah manjadi bagian dari kelompok pengedar narkoba, pembunuh, dan tentara anak-anak. 12 tahun setelahnya, ia menyesal pernah bergabung dan kini memilih menjadi juru bicara untuk perdamaian.

3. Orang Inggris yang Bergabung dengan Jabhat al-Nusra

Lucas Kinney adalah seorang pria Inggris kaya yang tumbuh dalam pendidikan sekolah Katolik. Saat masih remaja, Lucas ingin jadi pendeta. Tapi sekarang ia malah bergabung dengan kelompok Jabhat al-Nusra.

Lucas Kinney [Image Source]
Lucas Kinney [Image Source]
Lewat video YouTube, ia menyebarkan kebencian dan mengatakan keinginannya untuk membunuh orang-orang dari negaranya sendiri dalam bom bunuh diri. Ia punya istri di Suriah yang berhasil meyakinkannya untuk pindah ke negara tersebut dan akhirnya bergabung dengan kelompok ekstremis.

4. Jurnalis Baltimore yang Menjadi Pemberontak Libya

Awalnya, jurnalis Matthew VanDyke bekerja membuat dokumenter tentang segala konflik yang terjadi di Timur Tengah. Jadi melihatnya ada diantara kelompok pemberontak anti-Gaddafi sebenarnya bukan hal yang aneh. Tapi ternyata ia di sana bukan untuk membuat berita, melainkan bergabung menjadi anggotanya.

Matthew VanDyke [Image Source]
Matthew VanDyke [Image Source]
Di Libya, ia memutuskan bergabung dengan para pemberontak dan menjadi prajurit di garis depan. Ia menembaki pasukan pemerintah, hampir tewas terkena ledakan, dan berakhir di penjara Gaddafi. VanDyke sebenarnya sudah dibebaskan saat diktator di Libya jatuh dan kembali ke Amerika. Tapi ia menghilang lagi ketika Suriah terpecah dan terakhir kabarnya terdengar ia sedang membangun pasukan di Irak untuk melawan ISIS.

5. Rocker Punk Wanita Asal Inggris yang Jadi Penyebar Propaganda ISIS

Sally-Anne Jones adalah mantan penyanyi punk rock di usianya yang sudah mencapai pertengahan 40an. Ia masih bergantung pada orang tuanya dan begitu terobsesi dengan konspirasi teori serta sihir. Pada akhir tahun 2013, tiba-tiba ia pindah ke Suriah dan bergabung dengan ISIS dan menjadi guru sosial media mereka.

Sally-Anne Jones [Image Source]
Sally-Anne Jones [Image Source]
Keputusannya ini bermula ketika ia menjalin hubungan dengan Junaid Hussain, hacker 19 tahun yang ingin bergabung dengan ISIS. Jones kemudian mengikuti Hussain dan membawa anaknya yang berusia 10 tahun bersamanya. Meski Hussain tewas terbunuh dalam serangan udara, Jones tetap terus mengobarkan paham ISIS dan menyarankan pemenggalan kepala orang Kristiani dengan pisau tumpul. Akibatnya, saat ini ia jadi salah satu teroris yang terus dicari.

6. Seorang Neo-Nazi Asal Swedia yang Ingin Membentuk Dunia ‘Kulit Putih’ di Ukraina

Wilayah di Timur Ukraina juga masih terus dilanda konflik dengan adanya kelompok Azov. Kelompok ini semi-illegal dengan ideologi yang ekstrem. Ternyata, Mikael Skillt sepaham dan tertarik untuk bergabung dengan kelompok ini.

Mikael Skillt [Image Source]
Mikael Skillt [Image Source]
Parahnya, tujuan Skillt bergabung adalah untuk menciptakan negara murni berkulit putih di Eropa. Tahun 2014, ia bahkan mengaku ingin menjatuhkan pemerintahan di Kiev dan memunculkan perang ras antar benua. Ia ingin mencegah Ukraina menjadi negara yang toleran dengan Yahudi dan homoseksual.

7. Rapper Asal Jerman yang Bergabung dengan ISIS

Denis Cuspert dulunya dikenal sebagai rapper asal Jerman dengan nama Deso Dogg. Sebagai pria yang berjiwa bebas, ia biasa mengonsumsi obat-obatan dan tidur dengan banyak wanita. Majalah-majalah dan tabloid bahkan mengira pada akhirnya ia akan mati karena gaya hidupnya yang liar. Prediksi itu ternyata salah karena pada tahun 2010, masuk Islam setelah hampir tewas karena kecelakaan.

Denis Cuspert [Image Source]
Denis Cuspert [Image Source]
Masalahnya, ia malah makin ekstrem dan terus menyebarkan kebencian di Jerman. Polisi yang menggeledah apartemennya menemukan puluhan senjata sehingga ia ditangkap dan harus membayar denda yang sangat besar. Akhirnya, ia kabur dan bergabung dengan al-Qaeda di Mesir sebelum akhirnya bergabung dengan ISIS di Suriah. Saat menjadi anggota ISIS itulah ia tewas terkena serangan udara pasukan Amerika.

Tidak semua yang terlihat pendiam dan misterius punya pikiran jadi teroris. Bahkan orang-orang yang kelihatan biasa saja juga jika terpengaruh dengan ideologi ekstrem bisa berpotensi bergabung dengan kelompok tersebut. Karena itulah, kita juga perlu waspada dengan apa yang ada di sekitar kita. Jangan mudah terhasut dan tetaplah berpikiran terbuka.

Written by Tetalogi

Leave a Reply

8 Standard Kecantikan Paling Nggak Biasa yang Ada di Dunia

Dunia Makin Maju Tapi 5 Praktik Perdukunan Ini Masih Laris Dipakai Masyarakat Indonesia