5. Berakhirnya Masa Pergundikan di Indonesia
Pergundikan di nusantara lambat laun menurun dengan drastis. Hal ini terjadi karena banyak desas-desus yang mengatakan melakukan pergundikan dan hidup dengan Nyai hanya menurunkan martabat orang Belanda. Harusnya pria Eropa hidup dengan wanita Eropa yang terhormat pula. Dengan begitu anak yang dihasilkan akan berdarah murni tanpa ada campuran darah pribumi yang dianggap “sampah” oleh Belanda.
Saat Jepang mengambil alih Indonesia pada tahun 1942, praktik pergundikan otomatis selesai. Pria-pria Eropa dipenjara sementara Nyai dan anak Indo-nya dianggap pribumi dan tak disentuh. Jika saja Jepang tak menguasai Indonesia, mungkin praktik pergundikan ini akan terus berjalan. Dan Nyai-nyai malang akan semakin banyak bertebaran di nusantara.
BACA JUGA: Sejarah Pertemuan Taiping, Saat Malaysia Ingin Bergabung dengan Indonesia
Inilah lima fakta tentang Nyai atau wanita dalam praktik pergundikan Belanda. Di masa lalu, wanita-wanita pribumi memiliki hidup dengan mengerikan. Jika tidak hidup sebagai budak kasar mereka akan hidup menjadi budak di rumah-rumah Eropa yang mewah. Bagaimana pendapat sobat Boombatis tentang praktik ini?