Salah satu jenis inovasi di era milinea ini adalah jejaring sosial atau disebut juga social network atau sosial media. Dengan menggunakan teknologi ini, siapa saja dapat terhubung dengan banyak orang, berbagi segala hal sampai dengan menggunakannya sebagai sarana bisnis, secara mudah, cepat dan efisien.
Namun tentunya bukan berarti jejaring sosial tidak memiliki sisi negatif, salah satunya adalah aksi bullying. Selain bullying, seseorang juga dapat secara mudah untuk mengkritisi sesuatu dan menyampaikan segala ketidakpuasan sekaligus pendapatnya melalui sosial media.
Salah satu institusi pemerintah yang sering mendapatkan sorotan, kritikan sampai dengan menjadi ajang pemb-bully-an massal adalah pihak kepolisian. Berikut ini adalah beberapa bentuk kritikan sampai dengan aksi bullying massal yang dialamatkan ke kepolisian oleh netizen Indonesia.
1.Polisi mengajak minum bir seorang bule
Di tahun 2013 lalu, ada sebuah video yang diunggah di YouTube yang memperlihatkan aksi pungli yang dilakukan oleh polisi terhadap seorang berkebangsaan Belanda, Kees Van der Spek. Dalam video tersebut selain meminta ‘uang damai,’ polisi yang menangani kasus pelanggaran itu juga mengajak sang bule untuk minum bir bersama.
Tentu saja hal tersebut memantik reaksi keras dari berbagai kalangan, khususnya para netizen. Hujatan sampai pembullyan diarahkan ke pihak kepolisian. Hanya dalam waktu singkat saja, video tersebut ditonton lebih dari 500 ribu kali dan re-upload oleh banyak pemilik akun di YouTube lainnya.
2. Polisi Cekcok di dalam Bus Transjakarta
Sontak para netizen Indonesia memulai aksi bullying mereka kepada salah seorang polisi yang cekcok dengan seorang penumpang di dalam Bus Transjakarta. Aksi cekcok yang sempat direkam dan diunggah dan disebarluaskan di jejaring sosial Facebook tersebut terlihat bahwa sang polisi yang diketahui berinisial Brigadir M membentak para penumpang setelah Bus Transjakarta itu hampir saja menyerempet seorang pengendara motor yang nyelonong masuk ke dalam lintasan bus yang seharusnya steril dari kendaraan lain.
Salah seorang penumpang yang tidak terima akhirnya beradu mulut dengan polisi tersebut. Uniknya, seperti merasa benar, Brigadir M justru membentak dengan nada keras kepada penumpang itu. Tentu saja, banjir hujatan, cacian dan bullyan mengalir dengan derasnya setelah video itu merebak di sosial media.
3. Aksi Elanto Wijoyono melawan rombongan moge
Penjelasan dari pihak kepolisian yang menjabarkan kenapa mereka memberikan perlakuan khusus kepada rombongan moge yang dihadang oleh seorang pria bernama Elanto Wijoyono yang melanggar menerobos lampu merah dan menggunakan seluruh jalan di Yogyakarta, di tahun 2015 lalu, berbuah blunder.
Dalam Undang-undang lalu lintas tertulis bahwa hanya kendaraan pemadam kebakaran, ambulan yang mengangkut orang sakit, kendaraan yang membawa korban kecelakaan, kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik indonesia, kendaraan para pejabat negara asing, iring-iringan pengantar jenazah dan konvoi yang berhubungan dengan acara negara saja yang berhak mendapatkan perlakuan khusus di jalan raya, sedangkan rombongan moge tersebut sama sekali tidak memiliki tujuan yang berhubungan dengan negara.
4. Polisi dibully setelah tidak mau menunjukkan surat resmi razia
Dalam sebuah video berdurasi pendek yang diunggah di YouTube dan Facebook yang menunjukkan ‘perlawanan’ seorang warga umum terhadap razia polisi, menjadi ajang bully massal. Dalam video tersebut, seorang pemilik kendaraan tidak mau memperlihatkan SIM dan STNK saat terjadi razia karena dia ingin melihat apakah razia yang dilakukan tersebut resmi atau tidak.
Dikarenakan berbelit-belit dan tidak mau menunjukkan surat resmi mengadakan razia serta beberapa pelanggaran yang tertera dalam peraturan penggelaran razia dan justru menilang sang pemilik kendaraan karena bersikeras tidak mau menunjukkan surat-surat, netizen dengan lantang melakukan aksi bullying karena menganggap bahwa apa yang dilakukan beberapa polisi dalam video itu adalah tidak tepat.
5. Polisi vs Pengemudi taksi
Sebuah stasiun TV swasta Indonesia memiliki satu acara yang menayangkan bagaimana polisi dalam melakukan tugasnya sehari-hari. Dalam satu episode, ada sebuah tayangan yang memperlihatkan polisi sedang menilang seorang pengemudi taksi yang berhenti sebentar untuk melihat sebuah barang yang sedang dipajang di toko.
Namun, polisi yang sedang diliput justru memberikan tilang kepada si sopir karena menganggap bahwa dia melanggar peraturan karena berhenti. Tentu saja sang sopir menolak anggapan tersebut karena dalam rambu-rambu yang ada di dekatnya adalah tanda larangan parkir bukan larangan berhenti. Oleh karena itu, banyak netizen melakukan cemooh virtual dan menganggap bahwa polisi selalu benar karena menganggap bahwa tanda larangan parkir dan larangan berhenti itu sama.
Salah satu alasan kenapa polisi selalu dijadikan obyek pem-bullya-an karena polisi adalah institusi negara yang dijadikan panutan dan salah satu pengadil di Indonesia, akan tetapi justru memperlihatkan hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Akan menjadi satu hal yang cukup naif jika kita memukul rata bahwa semua polisi memiliki tabiat jelek karena tidak sedikit dari mereka yang masuk dalam kategori baik. Selain itu, dikarenakan polisi masih sebagai manusia biasa, tentu saja ada kalanya mereka berbuat khilaf, walaupun mereka adalah aparatur negara.