Beberapa waktu yang lalu, masih hangat mengenai isu-isu redenomisasi yang akan dilakukan pemerintah. Upaya penyederhanaan nominal mata uang tersebut dilakukan untuk menekan jumlah inflasi dan memperbaiki perekonomian negara. Setelah beberapa tahun hanya menjadi sebuah wacana, akhirnya kebijakan ini akan segera dilaksanakan.
Namun untuk melakukan redenominasi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Serupa dengan pemindahan ibukota, redenominasi juga memiliki banyak kendala yang harus diselesaikan dahulu. Pasalnya ada negara yang malah terpuruk dengan kebijakan itu ada pula yang malah jaya sentosa. Sedikit berkaca, beginilah nasib beberapa negara yang melakukan redenominasi sekarang.
Kadang sebuah harapan berbanding terbalik dengan kenyataan. Seperti itu pula dengan yang ada di Brazil. Di negara samba ini pada tahun 90-an melakukan kebijakan redenominasi untuk memperbaiki perekonomiannya. Namun sayang malah pil pahit yang didapat. Bagaimana tidak, karena kurangnya persiapan, terjadi deflasi luar biasa di negara ini. Belum lagi pemerintah kehabisan cadangan uang baru, akibatnya banyak warganya yang menggunakan alat pembayaran lama dan baru, keadaan jadi tidak karuan. Akhirnya untuk menyuplai uang baru, Brazil harus berhutang ke beberapa negara. Bukannya perekonomian membaik, yang ada malah hutang makin menumpuk. Kesiapan pemerintah dan konflik yang berkecamuk ditengarai menjadi penyebab hal itu terjadi.
Ternyata hal serupa juga terjadi di negara pimpinan Kim Jong Un ini. Kurangnya persiapan membuat perekonomian Korea Utara menjadi sangat terpuruk. Diketahui kalau pemerintahan waktu itu secara sepihak melakukan redenominasi pada mata uangnya. Namun tidak adanya uang pengganti membuat redenominasi yang dilakukan malah memperkeruh keuangan negara. Selain itu faktor waktu yang tepat juga mempengaruhinya. Usut punya usut, keadaan keuangan Korea Utara waktu itu sedang kacau balau namun pihak penguasa tetap melaksanakan redenomisasi ini.
Upaya redenominasi yang dilakukan di Rusia rupanya tidak berjalan sesuai rencana. Lagi, kurangnya persiapan, waktu yang tidak tepat masih menjadi alasan mengapa hal tersebut terjadi. Akibatnya keuangan dan kurs asing di negara itu jadi terjun bebas. Selain itu kurangnya sosialisasi terhadap rakyat menjadi faktor lain gagalnya kebijakan itu. Akhirnya warga Rusia malah memberikan sentimen negatif pada pemerintahannya yang dianggap merampok keuangan penduduknya. Akhirnya selama beberapa tahun Rusia harus memperbaiki keuangannya sampai seperti sekarang ini.
Lain cerita di negara dua benua yang satu ini. Sebuah langkah yang tepat dilakukan negara ini dengan melakukan redenominasi pada mata uangnya. Persiapan Turki dalam menyediakan uang dan sosialisasi dianggap cukup. Selain itu, Turki juga melakukan redenominasi dalam dua tahap. Dalam beberapa tahun pertama Turki memberlakukan dua mata uang,yang belum dan sudah diredenominasi. Saat rakyat mulai terbiasa, barulah Turki akhirnya menarik semua uang lama yang beredar melalui bank. Dengan cara tersebut negara dua benua ini berhasil memangkal enam angka nol di mata uangnya yang dulu, jadinya 1000000 Lira lama= 1 Lira sekarang.
Negara yang satu ini sudah dulu melakukan redenominasi mata uangnya ketimbang yang lain. Seolah tanpa adanya masalah, dunia dikejutkan karena mata uang di negara ini tiba-tiba berbeda. Ya Bulgaria berhasil melakukan redenominasi dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun. Keberhasilan Bulgaria ini ditengarai karena kesiapan yang matang dari negaranya dan saat yang tepat melakukan kebijakan itu. Ya, pada waktu itu perekonomian Bulgaria sangat stabil jadi bukan hal yang aneh kalau redenominasi negara ini seolah tanpa kendala.
Dari beberapa negara tersebut kita jadi paham kalau tidak mudah untuk melakukan kebijakan redenominasi ini. Indonesia harus memiliki kesiapan ekstra dan perekonomian stabil jika melakukannya. Jangan sampai kebijakan yang niatnya akan menguntungkan negara malah akan jadi boomerang. Lagipula, jangankan redenominasi, uang baru saja belum banyak kok yang menikmatinya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…