Sudah sejak lama wacana pemindahan ibukota direncanakan oleh pemerintah. Mulai dari Mamuju hingga terakhir ini ada wacana ke Palangkaraya. Kesemrawutan dan ketimpangan perekonomian menjadi landasan utama sang ibukota lama Jakarta mesti digantikan. Soal perpindahan ibu kota, hal ini bisa menjadi langkah awal kemajuan Indonesia atau malah menjadi bumerang.
Indonesia tidak sendiri, beberapa negara sudah pernah melakukan langkah serupa dengan memindahkan ibukotanya. Beberapa ada yang berhasil, namun ada juga yang malah tidak karuan. Mengaca dari negara-negara tersebut, semoga hal ini bisa jadi pembelajaran untuk Indonesia. Jadi negara mana sajakah itu? Simak ulasan berikut.
Jepang, pemindahan ibukota sukses dua arah
Negeri bunga sakura ini sudah sering melakukan pemindahan ibu kota sejak zaman dahulu. Seiring dengan pergantian pemegang kekuasaan, berganti pula letak ibu kota negara Jepang itu. Sebelum Tokyo, ibukota Jepang terletak di daerah Kyoto. Selain karena masalah pergantian pemilik kekuasaan, pemindahan ibukota dari Kyoto ke Tokyo juga dipengaruhi oleh masalah yang serupa dengan Jakarta. Overload dan pemerataan ekonomi adalah alasan lain kebijakan ini diambil.
Lalu bagaimana jadinya sekarang? Pemindahan ibukota di Jepang ini dinilai sangat sukses. Kyoto yang sudah tidak menyandang nama ibukota itu, bertransformasi menjadi kota budaya, bahkan dinobatkan sebagai salah satu destinasi paling favorit para wisatawan. Sedangkan Tokyo berkembang menjadi pusat ekonomi di negeri sakura tersebut.
Nigeria, kota yang jadi tumbal kepadatan
Nasib berbeda dialami oleh Nigeria, pada tahun 1991, negara ini memutuskan untuk memindahkan ibukotanya dari Lagos ke Abuja. Alasan klasik overload dan pemerataan ekonomi melatarbelakangi Keputusan tersebut. Setelah dipindahkan, Abuja mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan sebagai kota baru.
Bahkan Abuja di masukan dalam daftar 10 kota dengan perkembangan paling pesat di dunia. Dari hanya 700 ribu jiwa, namun pada 2006 penduduk Abuja membeludak hingga mencapai 6 juta. Melihat angka seperti itu, ternyata tidak selamanya pemindahan ibukota bisa bernasib baik.
Pemindahan ibukota Tanzania yang mangkrak
Tidak semua pemindahan ibukota selalu berjalan mulus. Mesti banyak hal yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Seperti yang ada di Tanzania, sudah lebih dari satu dekade namun rencana pemindahan ibukota tidak berjalan mulus.
Dodoma digadang sebagai sebagai ibukota baru Tanzania menggantikan Dar es Salam yang identik dengan daerah dengan sejarah perbudakan. Namun kembali lagi, pembangunan lambat di sana sama sekali tidak mencerminkan sebuah kota maju. Dodoma mungkin sebuah ibukota namun pembangunannya sering kalah dengan kota biasa.
Australia, menyusul kesuksesan Jepang
Sebelum Canberra, kota terkenal di Australia Melbourne, merupakan ibukota negara kanguru itu. Namun merasa kapasitas kota yang membeludak, Australia melakukan pemindahan besar-besaran dari semua aset dan bangunan penting ke Canberra.
Pun demikian, kedua kota ini tetap bersinar dengan caranya masing-masing. Melbourne tetap menjadi pusat perekonomian dan bisnis negara kanguru itu, sedangkan Canberra mendapatkan predikat kota paling nyaman untuk ditinggali di dunia.
Langkah tepat yang dilakukan oleh Malaysia
Bukan secara harfiah benar-benar memindahkan ibukotanya, namun hanya tempat administrasi negaranya. Pemindahan administrasi negara dari Kuala Lumpur ke Putrajaya membuahkan hasil memuaskan yang diterima Malaysia.
Pada tahun 1999, keadaan ibukota Malaysia sangat tidak karuan, kemacetan di mana-mana, perekonomian merosot ke bawah. Akhirnya diambil lah sebuah langkah untuk memindahkan infrastruktur penting pemerintah ke daerah di luar Kuala Lumpur. Hasilnya, perekonomian Malaysia melonjak secara drastis, ibukota juga menjadi tempat nyaman untuk ditinggali.
Mengaca dari beberapa negara yang memindahkan ibukota tersebut, kita mesti bijak dalam mengambil keputusan. Banyak hal meski dipertimbangkan karena tidak selamanya pemindahan ibukota akan berakhir mulus. Kota yang akan jadi ibukota mesti ditinjau secara seksama mengenai kelayakannya kelak. Sebaliknya, kota Jakarta tetap harus diperhatikan agar tidak terkesan habis manis sepah dibuang.