Afrika adalah negara dengan potensi luar biasa. Benua ini menyimpan apa pun bisa dibayangkan manusia. Mulai dari kekayaan flora fauna, energi dan barang tambang, sampai sosial kemasyarakatannya yang kompleks. Tentu saja mengunjungi Afrika akan jadi pengalaman traveling tak terlupakan. Makanya, dari banyak rekomendasi tempat asyik di seluruh dunia, tempat-tempat di Afrika pasti bisa kita temukan.
Sayangnya, tidak semua tempat di Afrika bisa kita kunjungi. Alasannya macam-macam, namun lebih karena ancamannya yang nyata. Beberapa negara di sana ada yang masih bergelut dengan banyak hal. Mulai dari konflik-konflik, masalah politik, sampai aksi-aksi terorisme. Singkatnya, mengunjungi deretan tempat itu akan membuat kita seolah menyerahkan diri untuk dicelakai.
Nah, berikut adalah negara-negara Afrika yang sama sekali tidak direkomendasikan untuk dikunjungi kalau masih sayang nyawa.
1. Gejolak Libya yang Membahayakan
Libya pernah jadi negara Afrika yang paling banyak dikunjungi. Tapi, tapi itu dulu ketika negara yang kaya ini masih jumawa dan dipimpin oleh si kepala negara nyentrik yang sekarang sudah tiada, Muamar Khaddafi. Sepeninggal Khaddafi Libya pun banyak berubah. Ya, seperti sekarang, masih belum jelas arahnya ke mana dan masih sering sekali terjadi huru-hara.
Di bawah otoritas NATO seperti saat ini, Libya makin jadi negara yang tidak aman. Protes dan demonstrasi anarkis hampir mungkin terjadi tiap hari. Situasi politik di sini masih belum bisa stabil, dan nampaknya keadaan seperti ini akan berlangsung cukup lama. Maka dari itu, tidak direkomendasikan untuk mengunjungi Libya dengan mempertimbangkan masalah-masalah tadi.
2. Republik Afrika Tengah Punya Masalah Kemanusiaan Parah
Sama seperti Libya, Republik Afrika Tengah juga masih bergejolak. Namun, jika Libya masih bingung mau kemana, Republik Afrika Tengah mengalami masalah perebutan kekuasaan. Saat ini di sana tengah terpecah banyak kubu yang saling bertikai. Masing-masing dari kelompok-kelompok tersebut ingin menjadi penguasa negara ini. Sebenarnya sudah ada langkah mediasi bahkan tercipta piagam perdamaian di tahun 2008. Namun implementasinya jauh panggang daripada api.
Grup-grup ini konon suka melakukan hal-hal buruk. Mereka biasa menjarah penduduk sipil bahkan menculiknya. Hal ini juga bisa berlaku kepada orang-orang asing yang berkunjung ke sini. Saat ini tidak ada hal yang benar-benar bisa dilihat sebagai sesuatu yang menyenangkan di Republik Afrika Tengah. Teror dan kekejaman adalah apa yang bakal kita temukan.
3. Republik Demokrasi Kongo Juga Tengah Bergejolak
Sebenarnya Kongo adalah negara yang oke untuk traveler. Di sini alternatif tempat wisata sangat banyak, khususnya deretan taman nasional yang eksotis itu. Sayangnya, kita harus mengurungkan niat untuk mengunjungi negara ini kalau masih sayang nyawa.
Alasannya, Kongo tengah bergejolak panas saat ini. Hal tersebut dikarenakan negara tetangga Uganda ini masih diresahkan dengan gerakan pemberontakan yang membahayakan. Bahkan disebut-sebut kalau para pemberontak ini punya benang merah dengan Al-Qaeda. Menilik kembali konflik di Kongo, setidaknya 5,4 juta orang sudah meninggal sebagai akibat dari hal tersebut.
4. Sudan Juga Menghadapi Konflik Besar
Sejak dulu Sudan adalah negara yang diwanti-wanti para traveler alias sebisa mungkin tidak usah dikunjungi. Negara tetangga Mesir ini sudah mengalami konflik bersaudara parah selama belasan tahun dan masih berlangsung hingga hari ini. Puncak dari konflik tersebut adalah pecahnya wilayah selatan menjadi negeri sendiri bernama Sudan Selatan.
Tak hanya konflik saudara, Sudan juga mengalami banyak hal berat lainnya. Misalnya tak stabilnya kondisi ekonomi yang menyebabkan kelaparan, serta masalah pelik seperti penyakit. Ya, hal-hal seperti inilah yang akan kita lihat ketika mengunjungi Sudan.
5. Somalia, Negara Paling Berbahaya di Afrika
Jawara dari daftar tidak menyenangkan ini adalah Somalia. Alasannya hampir-hampir sama seperti deretan negara di atas. Somalia juga mengalami konflik politik yang panas, bahkan hal ini sudah berlangsung hingga 20 tahun. Ada pecah kekuasaan di sini, pertama dikuasai oleh pemerintahan asli, dan kedua para pemberontak yang konon beraliansi dengan Al-Qaeda.
Sering terjadi konflik oleh kedua belah pihak. Saking seringnya, sepertinya orang-orang di sana sudah biasa mendengar suara-suara senjata yang diletuskan. Satu lagi, di sana juga jadi tempat singgah para perompak yang sadis itu. Sungguh, hal-hal yang seperti ini bukanlah yang kita cari dari sebuah negara. Nekat kalau kita masih mau mampir ke sini.
Negara-negara ini sebenarnya punya potensi besar sebagai negara wisata. Sayangnya, apa yang tengah terjadi di sana tidak memungkinkan hal tersebut. Mengunjungi negara-negara ini hanya akan membuat kita sedikit lebih dekat menuju kematian.