Sunan Kalijaga adalah satu dari sembilan Walisongo yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Sosoknya terkenal akrab dengan seni dan pewayangan (Punakawan). Punakawan merupakan tokoh yang lahir pada abad ke-12 yang terdiri dari Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Semua tokoh tersebut erat hubungannya dengan fungsi religiusitas.
Dari keempat sosok yang ada, Semar adalah pusat dari keseluruhan punakawan dan menjadi asal usul munculnya Punakawan. Oleh karenanya, dalam dunia pewayangan, Semar menempati posisi yang paling dihormati. Melalui tokoh Semar, Sunan Kalijaga menyampaikan 3 nasihatnya untuk kita semua.
Melansir kabarsantri.id, Semar sesungguhnya sudah dikenal masyarakat Jawa jauh sebelum Kanjeng Sunan Kalijaga lahir. Nama Semar sendiri bisa ditemukan dalam kakawin Siwa Sogata, Sanghyang Nawaruci dan Sudamala (yang juga terdapat dalam relief di Candi Sukuh). Ia diibartakan sebagai prototipe manusia Jawa yang sesungguhnya, sosok paripurna yang sudah menemukan jati dirinya. Sebagai sosok orang Jawa, Semar digambarkan sadar diri, tahu diri, ‘sumeleh ing pamikir’ (bersikap rendah hati dalam berpikir) dan ‘sumarah ing karep’ (memasrahkan seluruh keinginan pada kehendak Gusti).
Seperti yang sudah kita ketahui jika misi Sunan Kalijaga tidak hanya menyampaikan ajaran Islam, tetapi juga mendidik manusia agar lebih beradab. Oleh karenanya, melalui tokoh Semar, Sunan Kalijaga menyampaikan tiga nasihat, yaitu.
Arti dari kalimat di atas adalah ‘Jangan mengaku pintar jika belum bisa mencari kesalahan diri sendiri’. Ya, kebanyakan manusia memang suka menghakimi, merendahkan, menghina manusia lain tanpa berkaca terlebih dahulu, apakah dirinya sudah sempurna atau belum? Karena sesungguhnya, jika kita berkaca, introspeksi diri, pasti ada banyak kesalahan dan kekeliruan yang kita temukan dalam diri kita sendiri.
Nasihat kedua adalah ‘Jangan mengaku unggul jika masih senang merendahkan orang lain’. Kita bisa lihat sendiri, berapa banyak orang yang menghina sesama. Enggak usah jauh-jauh deh, dalam berbagai media sosial kerap kali didapati orang yang menghujat dengan mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas seolah menganggap bahwa dirinya yang paling unggul dan hebat. Nah, melalui lakon Semar, Sunan Kalijaga ingin menyampaikan bahwa setiap manusia itu punya kedudukan sama, tak ada yang lebih unggul dari yang lain. Di mata Tuhan pun, semua sama, kecuali amal perbuatan mereka.
Nasihat ketiga, masih berkaitan dengan poin satu dan dua, ‘Jangan mengaku suci jika masih belum bisa menyatu dalam Gusti’. Sejatinya tak ada memang yang namanya manusia suci. Semua pasti punya kesalahan dan dosa, bahkan para Nabi sekalipun juga pernah melalukan kesalahan. Hanya saja, saat khilaf kita bisa kembali kepada sang pencipta dan meminta ampun atas kesalahan yang sudah kita perbuat.
BACA JUGA: Inilah Pesan Sunan Kalijogo Lewat Karakter Punakawan yang Wajib Kamu Ketahui
Penyampaian melalui lakon Semar ini sangatlah bijak dan tidak memaksa. Sehingga hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang zaman dahulu untuk mengikuti ajaran beliau. Karena kepiawaiannya menggabungkan seni dan ajaran Islam, Sunan Kalijaga masuk dalam salah satu filsuf yang berpengaruh di Indonesia.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…