Pandemi Covid-19 membuat kehidupan manusia di seluruh dunia tertekan secara finansial. Banyak yang penghasilannya macet, potong gaji, bahkan dirumahkan. Mungkin ada di antara kita yang selama masa karantina, sempat merenungi dan menyesali pengeluaran kita di masa lalu. Dan berjanji pada diri sendiri, kalau semua sudah usai nanti akan mikir dua kali sebelum beli atau investasi di hal yang tidak perlu.
Kabar baiknya, Indonesia sudah melalui karantina lebih dari 1,5 bulan dan sedang menjalani progress-nya. Angka sembuh meningkat, angka kematian menurun. Tapi kita tetap harus jaga-jaga, karena angka positif masih belum konsisten turun.
Sekalipun nanti karantina di Indonesia sudah dibuka, bukan berarti kita sudah bisa senang-senang. Sejatinya, pandemi selama lebih dari 30 hari ini memang mestinya mengubah cara hidup kita. Salah satunya dalam hal finansial. Vaksin belum benar-benar ada, jadi setidaknya lakukan antisipasi ini.
Memahami potensi siklus pandemi
WHO dan para peneliti mengingatkan kalau pandemi bisa terjadi dalam beberapa gelombang. Contoh yang banyak dibicarakan misalnya flu spanyol. Selama belum ada vaksin, sangat ada kemungkinan virus ini akan kembali mengurung dan memukul kita di berbagai aspek. Memahami konsep ini membuat kita paham bagaimana pentingnya mengatur keuangan kita ke depan. Bahwa ada yang tidak kalah penting dari tagihan bulanan dan kredit KPR, yaitu dana darurat!
Jangan jor-joran saat melampiaskan pengeluaran
Boleh-boleh saja melampiaskan kemerdekaan finansial dan merayakan kembalinya hidup normal dengan menghabiskan sejumlah uang. Tapi jangan berlebihan dan jor-joran. Hal ini ibarat ngutang ratusan juta demi membuat pesta nikahan meriah buat banyak orang, tapi setelah semua usai kita malah kesusahan. Perekonomian global belum normal, jadi sebisa mungkin kontrol keuangan pribadimu. Tahan dulu kebanyakan ngopi kekinian atau traveling ala kemarin-kemarin, lakukan secukupnya dan sewajarnya.
Tetap sediakan simpanan darurat
Nah, kita masuk ke bagian yang penting. Negara saja yang uangnya banyak, pasti harus memperbaiki kondisi finansial di sana sini. Seperti kata Rizal Ramli, guncangan pandemi ini bisa memicu krisis ekonomi Indonesia jika tak segera reda. Kita juga demikian, jangankan dana darurat, tabungan pribadi mungkin sudah ludes selama karantina. Di masa recovery, atur keuangan menjadi tabungan, uang kebutuhan sehari-hari dan dana darurat.
Dana darurat harus berbeda dari tabungan dan kebutuhan belanja. Lebih baik lagi kalau bisa dipecah menjadi dana kesehatan dan dana tak terduga. Mengumpulkan sedikit demi sedikit tidak mengapa. Kamu akan sangat bersyukur punya dana darurat ini ketika sewaktu-waktu ada kondisi penting yang terjadi.
Buat investasi minim resiko dan mudah dicairkan
Tabungan biasanya disimpan di celengan ayam atau bank. Nah, kamu juga bisa menabung investasi minim resiko sesuai kemampuan dan kenyamananmu. Misalnya tabungan emas, tabungan berjangka auto deposito dan sebagainya. Yang penting aset ini memberi keuntungan berkala, mudah dicairkan dan tidak menyulitkan di masa mendatang.
Bisnis kecil-kecilan
Kemenaker mendata sekitar 1,9 juta pekerja kena PHK dan dirumahkan sebagai imbas pandemi ini. Saat itu terjadi, program kartu pra kerja, bansos dan stimulus relaksasi lainnya tak serta merta bisa membantu. Solusi mandiri yang bisa dilakukan ya mendadak banting setir dengan jualan barang atau jasa. Mungkin beberapa orang tidak pede dengan keadaan ini.
Eits, ini malah bentuk kreativitas di masa sulit lho. Beberapa industri besar ketika pandemi dengan cepat mengubah haluan memproduksi masker, APD, hand sanitizer dan apapun yang sedang dibutuhkan pasar. Tak hanya mereka, masyarakat awam pun mengeluarkan mesin jahit mereka dan berbondong-bondong berjualan masker kain.
Nah, kondisi ini sebaiknya kita jadikan pelajaran. Bahwa punya bisnis walau kecil, ternyata bermanfaat sebagai back up ketika pemasukan dari pekerjaan utama sedang mengalami turbulensi. Kuncinya adalah tahu apa yang dibutuhkan pasar dan selalu kreatif untuk putar ide bisnis sesuai keadaan.
BACA JUGA: Perjuangan Tenaga Medis Indonesia untuk Atasi Virus Corona, Ada yang Harus Bertaruh Nyawa
Semoga kita bisa coba ketika kondisi sudah agak pulih nanti. Dan meski sedang meniti kondisi finansial sendiri, tetap sisihkan untuk berbagi dan prioritaskan membeli sesuatu dari pedagang lokal. Hal ini bisa menunjang perbaikan ekonomi bersama dari lingkungan terdekat.