Gelar berasa menjauh dari timnas meski sebenarnya Indonesia memiliki banyak bakat hebat. Beberapa pagelaran piala AFF menjadi saksi biksu akan hal tersebut. Menjadi juara kedua, merupakan prestasi terhebat yang pernah dicapai oleh timnas saat berlaga pada kejuaraan Asia Tenggara. Hasil buruk ini, sedikit terobati tak kala dari beberapa edisi kompetisi tersebut, ada saja punggawa merah putih menjadi top skore.
Meski hebat, namun beberapa pemain tersebut aksinya kini tidak dapat dilhat lagi. Hampir semua mantan top skore tersebut kini gantung sepatu. Hanya menyisakan Bambang Pamungkas yang masih aktif di atas lapangan hijau. Kebanyakan dari mereka kini memilih jalan di luar lapangan hijau. Lalu seperti apakah mereka sekarang simak ulasannya berikut.
Gendut Doni mantan top skore yang kini jadi PNS
Dalam perjalanan menjadi top skore hampir saja, pria asal Salatiga ini alami kegagalan. Pasalnya, saat itu sebelum mengikuti piala Taiger tahun2000, dirinya dicoret sebelum event besar tersebut. Namun, pada akhirnya dipanggil lagi, kembalinya ke timnas membuatnya menggila dan menjadi top skore. Gendut saat itu mampu menorehkan beberapa goal untuk bawa merebut tempat kedua. Pada tahun 2013 Gendut Doni memutuskan untuk gantung sepatu, karirnya diakhiri pada tim Persita Tanggerang. Saat ini pria dua bapak tersebut memiliki profesi baru yang sangat jauh dari dunia sepak bola. Gendut kini menjadi PNS di dearah Tanggerang.
Kurniawan Dwi Yulianto melanjutkan karirnya sebagai pelatih
Nama, hebat Kurniaawan Dwi Yulianto tidak hanya nyaring ditelinga orang Indonesia. Pasalnya Kurniawan mampu tampil bagus saat bermain di Eropa. Bersama klub Swiss dan Italia dirinya mampu membuat sejarah sebagai orang Indonesia pertama cetak goal di Benua Biru. Karir mengkilap di luar negeri berlajut saat berseragam timnas Indonesia. Pria berperawakan kurus ini, mampu menjadi topskore Piala AFF dengan 13 goal. Setelah memutuskan gantung sepatu, saat ini karirnya berlanjut pada dunia kepealtihan, bersama Ponariyo Astaman beberpa waktu lalu menukangi Borneo Fc di Piala Presiden.
Budi Sudarsono menjadi assisten pelatih klub Kalimantan
Ular piton begitu orang memangilnya pemain yang pernah menjadi juara liga Indonesia ini, memiliki skill yang di atas rata-rata. Keahlian tersebut membuatnya selalu mampu mengeliat dari hadangan lawan layak ular. Kemampuan hebat tersebut mempunyai sukses meraih gelar top skore bersama timnas pada tahun 2008. Pria berperawakan kurus tersebut sejak usia muda memang sudah langganan timnas Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh memang dari dulu memliki kemampuan olah bola yang bagus. Saat ini Budi mulai karirnya sebagai assisten pelatih dikesebelasan Kalteng Putra.
Ilham Jaya Kusuma beralih menjadi abdi negara
Gelar top skore juga hinggap pada asal Palembang ini saat berlaga pada kejuaran Asia Tenggara. Pada tahun 2004, berduet dengan Boaz Saloussa, Ilham tampil Prefect dengan mampu menorehkan Sembilan Goal. Namun, gememilangan anak asuh Phiter White itu, sekali harus berahkir sebagai juara keduaa. Namun, meski begitu timnas 2004 benar menjawab keraguan yang diberikan oleh publik Indonesia. Setelah mengalami cedera parah, dan harus turun performanya pada tahun 2015 Ilham Jaya Kusuma memutuskan untuk mengakhiri karir sepak bolanya. Saat kehidupannya banyak dihabiskan pada dunia sangat berlawanan dengan bola. Sehari-hari ia menjadi Pegawai Negeri Sipil di daerah Tangerang Banten.
Beberapa cerita penyerang tersebut semakin membuktikan bahwa bakat sepak bola Indonesia jempolan. Meski pada keyataannya di sepak bola tanah air masih banyak masalah. Namun, mereka membuktikan bahwa tidak ada usaha yang menghianati hasil. Jadi untuk para pemain saat ini haruslah seribu kali berjuang, karena hampir semua kebutuhannya sekarang diperhatikan organisasi.