Lazim bagi kita untuk menghormati pahlawan-pahlawan Indonesia. Bahkan bisa dibilang wajib sebagai tanda apresiasi atas perjuangan yang pernah mereka lakukan. Tapi, bagaimana jadinya jika negara lain juga menghormati para pahlawan kita. Tak masalah, kita justru harus menghargai hal tersebut. Namun, bagaimana jika negara itu adalah bekas penjajah Indonesia? Nah, ini jadi pertanyaan yang bikin bingung.
Belanda, negara ini sudah mencincang tanah dan leluhur kita selama kurang lebih 350 tahun plus agresi-agresinya setelah Indonesia merdeka. Mereka pula yang memerangi para pahlawan-pahlawan dan bahkan membunuhnya. Tapi, Belanda justru sangat menghormati para pahlawan kita. Bahkan beberapa sampai diabadikan menjadi nama jalan. Bingung ya kalau sudah begini, antara senang tapi juga merasa aneh secara bersamaan.
Tapi, terlepas dari semua kebingungan yang kita rasakan, ternyata kekaguman Belanda tidak dibuat-buat. Sampai menjadikan nama pahlawan kita sebagai jalan, tentu Belanda sudah memikirkannya masak-masak dan memang jadi bukti kekaguman mereka. Nah, lalu siapa saja pahlawan Indonesia yang jadi nama jalan di sana? Simak ulasannya berikut.
1. Thomas Matulessy yang Abadi di Belanda
Thomas Matulessy alias Pattimura bisa dibilang merupakan salah satu ancaman terbesar Belanda dalam upaya penguasaan Maluku. Bagaimana tidak, pria satu ini berhasil melakukan banyak perlawanan sengit, bahkan pernah berhasil merebut benteng Duurstede yang dikenal kokoh. Sayangnya, pada akhirnya Pattimura berhasil ditangkap dan digantung setelah kena jebak oleh Raja Booi, Pati Akon.
Usulan untuk memakai Pattimura sebagai nama jalan datang dari komunitas Maluku yang sudah menetap di Belanda sejak lama. Dan tanpa banyak berpikir, pemerintah Belanda pun mengabulkan hal tersebut. Kini kita bisa menjumpai Pattimurastraat di Wierden, Belanda.
2. Martha Christina Tiahahu juga Jadi Nama Jalan
Tokoh heroik Maluku di masa penjajahan bukan hanya Pattimura. Ada seorang remaja perempuan yang namanya juga sangat dikenal, yakni Martha Christina Tiahahu. Tiahahu tercatat juga melakukan perlawanan kepada Belanda. Beberapa kali beliau ikut berperang bersama Pattimura.
Pernah ditangkap, Tiahahu dilepaskan lagi karena dianggap masih anak-anak. Lantaran terus melawan, sang pejuang ini pun akhirnya ditangkap dan dikirim ke Jawa menjalani kerja paksa. Tiahahu sendiri meninggal dalam perjalanan tersebut. Nah, nama ini juga menjadi salah satu jalan di Belanda. Letaknya sendiri tak begitu jauh dari Pattimurastraat.
3. RA Kartini Namanya Harum Sampai Belanda
Siapa sangka ternyata bukan masyarakat Indonesia saja yang kagum dengan sosok Kartini, pemerintah Belanda pun sama. Lewat surat-suratnya yang membahana, Belanda pun dibikin kagum atas fakta jika perempuan pribumi itu tidaklah bodoh. Kekaguman Belanda direalisasikan dengan aksi membukukan surat-surat Kartini. Akhirnya tercipta sebuah buku fenomenal berjudul Door Duisternis tot Litch atau Habis Gelap Terbitlah Terang.
Tak hanya itu, apresiasi kekaguman Belanda juga dibuktikan dengan diabadikannya nama Kartini sebagai nama jalan. Bahkan tidak hanya satu, ada empat. Masing-masing ada di kota Utrecht, Haarlem, Amsterdam, dan Venlo.
4. Mohammad Hatta, Pembebas Indonesia yang Abadi di Belanda
Jika ada tokoh Indonesia yang paling tidak disukai Belanda, itu harusnya adalah Soekarno dan Hatta. Bagaimana tidak, berkat langkah cerdik dua tokoh ini dan dibantu rakyat, Indonesia akhirnya memproklamirkan kemerdekaan. Alhasil, Belanda seperti kecolongan sebuah rampasan besar.
Meskipun begitu, bukan berarti Belanda tak kagum dengan dua sosok itu. Pemerintah sana nyatanya menaruh apresiasi besar. Bahkan nama Hatta sampai dijadikan sebuah jalan yang ada di kota Harleem.
5. Sutan Sjahrir, Pejuang Indonesia yang Dihormati Belanda
Sjahrir dianggap sebagai salah satu ujung tombak Indonesia di masa perjuangan. Ia adalah perdana menteri yang akan selalu jadi terdepan dalam hal-hal diplomasi, termasuk ketika menghadapi Belanda di pentas politik Internasional. Lagi-lagi, meskipun harusnya tokoh ini dibenci pemerintah Belanda, namun kenyataannya tidak demikian.
Ya, Sutan Sjahrir juga abadi sebagai nama jalan di Belanda. Tak hanya satu, tapi ada tiga. Masing-masing berada di kota Leiden, Gouda dan Haarlem. Di Harleem Jalan Sutan Sjahrir berdekatan dengan Jalan Mohammad Hatta.
Mungkin aneh kesannya, penjajah kok bikin nama jalan dari pahlawan negara yang dijajahnya. Tapi, ini jadi bukti jika kekaguman mereka tidak memandang hal tersebut. Ini nama jalan lho, abadi sepanjang masa. Tentu pemerintah sana tak asal pasang nama, kecuali tanpa sebab khusus. Nah, jika orang sana yang pernah menjajah saja kagum dengan para pahlawan kita, maka kita harusnya bisa mengapresiasi para pejuang dengan lebih lagi.