Teori ini diperkuat oleh fakta yang terjadi tahun 1798. Kala itu Napoleon Bonaparte beserta pasukannya menyeberangi teluk Suez. Lokasi itu berdekatan dengan Laut Merah, yang jauh hari sebelumnya pernah dilewati Nabi Musa.
Tanpa ragu, sang jenderal bersama para prajuritnya yang kebetulan mengendarai kuda, lalu menyeberangi tempat tersebut. Ketika hampir sampai di seberang, tiba-tiba air laut menjadi pasang. Jika mereka tak memacu kudanya, bisa saja pasangnya air laut yang tiba-tiba tersebut menenggelamkan ia bersama para prajuritnya.
Lagipula, Musa memang tinggal di dekat lokasi tersebut dalam waktu yang sangat lama. Ia paham bagaimana aktivitas yang terjadi di sana ketika Laut Merah tengah pasang maupun surut. Ia mungkin sudah mempelajari segala gejala langit dan ilmu untuk memperkirakan kapan air laut akan pasang dan surut.
Lain halnya dengan Firaun yang tinggal di sepanjang Sungai Nil yang terhubung dengan Laut Tengah yang relatif tenang. Mereka pasti tak tahu perihal siklus pasang surut Laut Merah dan tentunya rencana Nabi Musa untuk memanfaatkan laut mematikan tersebut untuk melarikan diri darinya suatu saat nanti.
Itulah sepenggal teori dari ilmuwan terkenal yang menyatakan bahwa fenomena terbelahnya laut oleh Nabi Musa bukan keajaiban semata. Namun, ini hanya sebatas teori. Dan belum ada bukti kuat yang dapat membenarkannya. Entah percaya atau tidak, semuanya kembali lagi kepada kamu.