Bencana alam banjir bandang di bagian utara Sumatera tak hanya menimbulkan duka dan korban jiwa. Kali ini, kontroversi juga menyertai duka yang mengiringi masyarakat di sebagian Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Ketika warganya meminta pertolongan dan mengharapkan bantuan, sikap kontras justru ditunjukkan oleh Bupati Aceh Selatan Mirwan. Bukannya berjibaku dengan korban dan mencoba mengurai kusutnya permasalahan, ia malah dikabarkan berangkat umroh. Tentu saja kabar ini tak hanya bikin geram para korban, tetapi juga masyarakat di daerah lain, serta pemerintah Indonesia.
Izin sebelum kejadian bencana Aceh, ketahuan gara-gara media sosial
Berdasarkan keterangan dari Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA, Mirwan MS memang pernah mengajukan permohonan izin ke luar negeri yang ditujukan kepada Gubernur Aceh pada hari Senin, 24 November 2025, atau dua hari sebelum kejadian bencana alam. Ia menjelaskan bahwa kepergiannya dibubuhi dengan alasan ‘penting.’
Sepertinya, Mirwan memilih untuk tetap memenuhi izin yang sudah diserahkannya. Selang beberapa hari kemudian, keributan di media sosial terjadi usai muncul foto yang menunjukkan dirinya sedang berada di Tanah Suci.
Bukannya umroh, Mirwan harusnya hadir di tengah masyarakat
Kepala Pusat Penerangan(Kapuspen) Benny Irwan menyatakan bahwa dirinya menyayangkan kepergian Bupati Mirwan untuk keperluan umroh saat masyarakat sedang menghadapi bencana alam di Aceh Selatan. Padahal, daerah tersebut menjadi satu dari sekian banyak wilayah Provinsi Aceh yang terdampak bencana.
Benny mengingatkan bahwa kehadiran kepala-kepala daerah kepada rakyat yang terdampak bencana itu mutlak. Tapi sayangnya, Mirwan berangkat umroh tanpa ada izin Gubernur, maupun Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian, yang dikabarkan sudah menghubungi langsung untuk meminta klarifikasi dari sang Bupati.
Gubernur Muzakir Manaf sudah tolak permintaan izin umroh Mirwan
Selain memberangkatkan tim pemeriksaan terhadap Mirwan, Benny juga menjelaskan bahwa Gubernur Aceh Muzakir Manaf telah menolak izin perjalanan luar negeri yang diajukan Bupati Mirwan. Bukti dari dokumen penolakan tersebut tertuang dalam Surat Nomor 100.1.4.2/18413 tertanggal 28 November 2025.
Alasan penolakan cuti atau izin Mirwan karena Aceh dalam status tanggap darurat bencana hidrometeorologi. Ironisnya, status darurat tersebut ditetapkan sendiri oleh Bupati Mirwan untuk kawasan Kabupaten Aceh Selatan usai dihantam bencana.
Mualem marah besar
Mengetahui keteledoran Bupati Aceh Selatan tersebut, kabarnya Mualem (julukan Muzakir Manaf) marah besar. Ia menegaskan bahwa dirinya telah meneken penolakan permohonan izin tersebut.
Ia menyerahkan kasus ini langsung kepada Mendagri dengan harapan memberi sanksi untuk abainya Mirwan MS dalam menghadapi status tanggap darurat di daerahnya. Yang pasti, ia kembali menegaskan tidak pernah memberi izin, dan, apabila pihak Kemendagri memberi izin, ia pun tetap tidak akan mengizinkan.
Hantaman badai sanksi kepada Mirwan
Sikap ketidakpedulian Mirwan akhirnya mengundang kritik dan sanksi dari berbagai pihak terkait. Dari partai pengusungnya, Partai Gerindra, Mirwan diberhentikan sebagai Ketua DPC Gerindra Aceh Selatan melalui pesan tertulis, Jumat (5/12/2025). Sementara Ketua DPR, Puan Maharani menegaskan bahwa semua kepala daerah seharusnya berempati ketika wilayahnya sedang hancur lebur dan masyarakat berduka.
Selasa, (9/12/2025), Mirwan akhirnya muncul di publik melalui akun media sosial pribadinya. Ia meminta maaf kepada berbagai pihak yang merasa tercoreng dengan keteledorannya, khususnya Presiden Prabowo Subianto, serta seluruh masyarakat Indonesia dan Aceh, khususnya warga Aceh Selatan.
Dalam pesan tersebut, ia mengatakan bahwa dengan segala kerendahan hati menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan, keresahan, dan kekecewaan banyak pihak. Ia juga mengakui apa yang dilakukannya adalah salah dan berjanji kejadian serupa tidak terulang kembali.


