in

Di Balik Perselisihan, Inilah Darah Muslim yang Abdikan Diri untuk Timnas Israel

Bukan sebuah rahasia lagi apabila kaum muslim dengan negara Israel menyimpan sebuah dendam dan konflik. Kendati sebenarnya berseteru adalah wilayah Palestina dengan Negara Bintang Daud tersebut, namun timbulnya korban jiwa dan peperangan telah menggerakkan kaum muslim dunia untuk melakukan gencatan senjata. Hal yang juga akhirnya menjadikan hubungan dua kepercayaan tersebut tidak pernah akur.Seperti tidak terpengaruh hal tersebut, beberapa punggawa Islam kini ada yang abdikan untuk Timnas mereka.

Tanah kelahiran dan keinginan bermain di level internasional membuat mereka mengesampingkan urusan tersebut. Kondisi yang bisa dibilang baik, lantaran mampu berdamai untuk bermain bola bersama dan membela negara. Respek tinggi juga kerap ditunjukkan oleh kaum mayoritas dengan memberikan kelonggaran beribadah, juga menghargai pemain berbeda agama itu. Lantas siapa sajakah pemain muslim yang berlaga di Timnas Bintang Daud tersebut? Simak ulasannya sebagai berikut ini.

Abbas Suan darah muslim yang jadi tonggak kebangkitan Israel

Abbas Suan bersama rekan [Sumber Gambar]
Bagi pencinta bola tanah air, nama Abbas Suan pastinya masih asing di telinga. Namun berbeda apabila untuk pendukung Timnas Israel. Pemain satu amatlah dikenal dan dikenang berkat beberapa golnya. Bahkan dirinya disebut-sebut oleh media sana sebagai seorang yang menjadi tongkat kebangkitan Timnas identik kostum putih tersebut. Prestasi yang tergolong istimewa, pasalnya dirinya adalah seorang yang memiliki kepercayaan islam. Agama yang kerap berkonflik dengan negara Bintang Daud tersebut. Menurut penelusuran penulis, pemain ini sudah membela Israel sebanyak 12 kali dengan beberapa kali sukses cetak gol penting untuk Timnas.

Muslim taat, Beram Kayal terus ukir prestasi untuk Israel

Beram Kayal berdoa [Sumber Gambar]
Selain nama tadi, Baram Kayal juga menjadi salah satu pesepakbola muslim yang memperkuat Timnas Israel. Terlahir di negara tersebut, dengan bakat olah bola bagus, membuatnya akhirnya terpilih membela panji Negara Bintang Daud tersebut. Debutnya catatkan kala Kualifikasi Euro 2012, dengan mampu sumbang satu gol dengan bantu Israel menang atas Latvia. Sampai sekarang dirinya telah memainkan 26 pertandingan resmi bersama Timnas negara tersebut. Kendati menjadi seorang minoritas, namun dirinya mengaku apabila selalu menjalankan perintah agama islam tanpa sebuah tekanan. Hal ini lantaran toleransi besar para punggawanya.

Legenda Timnas Israel Walid Badir, sukses catatakan 74 pertandingan

Walid Badir bersama Timnas [Sumber Gambar]
Mungkin saat ini Walid Badir sudah tidak lagi memainkan laga bersama Timnas Israel. Namun dari dua nama tadi pencapaiannya pria satu bisa dibilang sedikit lebih bagus. Dilansir laman Indosport, Walid Badir catatkan 74 pertandingan dengan sukses membobol gawang lawan untuk negaranya sebanyak 12 kali. Selain itu juga ia juga sukses merebut gelar juara sebanyak lima kali saat berlaga di kompetisi sepak bola Israel. Bermain bersama Hapoel Tel Aviv, dirinya juga sukses sumbangkan 24 gol. Setelah pensiun, kini Walid Badir beralih sebagai seorang juru taktik di kompetisi Israel.

Bibras Natkho muslim yang pimpin Timnas Israel di ajang Internasional

Aksi kapten Bibbras bersama Israel [Sumber Gambar]
Mengaku menjalankan mandat sang ayah, pemain berdarah muslim akhirnya menjadi kapten Timnas Israel. Berbekal kemampuan bagus di klub dan selalu bermain reguler di setiap pertandingan Timnas Israel, membuat Natcho kini menjadi pemimpin untuk pasukan Bintang Daud Tersebut. Selain itu kedewasaannya dan keahlian mengontrol emosi disebut-sebut juga jadi alasan kenapa ban kapten berada di lengannya. Kondisi ini juga menjadikan ia sebagai kapten muslim pertama yang akan memimpin punggawa Israel. Selama berita ini dituliskan dirinya telah bermain sebanyak 35 kali.

Beberapa pemain ini adalah bukti bagaimana sepak bola kini bukan hanya olahraga yang mengadu 11 lawan 11 untuk mencari kemenangan. Lebih dari itu juga menjadi alat pemersatu paling ampuh. Disini semua suku, ras, budaya, dan kepercayaan ditinggalkan untuk dilebur dengan bermain atau mengolah bola bersama.

Written by Galih

Galih R Prasetyo,Lahir di Kediri, Anak pertama dari dua bersaudara. Bergabung dengan Boombastis.com pada tahun 2017,Merupakan salah satu Penulis Konten di sana. Lulusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang. Awalnya ingin menjadi pemain Sepak Bola tapi waktu dan ruang justru mengantarkan Ke Profesinya sekarang. Mencintai sepak
bola dan semua isinya. Tukang analisis Receh dari pergolakan masyarakat Indonesia.

Leave a Reply

5 Hal Aneh yang Pernah Ditemukan di Luar Angkasa, Percaya atau Tidak?

Meski Telah Usai, Inilah 5 Sisi Unik dari Event Jakarta Great Online Sale 2018