Setiap menjelang akhir tahun, utamanya jelang perayaan Natal. sosial media pati riuh dengan isu toleransi. Mulai dari ucapan dan atribut Natal, hingga situasi keamanan yang diperketat. Fasilitas keamanan untuk perayaan seperti ini bukan beru sekarang. Hal tersebut sudah ada sejak zaman khalifah Umar bin Khattab, sang khalifah yang pernah memerintahkan khusus kepada umat muslim untuk menjaga gereja yang ada di Yerussalem.
Indonesia adalah negara yang penduduk Kristennya menempati urutan kedua setelah pemeluk Islam. Sejak peristiwa teror bom saat Natal beberapa tahun silam, jelang tanggal 25 gereja akan mendapat perhatian khusus dari segi keamanan oleh Barisan Ansor Serbaguna (Banser) bersama polisi. Kali ini Boombastis akan ajak kalian menelusuri lebih dalam tentang sosok-sosok mereka yang ikut menjaga ketenangan perayaan Natal di berbagai belahan dunia, sekalipun nyawa jadi taruhannya.
Bang Roni sapaan akrabnya, dia adalah salah seorang anggota Banser (Barisan serbaguna GP Ansor) yang setiap tahun menjaga keamanan salah satu gereja di Jakarta saat Natal tiba. Pekerjaan itu sudah dilakoninya selama hampir satu dekade, terhitung dari 2008. Bang Roni bilang kalau ikut menjadi anggota banser merupakan kehendak hatinya, tanpa ada paksaan dari orang lain.
Kendati dirinya sendiri adalah muslim, selain keselamatan diri, anggapan miring tentang apa yang dilakukannya menjadi tantangan sendiri. Apalagi datangnya bisa jadi dari sesama muslim. Terhadap semua hinaan yang dilontarkan padanya, Warsoni tidak pernah serius menanggapi. “Yah, biasa orang-orang radikal, ada yang bilang saya ini penjaga pendeta lah, saya sudah kenyang dengan semua itu” ucapnya.
Mungkin kita harus belajar dari kisah Riyanto, salah satu Banser yang meninggal karena bom demi selamatkan ratusan nyawa umat kristiani. Kejadian yang berakhir pilu ini terjadi di malam Natal tahun 2000, saat Riyanto bertugas mengamankan kebaktian di gereja Eben Haezer, Mojokerto. Namun, naasnya saat ingin membuang barang yang mencurigakan ke gorong-gorong, Riyanto sudah terlebih dahulu terkena ledakan dan meninggal dunia.
Sosok heroik Riyanto sempat menjadi viral dan melekat di ingatan banyak orang. Karena rasa simpatik, namanya diabadikan dalam sebuah jalan Riyanto yang tidak jauh dari gereja Eben Haezer. Kisah Riyanto ini juga diabadikan dalam sebuah film karya sineas terkenal Hanung Bramantyo, bertajuk ‘Tanda Tanya’.
Kejadian yang 17 tahun lalu pernah terjadi pada Riyanto cukuplah menjadi pelajaran untuk semua petugas keamanan di seluruh Indonesia, termasuk daerah Jawa Timur. Menjelang Natal tahun ini, bukan hanya menugaskan banser untuk bekerja mengawasi gereja pada malam natal saja, Kapolres Tanjung Perak AKBP Takdir Mattanete terlibat langsung dalam kegiatan sterilisasi gereja Santo Mikail, Surabaya.
Puluhan aparat dari Brimob dan Sabhara Polres Pelabuhan Tanjung Perak dikerahkan untuk mengecek dan mensterilisasikan gereja, tak hanya yang banyak jemaatnya saja,tetapi juga 53 gereja yang ada di sekitar wilayah Tanjung Perak. Lebih rincinya, Takdir juga menjelaskan bahwa tepat saat perayaan natal nanti, dari pihak kepolisian akan berjaga 1×24 jam.
Kebiasaan umat muslim menjaga ketenangan beribadah umat kristiani saat natal sudah menjadi tradisi, bahkan hal itu juga disampaikan oleh Gus Dur dan Habib Luthfi Yahya. Hal itu juga yang menjadi tonggak pegangan mantan Panglima TNI Jendal Gatot Nurmantyo dalam upaya menjaga keberagaman.
Jendral Gatot menyampaikan ajakannya kepada seluruh santri untuk turut memberikan rasa aman bagi kristiani pada saat Natal. “Mari umat Islam dan santri yang hadir di sini mewujudkan persatuan bangsa dengan menjaga gereja-gereja dan memberikan rasa aman,” ujarnya.
Pemandangan 24 Desember 2017 tadi malam mungkin menjadi salah satu wajah damai di ibukota. Saat umat beragama tengah melakukan ibadah jelang Natal, umat beragama yang lain ikut serta mendukung ketenangan dan keamanan. Tidak hanya di Gereja Katedral, tapi juga di sejumlah gereja.
Sekitar 50 orang banser berseragam diturunkan. Nampak salah seorang di antaranya adalah seorang wanita berjilbab. Ini memang merupakan pemandangan yang wajar dan biasa, namun jadi terasa istimewa karena pengabdian saudara-saudari ini untuk membantu pengamanan tanpa membeda-bedakan.
Ya, masalah keamanan dan kerukunan beragama ini juga terjadi di sejumlah negara lain. 2013 lalu, saat Mesir sedang dalam masa kelam, demonstrasi dan kerusuhan dimana-mana, nyawa berjatuhan, tapi toleransi di negeri Spinx ini tetap hidup.
Buktinya, kerukunan umat beragama masih sangat terjaga, ditengah konflik yang memanas, umat muslim rela menjadi benteng penjaga saudara Kristen Koptik saat mereka beribadah di gereja, termasuk saat Natal. Para muslim membentuk barisan di depan gereja untuk menghalau segala jenis kerusuhan yang bisa menyerang dan masuk ke dalam gereja.
Pagi ini, Presiden Jokowi mengucapkan selamat merayakan Natal. Keragaman umat beragama di Indonesia adalah rahmat bagi kita semua. Dalam perayaan ini juga ada saudara-saudara kita yang bertugas demi terciptanya keamanan, kemanusiaan dan perdamaian. Jadi, tidak ada salahnya kita dukung mereka, bukan?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…