Lucu

Mengenal Hard Bass, Musik Rusia yang Mirip dengan Dangdut Koplo

Dalam kehidupan kita tentu tak bisa dilepaskan dari musik. Ada banyak sekali genre yang bisa didengar dari berbagai negara. Di Indonesia sendiri, kita punya musik dangdut yang punya irama khas melayu dan mendayu-dayu. Uniknya, di Rusia ada musik serupa yang terdengar seperti dangdut koplo, namanya Hard Bass.

Kelahiran Hard Bass ini sendiri muncul dari ide yang tak terduga. Dalam penampilannya pun, orang yang joged dan menikmati musik kerap memakai penutup muka (masker). Muncul pertama kali pada tahun 2000-an di wilayah St. Petersburg, beginilah Hard Bass ditampilkan sebagai hiburan di negara Beruang Merah.

Hard Bass yang bermula dari lelucon yang kebablasan

Belakangan ini, ada banyak fenomena tak terduga yang tiba-tiba viral dan diikuti oleh banyak orang dai seluruh penjuru dunia. Hard Bass juga lahir dari tren lelucon kebablasan yang kemudian menjadi populer. Jika ditelusuri dari akarnya, musik ini berakar dari pumping house, yaitu genre musik techno dari Barat dengan tempo yang cepat dan bagian bas berirama (Klubbheads adalah contoh bagus untuk jenis musik pumping house).

Ilustrasi musik Rave [Sumber gambar]
Orang yang pertama kali mempopulerkannya adalah para gonpik (kelompok yang digambarkan menduduki kasta bawah Rusia yang pekerjaan sehari-harinya hanya mabuk, berlaku kriminal, dan hobi mengenakan jaket olahraga. Apa yang mereka lakukan tak lain adalah ejekan terhadap orang-orang yang senang menghadiri pesta ‘rave’ dansa dengan musik bertempo cepat.

Viral dan kemudian meluas ke berbagai penjuru Rusia

Seperti yang sudah Sahabat ketahui, jika pada awalnya Hard Bass hanya ejekan terhadap orang yang suka berpesta rave. Pada 2009, sekelompok pria menari dengan diikuti musik Hard Bass. Video tak jelas tersebut kemudi diunggah ke VKontakte—media sosial buatan Rusia dan mendapat banyak respons baik dari netizen.

Joged Hard Bass [Sumber gambar]
Setahun berselang, kepopuleran Hard Bass dan tariannya semakin mendunia. Orang-orang yang ada di Ukraina, Spanyol, Cile, bahkan Prancis mendengarkan musik yang sama lengkap dengan tariannya. Fenomena ini bisa dijumpai di berbagai tempat umum maupun ruang kelas.

Busana yang digunakan saat berjoged Hard Bass

Karena pada awalnya Hard Bass ini dipopulerkan oleh para gonpik (preman jalanan) maka outfit yang mereka kenakan juga seadanya. Hal ini ternyata berpengaruh terhadap Hard Bass setelahnya. Para pria –kadang juga perempuan– berjoged menggunakan tracksuit, sementara wajah mereka disembunyikan di balik topeng atau balaclava (masker ninja).

Mereka berkumpul melingkar mengikuti irama musik yang keras dan cepat. Gaya berjogednya pun absurd dan tak beraturan, sebagian mereka hanya menjogetkan jempol maupun jari kelingking, dan menggerakkan kaki (pump dance).

Dijadikan ajang untuk protes terhadap pemerintah

Tak sebatas dijadikan sebagai hiburan saja, Hard Bass ternyata juga dijadikan media untuk memprotes pemerintah. Seperti dilansir dari tirto.id, di Ceko misalnya, Hard Bass dijadikan sebagai alat untuk memprotes pemerintah yang dianggap menyebabkan krisis ekonomi. Kelompok sayap kanan di Belgia, yang menjadikan Hard Bass sebagai alat protes karena telah menjual babi di supermarket dan kantin sekolah.

Pump Dance [Sumber gambar]
Tak hanya sebatas dua negara tersebut, Cile juga menggunakan Hard Bass untuk menentang privatisasi pemerintah terhadap sektor pendidikan. Kendati demikian, tetap saja Hard Bass bukanlah tentang politik. Musik ini membantu Rusia untuk menarik perhatian dari Barat meski dengan cara yang aneh seperti dilansir dari id.rbth.com.

BACA JUGA: Via Vallen Ubah Lagu Blackpink Jadi Dangdut Koplo, Keren yang Mana Ya?

Jadi, jauh sebelum goyangan Keke Challenge atau Gangnam Style dance, Hard Bass pernah tenar dan ditiru oleh semua orang di berbagai penjuru dunia. Jika didengar lebih detail lagi, alunan musiknya memang sangat mirip dengan dangdut versi koplo yang akrab di telinga kita bukan?

Share
Published by
Ayu

Recent Posts

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

3 weeks ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

4 weeks ago